Sedulur Papat Limo Pancer mengajar bahasa Jawa manusia untuk mengenali dan mengendalikan nafsu atau emosinya dalam kehidupan sehari-hari. Sedulur Papat mewakili empat nafsu atau emosi yang dimiliki manusia yang meliputi amarah (nafsu marah), lawwamah (rakus/rakus), supiah (nafsu), dan mutmainnah (malas nafsu).
Sementara itu, Limo Pancer adalah manusia yang memiliki kesadaran untuk mengenal dan mengelola Sedulur Papat. Jika manusia dapat mengenali dan mengelola Sedulur Papat, maka manusia akan mampu menguasai dan memanfaatkan Sedulur Papatnya untuk kebaikan dan mencapai keharmonisan kehidupan, terutama dalam mengambil keputusan dan menghadapi masalah.Â
Kajian tentang Sedulur Papat Limo Pancer selama ini hanya sebatas kajian seni, pendidikan. kecerdasan spiritual, etnografi. filosofi Sedulur Papat  Limo Pancer merupakan pedoman bagi masyarakat Jawa dalam mengenali dan mengelola emosi.
Maka dari itu, pada pembahasan materi kali ini, bertujuan untuk membahas Sedulur Papat Limo Pancer sebagai konsep kecerdasan emosional yang dimiliki oleh masyarakat Jawa. Semoga artikel ini dapat digunakan untuk memahami konsep kecerdasan emosional yang terkandung dalam Sedulur Papat Limo Pancer dimiliki oleh masyarakat Jawa.
Sedulur Papat Limo Pancer merupakan salah satu pedoman hidup di dunia untuk Orang Jawa (Ibda, 2019). Sedulur Papat Limo Pancer ditulis pada bait 41 dan 42 Suluk Kidung Kawedar karya Sunan Kalijaga pada abad 15-16. Suara bait adalah sebagai berikut:
Ana kidung akadang premati
Among tuwuh ing kuwasanira
Nganakaken saciptane
Kakang kawah puniku
Kang rumeksa ing awak mami
Anekakaken sedya