Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengapa Tuhan Mengijinkan Israel Berperang?

20 Desember 2023   18:18 Diperbarui: 20 Desember 2023   18:22 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sudah barang tentu tidak ada seorangpun yang menginginkan adanya konflik atau peperangan, terkecuali orang yang telah dirasuki oleh roh kegelapan atau setan. Ingat kali pertama pembunuhan yang terjadi didunia, itu semua karena adanya peperangan batin Kain dengan setan yang bergejolak di hatinya.

Sekalipun Kain sudah diperingatkan oleh Tuhan yang tertulis dalam kitab Kejadian 4:7 yang mengatakan "Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."

Ketika Tuhan memperingatkan Kain, Tuhan tahu kalau Kain tengah mengalami peperangan dalam hatinya, dan peperangan itu terjadi karena Kain tengah dihinggapi rasa cemburu dengan adiknya sendiri yang bernama Habil. Apakah Kain bisa menguasai hatinya dan mengalami kemengan dalam peperangan itu?  Perlu diketahui sejak manusia jatuh dalam dosa kehidupan manusia condong untuk mengikuti kemauan iblis, karena hati manusia sudah tertawan oleh ikuasa kegelapan (blis). itulah sebabnya Kain tidak bisa menguasai hatinya untuk bertbuat jahat dan Kain mengalami kekalahan dalam peperangan.

Tentunya kita tahu bahwa pekerjaan iblis atau setan adalah membunuh dan membinasakan, hal itu tertulis di dalam Yohanes 10:10 yang mengatakan "Karena ada pencuri (iblis) yang mencuri, membunuh, dan membinasakan. Oleh karena itu tidak heran jika saat itu peperangan terjadi dan yang menjadi korban peperangan pembunuhan adalah adiknya Kain sendiri yaitu Habil.  Peperangan pasti menimbulkan korban.

Dari peristiwa pembunuhan Kain terhadap Habil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sejak adanya peradaban manusia di dunia, peperangan sudah ada.  Atau bisa diartikan pula bahwa perang merupakan suatu peristiwa yang memiliki umur yang sama tua nya dengan peradaban manusia di dunia. Berarti pula bahwa perang lahir bersamaan dengan lahirnya manusia di dunia,

Karena peperangan identic dengan keberadaan manusia, maka tidak heran sejalan dengan semakin banyaknya jumlah manusia yang ada di dunia, maka dapat dipastikan frekwensi peperangan akan bertambah pula. Disamping itu perlu diketahui dan digarisbawahi  bahwa peristiwa perang biasanya terjadi dengan alasan adanya perselisihan antara dua belah pihak yang tidak mau mengalah terhadap suatu kepentingan. Baik itu kepentingan pribadi, kelompok, organisasi ataupun kepentingan politik, ekonomi, sosial dan lain sebagainya. Karena factor-faktor tersebut  maka tidak bisa dielakkan akan terjadinya benturan, gesekan yang berujung pada perselisihan, seiring dengan semakin bertambahnya penduduk dunia serta semakin luasnya pemikiran yang berorientasi pada kepentingan pribadi dan kelompok. 

Sudah dijelaskan diatas perang merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan oleh siapapun apalagi Tuhan yang adalah sang pencipta manusia, tentunya Tuhan tidak menginginkan ciptaannya menderita dan binasa. Namun, dalam keadaan tertentu peperangan tentu saja dapat terjadi karena situasi politik maupun karena keegoisan pihak tertentu, dimana masing-masing pihak berusaha untuk memaksakan kehendaknya seperti yang dilakukan oleh Kain, bahkan pada zaman sekarang kita sering mendengar peperangan terjadi dengan dalih untuk membela keadilan bahkan dengan dalih menciptakan kedamaian dalam kehidupan di dunia.

Contoh bahwa Tuhan tidak menghendaki peperangan yaitu ketika bangsa Israel dijajah dan diperbudak oleh bangsa Mesir. Berapa lama bangsa Israel mengalami penindasan, penganiayaan dan ketidak adanya keadilan (Keluaran 13-14) pada akhirnya Allah membela, tapi pembelaan Allah tidak melalui peperangan, karena peperangan pasti memakan korban. Allah tidak rela bangsa Israel bangsa pilihannya menjadi korban peperangan, dan tidak mungkin bangsa Israel bisa melawan bangsa Mesir. Oleh karena itu Allah sendiri yang berperang dengan bangsa Mesir dengan menimpakan segala macam tulah. Dalam peperangan itu Allah juga melenyapkan raja Mesir beserta pasukannya di Laut Merah.

Yang menjadi pertanyaan mengapa dalam perjalanan bangsa Israel Tuhan mengijinkan bangsa pilihan itu terus mengalami peperangan, bahkan hingga sekarang peperangan itu tidak ada henti-hentinya. Yang lebih aneh lagi sampai sekarang tidak ada pihak manapun yang bisa memprediksikan kapan perang Israel Palestina akan berakhir dan berkesudahan. Bisa dikatakan peperangan Israel Palestina ini merupakan peperangan abadi yang artinya peperangan yang tidak bisa diakhiri  Yang menjadi pertanyaan jika Tuhan tidak menghendaki atau tidak menginginkan peperangan kenapa justru peperangan terjadi kepada bangsa pilihanNya sendiri? Apakah artinya ini?

