Mohon tunggu...
Harry Anjani
Harry Anjani Mohon Tunggu... Model - Stylist

Banyak bergaya setiap hari. Hari-hari penuh gaya~

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

"Lagi Enak-enak Nganggur Malah Didaftarkan Anggota KPPS"

4 Januari 2024   15:28 Diperbarui: 4 Januari 2024   16:04 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada orang yang pingin saja saat pemilu cukup datang ke tempat pemungutan suara (TPS), nyoblos, celup jari ke tinta, lalu dapat promo ini-itu. Ada.

Ada orang yang masih bingung memilih ketika nanti pemilu dan menentukan langsung pilihannya di TPS karena melihat nama-nama para calon. Nyonlos, lalu pulang. Ada.

Ada orang yang memang ingin jadi pengurus dan jadi anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Entah apa motivasinya, tapi  nyatanya mereka memang dengan sadar dan tanpa paksaan bersedia. Ada.

Ada orang yang ingin jadi Pengawas Tempat Pemungutan Suara (PTPS), tapi tidak sedikit gak kesampean karena gak tahu mesti ke mana daftarnya. Ada.

Ada juga yang ingin jadi saksi tiap partai yang berkeliling tiap TPS untuk mengawasi jalannya pemunguntan suara agar tidak terjadi kecurangan. Ada.

Ada lagi yang lain gak, sih?

Tapi, aku punya satu yang unik: ada yang lagi enak-enakan nganggur malah didaftarkan jadi anggota KPPS. Ada!

Fenomena ini menarik untuk dibahas karena sempat pada satu daerah di Indonesia ternyata "kesulitan" mendapat orang-orang yang jadi petugas KPPS.

Boro-boro ada mau, wong yang daftar aja gak ada. Kemudian muncul pertanyaan: kenapa?

Padahal untuk jadi petugas KPPS itu cukup daftar dan terverifikasi kok. Terus ketika itu semua selesai dan lolos nanti juga dikasih gaji, meningkat malah.

Nah, ini orang-orang yang lagi nganggur ternyata "didaftar" jadi anggota KPPS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun