Pada tahun 2023 lalu Pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan sebuah peraturan yang tertuang dalam PP PMK 48 2023. Tujuan dari SK Menteri tersebut antara lain adalah :
Â
Memberikan kepastian hukum, keadilan, kemudahan, dan kesederhanaan dalam pengenaan PPh dan/atau PPN atas penjualan/penyerahan emas perhiasan dsb.
Mengubah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017 tentang pemungutan PPh pasal 22 sehubungan dengan Pembayaran atas Penyerahan Barang dan Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di Bidang Lain sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan PMK Nomor 41/PMK.010/2022 yang berkaitan dengan penjualan emas batangan di dalam negeri.
Mengganti PMK Nomor 30/PMK.03/2014 tentang PPN atas Penyerahan Emas Perhiasan, karena belum dapat menampung perubahan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 9A ayat (1) huruf b UU PPN.
Â
Definisi
Emas Perhiasan, yakni perhiasan dalam bentuk apa pun yang bahannya sebagian atau seluruhnya dari emas, termasuk yang dilengkapi dengan batu permata dan/atau bahan lain yang melekat atau terkandung emas perhiasan dimaksud.
Pabrikan Emas Perhiasan, yakni pengusaha yang menghasilkan Emas Perhiasan dan melakukan kegiatan jual beli Emas Perhiasan dan/atau penyerahan jasa yang terkait dengan Emas Perhiasan.
Pedagang Emas Perhiasan, yaitu pengusaha yang melakukan kegiatan jual beli Emas Perhiasan dan/atau penyerahan jasa yang terkait dengan Emas Perhiasan (Distributor/grosir dan eceran).
Konsumen Akhir, yaitu pembeli barang dan/atau penerima jasa yang megonsumsi secara langsung barang dan/atau jasa yang dibeli atau diterima dan tidak menggunakan atau memanfaatkan barang dan/atau jasa yang dibeli atau diterima dimaksud untuk kegiatan usaha.
Dengan dikeluarkannya SK Menteri tersebut diharapkan industry perhiasan emas di Indonesia akan terus mengalami perkembangan dan kemajuan.
Â
Saat ini indfustri perhiasan emas yang merupakan industry hilirisasi emas, tampak mengalami perkembangan yang cukup pesat. Baik dilihat dari jumalh produsen, hasil produksi maupun hasil pemasaran baik pasar local ataupun pasar internasional.Â
Â
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat perkembangan ekspor industri perhiasan Indonesia hampir mencapai USD4 juta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah oleh Kemenperin, nilai ekspor barang perhiasan dan barang berharga Indonesia pada periode Januari hingga Agustus 2024 mencapai USD3,94 juta, mengalami peningkatan sebesar 15,98 persen secara kumulatif dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama 2023 yang sebesar USD3,4 juta.
Â
Industri perhiasan Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang, didorong oleh kekayaan budaya, keragaman sumber daya alam seperti emas, perak, dan batu mulia, serta kreativitas para perajin lokal. Sebagai negara yang kaya akan tradisi pembuatan perhiasan yang telah diwariskan dari generasi ke generasi, para perajin Indonesia mampu menghasilkan karya yang tidak hanya memukau di pasar lokal tetapi juga menarik perhatian pasar internasional.
Â
Dengan potensi tersebut, Kementerian Perindustrian terus aktif membawa pelaku industri perhiasan dalam negeri untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan berkelanjutan. Ini diwujudkan oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin yang turut berpartisipasi dalam pameran industri perhiasan berskala internasional, yaitu Surabaya International Jewellery Fair (SIJF) 2024, yang diselenggarakan pada 10-13 Oktober 2024.
Â
Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Reni Yanita, menyampaikan bahwa di tengah era globalisasi dan persaingan bisnis yang ketat, industri perhiasan dalam negeri mampu menunjukkan kinerja yang cemerlang. "Industri perhiasan tanah air memiliki peranan penting dalam peningkatan nilai ekspor Indonesia.Â
Â
Berdasarkan data dari Trademap.org, pada 2023, Indonesia menduduki peringkat ke-12 sebagai negara eksportir perhiasan ke dunia dengan pangsa pasar (market share) sebesar 2,4 persen, dengan tujuan pasar utama ke Amerika Serikat, India, Hong Kong, China, dan Swiss. "Peningkatan ini menunjukkan bahwa sektor industri perhiasan berpotensi untuk terus tumbuh dan berkembang di pasar internasional,
Â
Salah satu produsen perhiasan emas yang cukup berkembang saat ini adalah  UBS (Untung Bersama Sejahtera/UBS) Gold. Perusahaan yang berlokasi di Kenjeran, Surabaya ini merupakan produsen perhiasan emas terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ke-5 di dunia. Produk ekspor yang jadi andalan UBS meliputi emas perhiasan dengan berbagai kadar, mulai dari 9 sampai 22 karat, berupa kalung, gelang, anting-anting, cincin, liontin, dan lain-lain yang tidak dimiliki oleh pabrik lain.
