Â
Abraham dipanggil Bapa kepada semua yang beriman, ini menunjukkan bahwa dia adalah contoh untuk orang Kristen. Jika kita mengambil iman Abraham sebagai contoh kita, kita juga tidak harus mempertahankan suatu apapun dari Allah, sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Yesus. Jika imanmu adalah iman yang tanpa tindakan yang nyata dalam memilih Allah sebagai sahabatmu, maka itu bukanlah iman yang dibicarakan oleh Alkitab.Â
Â
Lebih tepatnya, imanmu tidak akan menyelamatkanmu kerena Anda hanya akan menjadi seseorang yang menginginkan keuntungan dari Allah tetapi tidak rela memberikan diri Anda pada Allah. Inilah tipe orang Kristen yang memilih dunia sebagai sahabat mereka, karena mereka hanya memikirkan diri sendiri. Bagaimana kita meresponi Allah akan menentukan bagaimana kita berelasi dengan sesama.
Â
Bagaimana kita menjadi sahabat Allah? Mari kita membaca Yak 4:8. Yakobus mendorong kita untuk bertobat dan menjauhi dosa. Mungkin Anda akan berkata, Allah ini sangat diktatoris, yang selalu memaksa orang-orang untuk tidak mempertahankan suatu apapun daripada-Nya dan untuk menjadi sahabat-sahabat-Nya. Ia adalah seorang diktator.
Â
Jika Anda berpikir demikian, Anda tidak memahami persahabatan seperti yang ingin dibangun Allah dengan kita. Dalam hubungan ini, Allah tidak mendapat keuntungan apapun dari kita. Yang memperoleh keuntungan ialah kita. Lewat persahabatan dan kasih-Nya, Allah ingin menarik kita untuk menjauh dari dosa, supaya kita dapat mengejar kebenaran dan hidup kudus.
Â
Orang seperti apa yang merupakan musuh Allah? Yaitu mereka yang hidup dalam dosa dan menjalani kehidupan yang berpusat pada diri sendiri. Oleh karena itu, Yakobus menghimbau Gereja untuk bertobat. Apakah hati dan tangan kita bersih? Karena persahabatan kita dengan Allah harus dibangun di atas dasar kekudusan. Ini adalah poin pertama.
Â