Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Penerapan Total Quality Management (TQM) di Dalam Gereja

20 Maret 2024   10:44 Diperbarui: 20 Maret 2024   10:54 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa yang Tuhan Yesus "tuntut" dari kita? Dalam ayat 26 Tuhan Yesus berkata, "Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa." Tuhan Yesus meminta kita untuk mengikuti Dia karena di mana Yesus berada, di sana pengikut-Nya berada. Lalu, apa yang dapat kita harapkan dari para pemimpin gereja kita sekarang? Kita berharap mereka meniru model kepemimpinan Kristus. Model kepemimpinan yang ditandai dengan kasih, ketaatan, dan berorientasi jiwa. "Not power leadership model, but Jesus leadership model." Mari kita doakan kiranya Tuhan dalam wahyu umumnya menganugerahkan hal-hal itu kepada pemimpin-pemimpin bangsa dan gereja kita tercinta.

*KESIMPULAN*

Tidak dapat ditawar lagi jika sebuah organisasi termasuk organisasi Gereja akan bertumbuh dan berkembang, salah satu syarat adalah melaksanakan management gereja dengan baik termasuk diantaranya adalah "Total Quality Management". Dengan penerapan "Total Quality Management" maka gereja dituntut memberikan pelayanan maksimal yaitu "Pelayanan Yang Berkwalitas".

Bagaimana mungkin Gereja akan bertumbuh dan berkembang jika bentuk pelayanannya tidak berkwalitas. Pelayanannya asal-asalan. Pelayanannya tidak sungguh-sungguh. Pelayanannya tidak keluar dari dasar hati karena mencintai Tuhan, Pelayanannya hanya karena mendapatkan tugas. Bentuk pelayanan yang berkwalitas bukan saja ditentukan oleh bagusnya kotbah yang disampaikan oleh pendeta, bukan bagusnya music yang dimainkan, bukan bagusnya Singer Song Leader yang membawakan pujian, tetapi bentuk pelayanan yang berkwalitas apabila jika seluruh jemaat bisa merasakan kedamaian, kebahagian dan suka cita yang dari Tuhan.

Tidak sedikit jemaat yang semula datang kegereja dengan penuh sukacita, tetapi setelah pulang gereja justru hilang sukacita yang mereka bawa. Mengapa demikian? karena mereka datang tidak mendapatkan pelayanan yang berkwalitas. Kwalitas pelayanan gereja itu berawal dari user. Kadang kita mengabaikan pelayanan user, padahal itu adalah kunci utama kwalitas pelayanan gereja. Jika user tidak bisa memberikan pelayanan yang baik dan berkwalitas, maka jangan heran jika jemaat akan lari dan hilang dan akhirnya gereja kosong.

Selain dari user sesungguhnya pelayanan yang berkwalitas juga berasal dari koster. Mengapa demikian? jika koster tidak bekerja dengan baik, tidak membersihkan dan mengatur seluruh isi gereja dengan baik apa jadinya. Ketika jemaat datang, didepan pintu gereja sudah disuguhkan dengan sampah yang berantakan, dengan kursi yang berantakan, pasti jemaat tidak akan mau beribadah tapi langsung pulang.

Inilah "Total Qality Management" gereja yang sesungguhnya yang harus diterapkan. Jika semua gereja dapat menerapkan management ini, kita pastikan gereja akan bertumbuh dan berkembang. SPOUDE Tuhan Yesus memberkati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun