Aku pernah datang ke hatimu, sekali waktu, dengan harapan yang tidak perlu: berpikir kamu akan jadi tempat parkirku yang tak perlu ditagih berapa lama waktuku berhenti, menginap, dan menetap.
Tidak. Ternyata tidak seperti itu. Kutaruh semua di tempat itu, lalu pergi dengan perasaan yang tak menentu: sakit dan sulit.
***
Aku tidak pernah mempermasalahkan parkir. Bayar atau tidak, sama saja. Aku datang, menaruh kendaraanku, menyelesaikan urusanku, lalu pergi.
Hubunganku dengan tukang parkir pun selalu baik-baik saja. Aku kenal beberapa --meski kutak tahu siapa namanya.
Lalu, ada yang mempersoalkan: tukang parkir datang hanya untuk meminta uang, tetapi tidak pernah membantu. Maksudku, bantuan seperti apa yang kamu inginkan?
Berharap tukang parkir yang mengeluarkan kendaraanmu seperti layaknya tamu hotel bingtang-5? Tidak! Siapa kamu dan apa kendaraanmu? Pun di mana kamu parkir?
Baru setelah itu kamu kesal: ada uang yang mesti kamu keluarkan dan kamu kepikiran malah tidak ikhlas.
Tuhan!
Anggaplah itu tempat yang tidak diperuntukan untuk parkir. Tetapi, pada akhirnya kamu memarikirkan kendaraanmu di situ.