Berbicara tentang persahabatan dengan Allah, mungkin kita hanya sering mendengar bahwa Abraham adalah bapa orang percaya, tetapi kita jarang mendengar sebutan  bahwa Abraham adalah SAHABAT ALLAH YANG PALING SETIA atau boleh saya sebut SAHABAT KARIB ALLAH.
 Apakah saya berlebihan jika saya menyebut Abraham demikian? Apa tidak cukup kita sebut Abraham bapa orang bercaya atau bapa orang beriman saja. Sebab sebutan ini sudah mewakili umat Kristen di seluruh dunia. Â
 Terus apa keistimewaan sebutan SAHABAT KARIB ALLAH?
 Sahabat karib adalah sahabat yang selalu memahami keadaan kita. Dia tidak pernah memandang situasi kehidupan kita. Dia selalu berada di sisi kita dan tidak pernah memiliki pikiran negative walaupun kadang-kadang pikiran kita tidak sejalan tetapi kita tetap saling memahami. Artinya Dia tidak pernah berniat buruk atau merasa iri. Lebih istimewa lagi sahabat karib itu tidak pernah mempertahankan haknya untuk sahabatnya.Â
 Dari definisi sahabat karib itu mari kita coba  melihat dari pengalaman hidup dari Abraham. Dari pengalaman Abraham ini apakah berarti  Allah terlalu berlebihan mencobai Abraham? Apakah kita semua harus seperti Abraham? Kita semua sangat akrab dengan Yoh 3:16. Di sini dikatakan bahwa Allah begitu mengasihi dunia ini sampai ia memberikan kepada kita satu-satu anak-Nya kepada barangsiapa yang percaya kepada-Nya.Â
 Kita semua sangat suka kepada ayat ini, khususnya ketika berbicara mengenai bagaimana Allah mengasihi kita, bahkan memberikan kepada kita anak-Nya yang tunggal.Â
 Perhatikan bahwa penekanan pada anak tunggal Allah di ayat ini sama seperti di dalam Kejadian 22, yang berarti yang paling berharga. Yoh 3:16 ingin memberitahu kepada kita bahwa Allah tidak mempertahankan suatu apapun dari pada kita dan itulah cara bagaimana Allah mengambil inisiatif untuk menunjukkan persahabatan-Nya kepada kita. Apakah ada syarat untuk persahabatan semacam ini? Yoh 3:17 berkata kepada kita dengan jelas bahwa ada sebuah syarat, yaitu, kita harus percaya kepada-Nya. Apa artinya percaya? Kita harus memilih untuk menjadi sahabat karib-Nya.
Â
Dalam kitab Roma 5:10. Paulus berkata di sini bahwa sewaktu kita masih menjadi musuh Allah, anak-Nya mati bagi kita supaya kita diperdamaikan dengan-Nya. Apa artinya? Biarkan saya menyebutkan sebuah contoh: Jika suatu hari, Anda jatuh ke dalam laut dan hampir tenggelam dan mati. Seorang yang tidak Anda sukai melompat ke dalam laut dan menyelamatkan Anda, bagaiman Anda meresponinya? Ia sudah menunjukkan persahabatannya lewat tindakannya, apakah Anda tidak akan menerima dia sebagai sahabat karib Anda dengan segenap hati dan menjadi sahabatnya yang setia tanpa syarat?
Â
Setelah kita menjadi orang Kristen, namun hati, pikiran, dan sikap kita masih melawan Allah, bukankah jelas bahwa kita menolak persahabatan-Nya? Bukankah kita secara terang-terangan menjadi musuh Allah. Allah memiliki pengharapan atas kita. Ketika kita menjadi musuh-nya. Ia mengutus Yesus untuk mati bagi kita, ini merupakan ekspresi terbesar yang nyata yang Ia tunjukan pada kita dari persahabatan-Nya. Ia juga berharap agar kita menanggapi-Nya tanpa syarat, inilah arti "percaya pada-Nya" sebagaimana yang dimaksudkan oleh Alkitab. Jika kita menolak ajakan Allah ini betapa nistanya kita ini.