"Selain memasok berbagai ke wholesale di berbagai wilayah di tanah air, juga ke 35 negara di lima benua termasuk Afrika," kata Chief Marketing UBS Gold Catur R. Limas. Pendiri UBS yang berasal dari Purworejo,ini  membuka toko emas di Pasar Tambahrejo, Surabaya sejak 1975. Kemudian pada tahun 1981 mulai memproduksi dan mendesain sendiri perhiasan yang dijualnya di kawasan Bangil, Jawa Timur.
Usaha industri rumahan itu dari tahun ke tahun kian berkibar. Pada 1991 badan usaha yang semula CV berganti menjadi PT, yakni UBS Gold. Jumlah pegawai sudah bertambah berkali lipat hingga kini mencapai 3.700 orang. Ratusan mesin canggih pun didatangkan langsung dari Italia yang merupakan kiblat industri perhiasan dunia.
UBS disebut-sebut sebagai pelopor penggunaan teknik casting atau cor-coran dalam pembuatan perhiasan emas di Indonesia. Casting merupakan teknik cetak dengan menggunakan lilin. Hasilnya adalah perhiasan emas seperti cincin tanpa patri atau sambungan. Teknik ini yang pertama diterapkan di Indonesia setelah dipelajari dari Taiwan.
Sukses UBS Gold tentu digapai secara bertahap dengan tidak mudah. Awalnya, setiap kali mengikuti pameran perhiasan di Dubai, Las Vegas, Hong Kong dan kota-kota besar lainnya pihaknya selalu dipandang sebelah mata dan diberi tempat di pojokan. Kalau ada yang menunjukkan minat, transaksi biasanya berjalan alot. Para calon pembeli meminta harga miring dan fasilitas ini-itu.
Berkat kegigihan, konsistensi menjaga kadar karat, kualitas produk, dan mengedepankan inovasi yang memadukan kemahiran para pekerja berbakat seni dengan teknologi tinggi, eksistensi UBS pun diakui. "Butuh 10-12 tahun untuk mendapatkan trust dari dunia,"
Sekarang kalau ikut pameran UBS pasti ditawari di ruangan utama, kelas premium. Terkait desain, bila semula kiblat kreasi perhiasan emas dunia selalu merujuk Italia, kini mulai bergeser dan memperhitungkan produk-produk UBS Gold.
Setiap hari, UBS Gold menghasilkan 50 desain baru atau sekitar 500-600 model per bulan. Selain mengikuti berbagai pameran perhiasan di banyak negara, UBS Gold di bawah kendali Eddy Susanto Yahya sebagai presiden direktur juga aktif mensponsori acara-acara tahunan terkait fashion dan gaya hidup kaum wanita seperti Miss Indonesia hingga fashion week kelas dunia. Pada 2021/2022, misalnya, UBS Gold berkolaborasi dengan Diana M. Putri pada ajang Los Angeles Fashion Week 2021/2022.
Kalau untuk Miss Indonesia, UBS antara lain menjadi penyedia mahkota yang biasanya didesain sesuai dengan tema yang ditentukan panitia. Pada 2020 mahkota diberi tajuk "Spirit of Indonesia". Wujudnya berupa rangka dari emas putih dan bertahtakan swarovski sirkonia yang memberikan aksen warna merah. Paduan warna merah dan putih melambangkan Indonesia.
Sementara untuk 2023, temanya The Shimmering Hope Crown dengan rangka masih terbuat dari emas putih dan taburan lebih dari 8.000 kristal cubic zirconia kualitas terbaik yang memancarkan cahaya kemilau.
Â
Berkaca dari keberhasilan yang dicapai oleh UBS Gold ini maka dapat disimpulkan bahwa peluang industry dan pemasaran perhiasan emas masih terbuka lebar baik di pasar local maupun internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H