Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memahami Karakter Habakuk

21 Maret 2024   18:00 Diperbarui: 21 Maret 2024   18:02 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sentimentil artinya mempunyai perasaan halus, gampang tersinggung dan penuh perasaan. Perasaan seperti ini umumnya di miliki oleh kaum wanita. Tetapi tidak jarang orang laki-laki yang juga memiliki perasaan seperti itu, termasuk diantaranya adalah nabi Habakuk.

Walaupun ini merupakan penglihatan, tetapi ini juga merupakan satu ungkapan perasaan hati dari nabi Habakuk ketika melihat keadaan yang ada disekelilingnya. Dalam kitab Habakuk 1 ayat 2 sampai 4 dikatakan: "Berapa lama lagi, Tuhan aku berteriak, tetapi tidak Kau dengar, aku berseru kepada-Mu: Penindasan, tetapi tidak Kau tolong? Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya, aniaya dan kekerasan ada di depan mataku, perbantahan dan pertikaian terjadi. Itulah sebabnya hukum kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul keadilan, sebab orang fasik mengepung orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul berbalik.

Dari pernyataan nabi Habakuk ini memperlihatkan bahwa nabi Habakuk sangat perasa dan peka terhadap sekelilingnya, lebih-lebih kepada anak-anak Tuhan. Oleh karena itu dalam ayat tersebut dikatakan nabi Habakuk berteriak-teriak minta tolong, agar Tuhan menghentikan penindasan yang terjadi pada anak-anak-Nya. Hal ini sangat dimaklumi, karena inilah salah satu karakter seorang nabi, yang penuh dengan kasih. Kalau dia tidak bisa melakukan sesuatu kepada orang lainnya, maka hanya berdoa itulah yang dia lakukan.

Perhatian Terhadap Orang Lain

Selain penuh perasaan nabi Habakuk juga sangat perhatian terhadap orang lain. Dia tidak mementingkan kepentingan pribadi. Banyak orang yang cuek terhadap orang lain, yang penting orang tidak mengganggu saya, itulah sikap orang sekarang ini, khususnya orang-orang kota (lu-lu, gua-gua). Artinya urusanku-urusanku, urusanmu-urusanmu.

Ketika melihat orang lain menderita, nabi Habakuk tidak tinggal diam. Di dalam ayat tersebut dikatakan mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman? Ya aniaya dan kekerasan dan pertikaian terjadi.

Nabi Habakuk protes kepada Tuhan, mengapa Tuhan Engkau mendiamkan saja, terjadinya kejahatan, kelaliman, kekerasan dan pertikaian, padahal Engkau sanggup menghentikannya, tetapi tidak Engkau lakukan. Melihat perasaan nabi Habakuk ini, saya teringat kepada cerita tentang orang Samaria yang baik hati. Orang Samaria yang murah hati adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 10:25-37. Perumpamaan ini menggambarkan cinta kasih yang tidak terbatas, bahkan cinta kasih kepada orang yang membenci sekalipun. Cerita ini penting, sebab ini adalah salah satu asas atau dasar agama Kristen yaitu: cinta kasih sesama.

Empati Yang Sangat Tinggi

Rasa empati ini juga dimiliki oleh nabi Habakuk. Di Indonesia saat ini sedang terjadi krisis politik, banyak anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan yang dianiaya oleh orang di luar Tuhan. Mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017, dia dikejar-kejar seperti penjahat, padahal yang dia lakukan adalah kebenaran. Tetapi karena dia seorang anak Tuhan, maka banyak orang yang tidak menyukainya, khususnya orang-orang di luar Tuhan.

Tidak terhitung jumlahnya gereja-gereja yang di tutup, di rusak, di bakar bahkan di bom. Juga tidak terhitung jumlahnya anak Tuhan, hamba Tuhan, orang-orang percaya yang menderita karena kebenaran. Sejauhmanakah rasa empati kita terhadap semua ini? Apakah kita sudah berteriak minta tolong kepada Tuhan, seperti nabi Habakuk lakukan?

Kalau belum ini saatnya kita berseru, karena Tuhan yang kita sembah yaitu Tuhan Yesus, adalah Tuhan yang mahakuasa, Tuhan yang bisa melakukan segala perkara, Tuhan yang tidak tidur dan Tuhan yang tidak tuli, tanganNya panjang untuk menolong orang yang berseru kepada-Nya. Lebih-lebih kepada anak-anak yang dihasihiNya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun