Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Makna Bahtera Nuh

16 Oktober 2024   09:43 Diperbarui: 16 Oktober 2024   10:30 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk meyakinkan kisah ini kemudian dilakukanlah pencarian akan Bahtera Nuh. Pencarian ini  telah dilakukan setidaknya sejak zaman Eusebius (c. 275--339 M), dan para pemercaya kisah Nuh terus melangsungkan pencarian mereka pada zaman modern, tetapi tidak ditemukan satupun bukti fisik yang dapat dikonfirmasi tentang keberadaan bahtera tersebut. Tidak ditemukan satupun bukti ilmiah bahwa Bahtera Nuh pernah ada seperti yang dijelaskan dalam Kitab-Kitab Samawi. Secara lebih signifikan, tidak terdapat pula bukti mengenai pernah terjadinya banjir global, dan sebagian besar ilmuwan setuju bahwa bahtera dan bencana alam seperti pada kisah Nuh mustahil pernah ada. 

Beberapa peneliti meyakini bahwa peristiwa banjir lokal yang pernah terjadi di Timur Tengah berpotensi menjadi inspirasi akan narasi lisan dan kemudian tertulis dari kisah ini. Banjir Teluk Persia, atau Banjir Laut Hitam 7500 tahun yang lalu telah diusulkan sebagai salah satu kandidatnya.

Terlepas dari pro dan kontra tentang pembangunan bahtera tersebut, tetapi kita sebagai umat Kristen sepenuhnya mempercayai bahwa apa yang tertulis di dalam Alkitab benar adanya. Karena ini pekerjaan Tuhan jadi tidak mungkin bisa dijangkau oleh pikiran manusia yang sangat terbatas. Dari awal perintahnya saja itu sudah tidak mungkin dapat dikerjakan oleh manusia.

Mana mungkin bahtera sebesar itu hanya dikerjakan oleh 8 orang, apalagi 4 diantaranya otang perempuan. Seberapa besar kekuatan dari seorang perempuan, mampukah mereka mengangkat kayu-kayu yang besar yang berada diatas gunung. Jika mereka membantu kemudian siapa yang menyediakan makanan. Kemudian 4 orang laki-laki yang mengerjakannya apa bisa bekerja tanpa peralatan, saya rasa saat itu belum ada peralatan seperti kampak, arit, parang, palu, paku gergaji dan peralatan lainnya. Demikian juga dengan alat pengangkutnya, jadi benar-benar pekerjaan mustahil hang dapat dikerjakan oleh manusia. Jadi intinya ini adalah proyek Tuhan jadi tanpa campur tanggan tidak mungkin ini bisa terlaksana.

Berbicara tentang pengumpulan sekitar  50.000 hewan tersebut inilah karya Tuhan yang luar biasa:

"Dari binatang yang tidak haram dan yang haram, dari burung-burung dan dari segala yang merayap di muka bumi, datanglah sepasang mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, jantan dan betina, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh." ~ Kejadian 7:8-9 Tuhan memang memerintahkan Nuh untuk mengumpulkan binatang-binatang itu, namun Nuh tidak bekerja sendiri, Tuhan menolongnya. Para binatang-binatang itu diperintahkan oleh Tuhan untuk datang kepada Nuh. 

Demikian pula Ketika Nuh akan menutup bahtera itu Tuhan sendiri yang menutup pintu bahtera itu. Dan yang masuk itu adalah jantan dan betina dari segala yang hidup, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh; lalu TUHAN menutup pintu bahtera itu di belakang Nuh. ~ Kejadian 7:16 Selain Tuhan sendiri yang menutup pintu bahtera, fakta lain yang menarik adalah bahwa bahtera itu dibuat tanpa kemudi. Jadi Tuhan sendiri yang mengarahkan kemana bahtera itu mengapung. 

Dari kisah ini maka dapat ditarik kesimpulan baahwa makna dari pembangunan bahtera ini adalah untuk mewujudkan misi Allah yaitu menyelamatkan orang-orang percaya.

Dalam Kejadian 6:5-6 dituliskan,  "Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya."

Tingkat kejahatan manusia saat itu sudah begitu mengerikan, dosa begitu menguasai hati mereka. Kata "menyesal" dalam ayat di atas bukan berarti bahwa Tuhan menganggap bahwa menciptakan manusia sebagai sebuah kesalahan, tetapi sebagai sebuah ungkapan bahwa Dia sangat berduka atas tindakan manusia. 

Tuhan menyelamatkan Nuh dan keluarganya juga sebagai sebuah pertunjukan kasih karunia-Nya kepada manusia. Dalam waktu masa-masa persiapan dan pembuatan bahtera, Nuh memberitakan kepada orang sejamannya akan datangnya hukuman Tuhan, namun mereka menolak peringatan dan pengampunan yang Tuhan sediakan bagi mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun