Â
"Konsumsi daging babi paling tinggi tetap di Jabodetabek terutama di Jakarta. Ini yang memakan babi mengalahkan Singapura. Kebutuhan babi di Sumatera Utara rata-rata sekitar 60 ribu ekor pertahun, sementara di Jakarta bisa 120 ribu ekor pertahun. Ini menjadi masalah karena di daerah tersebut tidak ada babi.
Â
Setelah Jakarta, terdapat Jawa Timur, Bali dan Sulawesi Utara yang konsumsi daging babinya banyak. Uniknya, supply babi khusus Pulau Jawa tetap dari luar Jawa. Tidak dapat dipungkiri bahwa konsumsi daging babi masyarakat Indonesia cukup tinggi, hanya saja kini terkendala oleh outbreak ASF.
Â
Dari hasil survey diketahui seluruh bagian tubuh dari pada babi ternyata juga sangat bermanfaat. Mulai dari kuku, kulit, bulu, usus, jantung bahkan kotoran babipun juga bisa dimanfaatkan. Boleh dikata 99% lebih babi bermanfaat bagi kebutuhan manusia.
Â
Tidak kita sadari selana ini hampir seluruh produk yang kita pakai dan kita konsumsi sudah mengandung babi. Mengapa demikian? produk kosmetik yang kita pakai, produk farmasi yang kita konsumsi diantaranya ada kandungan babi, sikat gigi yang kita pakai setiap hari itu terbuat dari bulu babi. Tidak saja pada industri kosmetik dan farmasi, industri furniture, tekstil bahkan sampai komponen elektronik dan otomotif juga ada kandungan babi.
Â
Itulah sebabnya pemerintah dalam hal ini Kementrian Peternakan dan juga Kementrian Perindustrian ikut memfasilitasi dalam pengembangan industri peternakan babi. Sehingga dalam beberapa tahun terakhir ini populasi ternak babi di Indonesia tampak terus mengalami peningkatan. Dan pada gilirannya produksi daging babi di Indonesia setiap tahunnya juga terus mengalami peningkatan.
Â
Sebenarnya peningkatan konsumsi daging babi ini tidak saja didukung oleh meningkatnya permintaan dari hasil industri pengolahan makanan, seperti misalnya sosis, nugget, abon, bakso, burger dan masih banyak produk makanan lainnya, tetapi juga disebabkan karena adanya upacara-upacara adat yang sering dilakukan oleh daerah-daerah atau wilayah yang  beragama non muslim.Â
Â