Â
Berdasarkan data dari Trademap.org, pada 2023, Indonesia menduduki peringkat ke-12 sebagai negara eksportir perhiasan ke dunia dengan pangsa pasar (market share) sebesar 2,4 persen, dengan tujuan pasar utama ke Amerika Serikat, India, Hong Kong, China, dan Swiss. "Peningkatan ini menunjukkan bahwa sektor industri perhiasan berpotensi untuk terus tumbuh dan berkembang di pasar internasional,
Â
Salah satu produsen perhiasan emas yang cukup berkembang saat ini adalah  UBS (Untung Bersama Sejahtera/UBS) Gold. Perusahaan yang berlokasi di Kenjeran, Surabaya ini merupakan produsen perhiasan emas terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ke-5 di dunia. Produk ekspor yang jadi andalan UBS meliputi emas perhiasan dengan berbagai kadar, mulai dari 9 sampai 22 karat, berupa kalung, gelang, anting-anting, cincin, liontin, dan lain-lain yang tidak dimiliki oleh pabrik lain.
"Selain memasok berbagai ke wholesale di berbagai wilayah di tanah air, juga ke 35 negara di lima benua termasuk Afrika," kata Chief Marketing UBS Gold Catur R. Limas. Pendiri UBS yang berasal dari Purworejo,ini  membuka toko emas di Pasar Tambahrejo, Surabaya sejak 1975. Kemudian pada tahun 1981 mulai memproduksi dan mendesain sendiri perhiasan yang dijualnya di kawasan Bangil, Jawa Timur.
Usaha industri rumahan itu dari tahun ke tahun kian berkibar. Pada 1991 badan usaha yang semula CV berganti menjadi PT, yakni UBS Gold. Jumlah pegawai sudah bertambah berkali lipat hingga kini mencapai 3.700 orang. Ratusan mesin canggih pun didatangkan langsung dari Italia yang merupakan kiblat industri perhiasan dunia.
UBS disebut-sebut sebagai pelopor penggunaan teknik casting atau cor-coran dalam pembuatan perhiasan emas di Indonesia. Casting merupakan teknik cetak dengan menggunakan lilin. Hasilnya adalah perhiasan emas seperti cincin tanpa patri atau sambungan. Teknik ini yang pertama diterapkan di Indonesia setelah dipelajari dari Taiwan.
Sukses UBS Gold tentu digapai secara bertahap dengan tidak mudah. Awalnya, setiap kali mengikuti pameran perhiasan di Dubai, Las Vegas, Hong Kong dan kota-kota besar lainnya pihaknya selalu dipandang sebelah mata dan diberi tempat di pojokan. Kalau ada yang menunjukkan minat, transaksi biasanya berjalan alot. Para calon pembeli meminta harga miring dan fasilitas ini-itu.
Berkat kegigihan, konsistensi menjaga kadar karat, kualitas produk, dan mengedepankan inovasi yang memadukan kemahiran para pekerja berbakat seni dengan teknologi tinggi, eksistensi UBS pun diakui. "Butuh 10-12 tahun untuk mendapatkan trust dari dunia,"
Sekarang kalau ikut pameran UBS pasti ditawari di ruangan utama, kelas premium. Terkait desain, bila semula kiblat kreasi perhiasan emas dunia selalu merujuk Italia, kini mulai bergeser dan memperhitungkan produk-produk UBS Gold.
Setiap hari, UBS Gold menghasilkan 50 desain baru atau sekitar 500-600 model per bulan. Selain mengikuti berbagai pameran perhiasan di banyak negara, UBS Gold di bawah kendali Eddy Susanto Yahya sebagai presiden direktur juga aktif mensponsori acara-acara tahunan terkait fashion dan gaya hidup kaum wanita seperti Miss Indonesia hingga fashion week kelas dunia. Pada 2021/2022, misalnya, UBS Gold berkolaborasi dengan Diana M. Putri pada ajang Los Angeles Fashion Week 2021/2022.