Yang menjadi pertanyaan bagaimana "Kualitas Pelayanan" yang berkenan pada Tuhan? Pelayanan tidak saja harus diatas mimbar. Sebagai couster yang menjaga dan membersihkan gereja itu juga merupakan pelayanan. Saudara bisa bayangkan, jika kita datang ke gereja, sementara gereja dalam keadaan berantakan, kursi mimbar tidak teratur, lanti tidak disapu dan tidak dipel, sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap, betahkan dan nyamankah jemaat mengikuti ibadah? TENTU TIDAK BETAH.
Demikian halnya dengan sarana atau fasilitas lainnya seperti music, jika pemain musiknya berantakan tidak tahu irama, dipastikan jalannya ibadah juga tidak baik, apalagi kalau pemimpin pujiannya suaranya fals, pasti nambah kekacauan lagi. Ditambah lagi pembawa firman (pengkotbahnya juga  tidak ada persiapan) maka  dipastikan jemaat semakin lama akan semakin berkurang. Inilah bukti bahwa gereja tidak memiliki administrasi atau management yang baik.
Pada hal seperti diketahui bertumbuh berkembang dan sehat tidaknya sebuah organisasi bisa digambarkan dari management yang dijalankan. Seperti diketahui pengertian dari management adalah seni atau alat untuk mencapai sebuah tujuan yang direncanakan atau dinginkan. Artinya untuk mencapai sebuah keberhasilan diperlukan yang namanya management. Melalui management gereja bisa mengatur dan sekaligus bisa mengembangkan misi dan visi yang dicanangkan oleh gereja.
Ketika ada permasalahan dan pergumulan, gereja yang memiliki management yang baik pasti bisa menanggulangi permasalahan dan pergumulan itu dengan baik pula. Sebaliknya gereja yang tidak menerapkan dan tidak memiliki management yang baik akan gampang tumbang oleh permasalahan yang ada. Dan sebagai pemimpin dalam hal ini Gembala yang memiliki karakter pemimpin yang baik pasti akan menerapkan management yang baik.
Seyogyanya setiap jabatan yang dimiliki oleh setiap orang yang mendapat tugas atau mandate harus sesuai dengan jenjang pendidikan yang dimilikinya. Seorang sekretaris misalnya tentunya adalah seorang yang memiliki latar belakang pendidikan sebagai sekretaris, demikian pula seorang yang mendapatkan tugas sebagai bendahara tentunya adalah seorang yang memiliki latar belakang pendidikan perbankan. Apalagi seorang pemimpin gereja dalam hal ini  gembala, tentunya harus memiliki latar belakang pendidikan teologia.
*Meneladani Kepemimpinan Yesus Kristus*
Menurut St. Jarismen Purba, MPd Kepemimpinan Gereja Dalam Menghadapi Abad 21, seorang pemimpin harus menjadi teladan bagi setiap orang yang dipimpinnya, baik itu di perusahaan ataupun di  gereja. Keberhasilan seorang pemimpin tidak selalu ditentukan oleh materi maupun intelektualitasnya. Cara berkemonukasi dalam berealsi akan memberikan kontribusi yang sangat menentukan. Karena kepemimpinan bersifat dua arah yang berkaitan dengan relasi dan komunikasi antara atasan dan bawahan, maka respon dua arah antara keduanya tersaji berdasarkan regulasi pada komunikasi dan relasi yang dibangun.
Seorang pemimpin harus dapat mengkomunikasikan visi, misinya secara benar kepada bawahan atau rekannya sehingga tujuan yang hendak duicapai bersama dapat direalisasikan. Pada bagian ini, cara berkomunikasi yang simple dan mudah dipahami harus dimiliki oleh setiap pemimpin.
Meski demikian nilai nilai kepemimpinan secara umum tidak salalu dapat digunakan dalam kionteks kepemimpinan sekuler Kristen. Dalam beberapa karakteristik, kepemimpnan Kristen berbeda dengan kepemimpinan sekuler yang terlihat dari nilai nilai mendasarnya. Kepemimpinan secular yang berorientasi pada visi pragmatis materialistic menyebabkan seorang pemimpin cenderung memilih pola kepemimpinan yang keliru seperti: Direktif, otokrasi, autocratic-bureancratic dan transasksional. Pola pola kepemimpinan yang secara keseluruhan menonjolkan sisi negative dari kepemimpinan otoriter dan materialistic. Selain itu dasar dari kepemimpinan sekuler juga dibangun atas dasar nilai-nilai filosofis. Misalnya pada management konflik, pendekatan yang digunakan adalah gagasan Hegel mengenai tesis-antitesis-sintesis. Sintesa yang hendak diperoleh tentu saja tetap berpatokan pada nilai-nilai sekuler yang merujuk pada hal-hal materi maupun profit.
Sementara kepemimpinan Kristen, merujuk pada nilai-nilai Alkitab sebagai dasar yang olehnya kepemimpinan itu dikembangkan. Bagaimana mengatasi setiap masalah, menyelesaikan konflik dan bagaimana saling menghargai diantara rekan sejawat. Kepemimpinan Kristen akan teruji pada saat terjadinya krisis. Baik saat krisis ekonomi, kepercayaan, lingkungan, pribadi maupun krisis kerohanian, seorang pemimpin Kristen akan tetap dapat focus untuk menyelesaikan visi dan misinya dengan baik dengan memohon pertolongan Tuhan dengan sepenuhnya. Menurut Yanto Paulus Herman, seorang pemimpinan Kristen akan terus bergantung penuh akan pertolongan dan pimpinan dari Tuhan serta tetap memprioritaskan orang-orang yang ada dalam komunitasya.
Kepemimpinan Yesus di dunia merupakan model kepemimpinan yang bersejarah dan menginspirasi bagi setiap pemimpin Kristen dari zaman ke  zaman. Sperti apa kepemimpinan Yesus, model kepemimpinan Yesus dapat dilihat dalam Injil Yohanes 12:23-26 ditandai dengan tiga hal yaitu Kasih, Keteladanan dan Orientasi.