Mohon tunggu...
Harry Cahya
Harry Cahya Mohon Tunggu... Konsultan - Saya adalah seorang yang senang berbagi pengalaman & visi.\r\nMelihat kehidupan sebagai anugrah yang harus disyukuri, sekaligus tantangan yang harus dihadapi.\r\nMisi ku adalah menjadi saluran berkat Tuhan bagi orang lain. Pandanganku tentang kehidupan kutulis dalam buku \"Quantum Asset\" (terbit 2008)

Saya adalah seorang yang senang berbagi pengalaman & visi.\r\nMelihat kehidupan sebagai anugrah yang harus disyukuri, sekaligus tantangan yang harus dihadapi.\r\nMisi ku adalah menjadi saluran berkat Tuhan bagi orang lain. Pandanganku tentang kehidupan kutulis dalam buku \"Quantum Asset\" (terbit 2008)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pelaksanaan Pancasila di Tengah Wabah

25 Maret 2020   18:00 Diperbarui: 25 Maret 2020   18:01 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila, sebagai jiwa, kepribadian, pandangan hidup, dasar dari platform cara hidup bersama sebagai satu bangsa adalah keniscayaan realitas dalam menghadapi problem besar bangsa saat ini. Jiwa, semangat dasar dan platform cara pandang yang tercermin setidaknya dalam "GOTONG ROYONG" dan BHINNEKA TUNGGAL IKA TAN HANA DHARMA MANGRWA" pastilah siap untuk diimplementasikan, dengan satu syarat yaitu kita semua menerika fasafah dan mind set tersebut secara tulus. Pancasila bukan hanya narasi atau makalah yang setiap saat indah diwacanakan dan diperdebatkan dalam berbagai forum seminar atau penataran. Pancasila hari ini adalah kesadaran dinamis bahwa kita dapat menghadapi bencana nasional covid.19 dengan kesatu paduan solidaritas. Dengan ketulusan dalam track dan area yang sama yaitu platform cara hidup dan cara berfikir yang sama dalam falsafah dan nilai Pancasila.

Ekonomi nasional dan global akan stagnan (baca: untuk tidak mengatakan ambruk) sejak hari ini ke depan setidaknya selama tahun 2020. Termasuk dalam derivatifnya ekonomi adalah ketersediaan sarana dan prasarana dasar mempertahankan kehidupan yaitu Pangan dengan distribusinya, Energi, Air dan tentu saja obat-obatan.  Jika mengacu pada hukum ekonomi maka berdasarkan "rising demand" masker hari ini harganya bisa mencapai 145 ribu per buah untuk kualitas super N.95.  Empon-empon terutama Jahe, sereh, temulawak dan kunyit sudah sulit ditemukan di pasar tradisionil. Apakah hal ini akan didekati dengan model "operasi pasar" atau pendekatan Gotong Royong, dengan menyimpan sekedar cukup dan ketika kita rela berbagi justru akan bertambah energi bahagianya.

Bisnis valuta asing apakah relevan memanfaatkan situasi, sehingga nilai dolar terus meninggi.   Berbagi data melalui jaringan wifi pribadi hingga tetangga kiri kanan yang kurang mampu bisa memanfaatkan untuk bekerja dan belajar di rumah barangkali lebih relevan.  Pada giliranya kita bisa mengatakan hal sederhana, menjiwakan Pancasila senada dengan best practice untuk hidup dalam 3.BER.  yaitu : 1.BER.SYUKUR.  2. BERPIKIR POSITIF DAN 3. BERBAGI.

BEST PRACTICE PANCASILA

1.            BERSYUKUR ,

Apapun kondisi kita hari ini, pilihlah untuk merasa bersyukur. Anda beruntung pada posisi saat ini. Hati yang bersyukur akan memberikan efek bahagia, dan kebahagiaan akan memberikan efek bertambah kuatnya pertahanan diri kita (Imunitas )

2.            BERPIKIR POSITIF

Segala sesuatu yang ada disekitar kita memang bisa kita keluhkan, memang bisa kia kritisi hingga menjadi polemik berkepanjangan, pertanyaannya apakah itu menjadikan kita lebih merasa damai, baik dan sehat. Bagaimana kalau kita ubah pilihan kita, untuk berhenti mengeluh dan mulai memberikan apresiasi kepada siapapun yang sedang dalam upaya upaya restorasi. Termasuk apresiasi istimewa kepada para pahlawan tenaga medis dan seluruh garda gugus tugas di bawah  kendali BNPB dalam melawan penyebaran virus beserta akibatnya.

Melihat kekurangan orang lain adalah panggilan untuk kita memberikan kontribusi sumbang aneka dan tindakan sehingga kita tak lagi melihat kekurangan dalam konteks kebersamaan.

3.            BERBAGI

Bumi dalam dunia ini mampu menghasilkan seluruh kebutuhan pangan, energi dan air lebih dari cukup  yang dibutuhkan, apalagi yang ada di bumi Nusantara, namun akan menjadi sangat kurang ketika sebagian  warga bangsa kalut dalam kompetisi keserakahan, serta masuk dalam syahwat ketamakan yang tak tersadari. Lihatlah kepemilikan sumber daya ruang, lihatlah berapa jumlah orang kaya di Indonesia dalam jajaran dunia. Paltform cara berbagi sebenarnya telah dirumuskan dalam pasal 33 UUD 1945, sebagai penjabaran langsung dari Sila ke 5 " Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia"  narasi ini sudah berulang kali kita baca dan dengar, saatnya sekarang merumuskan keterukuran cara berbagi bagi warga bangsa di saat momentum menghadapi wabah covid.19. kegilaan ide ini sampai kepada gagasan  yaitu " Private Social Responsibility" (PSR)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun