Mohon tunggu...
Harry Sumartin
Harry Sumartin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Biologi Universitas Andalas

S1 Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kunang-Kunang yang Kini Remang-Remang

28 Desember 2021   20:38 Diperbarui: 28 Desember 2021   21:04 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di suatu malam di desa kecil di pinggir hutan, muncullah cahaya kuning berkedip-kedip mencuat dari ujung rerumputan. Di pinggir kolam cahaya-cahaya itu beterbangan. Di persawahan seolah-olah seperti bintang-bintang bertaburan. Dari perkuburan seakan-akan kuku orang mati menyeruak dari nisan berkelap-kelip. Tapi apakah cahaya-cahaya kecil itu? Apakah benar mereka adalah kuku-kuku orang yang sudah mati?

Cahaya-cahaya itu berasal dari hewan kecil yang kita kenal sebagai kunang-kunang. Kunang-kunang merupakan kelompok serangga yang berada dalam ordo coleoptera (kumbang-kumbangan) dalam family lampirydae. Kunang-kunang dapat ditemukan di semua benua di dunia kecuali di Antartika. Dalam bahasa Inggris kunang-kunang  disebut  dengan istilah Firefly atau Lightning bug atau Glowworms. Tapi sebenarnya mereka bukanlah lalat (fly), ataupun cacing (worm). Kunang-kunang umumnya adalah serangga karnivora, tetapi beberapa spesies kuang-kunang juga dilaporkan dapat memakan tumbuhan. Di seluruh dunia, terdapat lebih dari 2.000 spesies kunang-kunang.

Banyak mitos berkembang di masyarakat  mengenai kunang-kunang. Kunang-kunang sering diidentikkan dengan kukunya orang yang sudah mati. Kunang-kunang juga dipandang sebagai binatang yang menakutkan. Di masayarakat pun beredar rumor, jika melihat kunang-kunang, maka tangan ditaruh di telinga agar kunang-kunang tidak masuk ke telinga dan menyebabkan kematian. Namun, sebenarnya kunang-kunang adalah hewan yang sangat menakjubkan. Ia dapat menerangi malam kita, membawa rasa takjub dan misteri dalam perasaan kita saat kita melihatnya. Di luar negri, keindahan mereka dinikmati dan dicari-cari oleh para penikmat keindahan.

Sayangnya, pada saat ini kunang-kunang sangat sulit ditemukan, seakan-akan mereka menghilang dari berbagai belahan dunia ini. Banyak diantara orang-orang saat ini yang hanya pernah mendengar namanya saja, tetapi tidak pernah melihat kunang-kunang secara langsung. Mengapa mereka sangat sulit ditemukan saat ini? Kemanakah mereka menghilang?

Penyebab utama meghilangnya kunang-kunang adalah perubahan dan kerusakan habitat. Kunang-kunang merupakan serangga yang sangat peka dengan perubahan lingkungan sehingga kunang-kunang merupakan salah satu bioindikator terhadap lingkungan yang bersih dan belum menngalami kerusakan. Kunang-kunang hanya bisa hidup dikawasan yang lembap dan berada dekat dengan sumber air, sehingga keberadaan kunang-kunang dapat menunjukkan keberadaan sumber air di dekatnya.

Perubahan dan kerusakan habitat kunang-kunang merupakan ancaman terbesar yang dihadapi serangga ini. Tidak hanya bagi kunang-kunang saja, kerusakan habitat merupakan ancaman bagi seluruh makhluk hidup di bumi.  Sebagian besar kerusakan habitat ini disebabkan oleh ulah tangan manusia. Pembangunan pemukiman, alihfungsi lahan, polusi air merupakan beberapa contoh kerusakan lingkungan yang paling mengancam keberadaan kunang-kunang.

Penyebab selanjutnya yaitu adanya polusi cahaya. Polusi cahaya memiliki peran sebagai faktor utama musnahnya kunang-kunang di seluruh dunia. Kunang-kunang jantan dan betina menggunakan pendaran cahaya untuk berkomunikasi satu sama lain. Pendaran cahaya ini memiliki pola pendaran tertentu untuk menarik pasangan, ataupun memperingatkan kunang-kunang lain akan bahaya yang mengancam. 

Polusi cahaya dapat mengganggu pola pendaran kunang-kunang. Para ilmuan telah mengamati bahwa pola pendaran cahaya kunang-kunang menjadi tidak selaras setelah melihat pendaran cahaya lain yang dihasilkan manusia. Cahaya kendaraan, lampu rumah, lampu jalan, bahkan kembang api dapat membuat kunang-kunang kebingungan. Alhasil perilaku kunang-kunang akan berubah dan keberhasilan mereka menemukan pasangan dan menghasilkan keturunan akan menurun dan berakibat menurunnya populasi kunang-kunang.

Penggunaan pestisida di lahan pertanian juga merupakan ancaman terbesar bagi kebanyakan serangga di dunia, termasuk bagi kunang-kunang. Jenis pestisida yang paling berpengaruh terhadap kunang-kunang adalah Insektisida karena insektisida memang dirancang untuk membunuh serangga termasuk kelompok kumbang-kumbangan seperti kunang-kunang. Selain berakibat secara langsung kepada kunang-kunang, penggunaan pestisida juga menyebabkan penurunan populasi mangsa yang sangat disukai kunang-kunang seperti serangga lain, cacing tanah, atau bekicot.

Perubahan iklim juga mengambil memberikan dampak pada keberadaan kunang-kunang. Perubahan iklim dapat menyebabkan perubahan kondisi dan faktor lingkungan di sekitar tempat tinggal kunang-kunang. Perubahan iklim dapat mempengaruhi kunang-kunang secara langsung seperti hilangnya habitat karena naiknya permukaan air, suhu udara berubah menyebabkan siklus hidup kunang-kunang menjadi kacau, atau seringnya terjadi badai petir yang dapat mengusir kunang-kunang. Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi kunang-kunang secara tidak langsung dengan mempengaruhi kehidupan dari mangsa kunang-kunang.

Spesies asing dari tempat yang jauh seringkali menjadi solusi bagi permasalahan hama pertanian bagi manusia. Beberapa jenis jamur atau hewan-hewan dari tempat yang jauh dapat membasmi hama pertanian yang merugikan. Tetapi, membawa spesies luar ke habitat baru haruslah dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Karena kadangkala, spesies asing tersebut dapat merusak tatanan kehidupan makhluk hidup di habitat baru mereka. 

Mereka akan dapat berkembangbiak dengan cepat dan membunuh makhluk hidup yang ada di lingkungan baru mereka. Hal ini juga dapat mengancam kehidupan kunang-kunang. Walaupun kunang-kunang merupakan hewan pemangsa, mereka juga merupakan mangsa bagi hewan atau jamur. Sering dilaporkan kejadian di seluruh dunia bahwa spesies jamur dan hewan asing dapat menurunkan populasi kunang-kunang di habitatnya. Ancaman semacam ini harus ditindaklanjuti secara cermat agar tidak terjadinya kepunahan bagi kunang-kunang.

Itulah berbagai penyebab berkurangnya kunang-kunang yang berada di alam. Berbagai faktor alam dan juga dampak kegiatan manusialah yang mengancam keberadaan dari hewan menakjubkan  ini. Mengusir mereka jauh dari peredaran manusia. Namun, mereka belum sepenuhnya punah. Mereka sedang bersembunyi di sudut belahan bumi ini menunggu kembalinya habitat mereka yang asri.

Penulis : Harry Sumartin dan Jefrial, Mahasiswa Biologi Universitas Andalas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun