Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang sahabat yang merelakan nyawanya demi sahabat-sahabatnya.Demikianlah Tuhan sebagai sahabat dan kawan sejati bagi seluruh umat-Nya.Ia selalu dekat,hidup dan tinggal bersama-sama dengan kita.Mengenal seluruh kehidupan pribadi,dalam suka dan duka semuanya Tuhan sudah atur untuk umat-Nya.Memang ada saatnya manusia harus menghadapi cobaan hidup serta rintangan yang jika dipandang dengan iman sebagai salib yang harus dipikul yang mendatangkan sukacita sejati pada akhirnya.
Berbicara soal empati, tidak dapat dipisahkan dengan simpati. Walaupun magna dan arti keduanya berbeda namun pada keadaan nyata seringkali ini disamakan. Empati adalah sikap memahami dan mengerti akan keadaan orang lain,lewat perasaan yang mendalam dengan memposisikan diri kita seperti apa yang dialami dan dirindukan oranglain dalam kehidupannya.(Matius 22:37-40)
Empati berarti diri oranglain menjadi bagian dari hidup kita juga, ketika orang lain berduka, kehilangan orang tercinta atau bergumul berat maka hal yang samapun kita rasakan. Sehingga pada akhirnya mengerti akan penderitaan oranglain dan memberikan wujud nyata dari rasa empati yang saudara miliki. Sikap Allah yang memiliki rasa empati adalah hal yang menjadi teladan dalam kehidupan manusia, dimana umat yang telah berdosa, bergumul dengan berbagai penderitaan, perasaan duka karena berbagai musibah dan beban dosa dilawat Tuhan secara nyata lewat kedatangan Putra Tunggal Yesus Kristus yang telah mati dikayu salib.
Allah tidak hanya simpati terhadap umat manusia yang hampir binasa dan penuh ratapan, tetapi Allah mewujud nyatakan kasih-Nya itu dengan menebus umat-Nya dan menyelamatkan hidup manusia tanpa pamrih. Sebagai umat yang telah ditebus hendaknya kehidupan ini senatiasa dipenuhi rasa empati seperti Tuhan yang sangat berempati kepada Umat manusia. IA memberikan kita solusi nyata dari apa yang umat-Nya alami bahkan Ia rela memikul seluruh beban dan masaalah kehidupan yang berat itu di atas kayu salib.
Memiliki rasa empati dalam kehidupan adalah hal yang paling terpenting, sebagai umat yang sangat dikasihi Allah.Memberikan kasih sebagai rasa syukur terhadap kasih Allah dan berkat-Nya yang besar dalam kehidupan ini.Rasa empati tidak dimiliki oleh setiap orang,berbahagialah saudara jika memiliki rasa empati yang besar dalam kehidupan ini.
Terbeban Dengan Jiwa Yang Terhilang
Hati atau karakter Habakuk jauh berbeda dengan karakter Yunus, padahal kedua-duanya seorang nabi yaitu sebagai pewarta suara Allah. Seorang yang seharusnya penuh tanggungjawab, takut akan Tuhan, penuh kasih, dan penuh dengan pengampunan.
Sebagai nabi tentunya punya hati yang serupa dengan hati Tuhan. Penuh kerinduan agar orang berdosa mau berbalik kepada Tuhan. Penuh belas kasih dan sukacita seperti Bapa Sorgawi ketika menerima si anak hilang yang pulang.
Ternyata hidupan Yunus berbeda, dia bungkam. Mulutnya berat dibuka untuk menyampaikan firman Tuhan. Dia tidak memiliki belas kasih mirip seperti si sulung. Yunus 4:1-3 dikatakan "Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. Dan berdoalah ia kepada Tuhan, katanya "Ya Tuhan, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Jadi sekarang ya Tuhan, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.
Perkataan ini seharusnya tidak keluar dari mulut Yunus karena Yunus adalah seorang nabi yang tugasnya memberitakan tentang kasih Allah, tentang pengampunan, tentang berita-berita yang menyenangkan. Bukan kutukan, tapi kata berkat. Dengan mati dan dikuburnya Yunus dalam perut ikan dan diberikan kehidupan baru, Tuhan berharap Yunus menjadi ciptaan baru pula, yaitu seorang nabi yang berkenan di hadapan Tuhan.
Beda halnya dengan Habakuk, dia sangat terbeban kepada jiwa-jiwa yang terhilang, dia rindu ank-anak Tuhan bisa diselamatkan. Oleh karena itu nabi Habakuk berteriak-teriak minta pertolongan kepada Tuhan.