Perlu diketahui bahwa Tuhan itu maha pengasih, penyayang dan maha adil. Keadilan Tuhan itu diperlihatkan kepada bangsa Israel ketika bangsa Israel mengalami penindasan dan penganiayaan dari orang-orang atau bangsa-bangsa yang jahat yang tidak mengenal Tuhan maka Allah membela dengan memberikan kekuatan kepada bangsa Israel untuk melawan mereka melalui peperangan.

Banyak contoh bagaimana Allah membela bangsa Israel, Ingat Ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, saat bangsa Israel dikejar oleh pasukan elit berkuda bangsa Mesir, bangsa Israel mengalami kebuntuan karena tidak ada jalan, yang ada laut Kolsom yang membentang. Dalam keadaan tak berdaya itu Allah bertindak membela bangsa Israel. Pembelaan Allah pasti tidak bisa dicerna oleh akal manusia. Bagaimana laut Kolsom yang begitu luas dan dalam dapat dibelah hanya dengan sebuah tongkat, mustahil bukan itu semua hanya bisa dilakukan oleh Allah.

Pembelaan Allah tidak sampai disitu, Tuhan menuntun bangsa Israel keluar dari kedalam laut dan yang lebih ajaib lagi, Ketika pasukan berkuda bangsa Mesir melewati laut yang kering itu, tiba-tiba Tuhan menutup Kembali laut itu, sehingga seluruh pasukan bangsa Mesir tenggelam mati terkubur oleh air.

Contoh lain pembelaan Allah terhadap bangsa Israel yaitu Ketika bangsa Israel melawan prajurit Midian yang berjumlah 135.000 prajurit. Sementara Israel hanya memiliki 22.000 prajurit. Jika berperang jelas bangsa Israel kalah, karena setiap 1 orang prajurit Israel harus berhadapan dengan lebih dari 6 orang prajurit Midian.

Oleh Allah jumlah prajurit Israel yang akan berperang tersebut dianggap terlalu banyak. Giden diperintahkan untuk menyeleksi, hasil penyeleksian terdapat 10.000 prajurit yang siap berperang, ini berarti setiap 1 orang prajurit Israel harus berhadapan dengan lebih dari 13 prajurit Midian, menurut akal manusia mana mungkin bangsa Israel bisa menghadapinya apalagi memenangkannya. Itupun oleh Allah Giden diperintahkan oleh Allah untuk menyeleksi lagi dan dari hasil penyeleksian terakhir tinggal 300 orang.

Menurut akal manusia mana mungkin 300 orang melawan 135.000 orang bisa menang, yang artinya setiap 1 prajurit Israqel harus menghadapi 450 orang prajurit Midian.  Dari 300 prajurit tertsebut kemudian Gideon menyerang orang Midian!' Gideon memberi prajuritnya trompet tanduk dan kendi besar berisi obor. Dia berkata, 'Lihat saya, dan lakukan persis seperti yang saya lakukan.' Gideon meniup trompetnya, menghancurkan kendinya, dan mengayunkan obornya, lalu berteriak, 'Pedang Yehuwa dan Gideon!' Ke-300 prajuritnya juga melakukan itu. Orang Midian ketakutan dan lari terbirit-birit ke segala arah. Karena keadaannya kacau, mereka saling menyerang. Sekali lagi, Yehuwa membantu orang Israel mengalahkan musuh.

Selain Gideon masih banyak contoh peperangan lain yang diijinkan oleh Allah Misalnya, Allah  memerintahkan mereka untuk berperang melawan orang Kanaan yang sangat jahat. (Ulangan 9:5; 20:17, 18) Dia memerintahkan Daud, raja Israel, untuk berperang melawan orang Filistin yang mengancam mereka. Allah bahkan memberi tahu Daud strategi perang agar dia pasti menang.---2 Samuel 5:17-25

Dari peristiwa keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir yang dipimpin oleh Musa serta peperangan bangsa Israel melawan orang Midean yang dipimpin oleh Gideon,  kemudian peperangan bangsa Israel melawan orang Kanaan dan peperangan bangsa Israel melawan bangsa Filistin yang dipimpin oleh Daud, maka semua itu dapat disimpulkan bahwa hanya Allah yang menentukan siapa yang akan berperang.

Ketika bangsa Israel melawan orang Midean, Allah hanya memilih dan menentukan 300 orang dari 22.000 orang  Selain menentukan siapa yang harus berperang Allah juga yang menentukan kapan harus berperang. Umat Allah perlu bersabar menunggu waktu yang Allah tentukan untuk berperang melawan penindasan dan kejahatan yang mengancam mereka. Sebelum waktu itu tiba, mereka tidak boleh berperang. Jika mereka melakukannya, mereka akan kehilangan berkat Allah. Alkitab menunjukkan bahwa ketika orang Israel berperang sebelum diperintahkan Allah, hasilnya sering berakibat buruk.

Jika Allah tidak menghendaki peperangaan, yang menjadi pertanyaan sekarang mengapa sampai sekarang Allah masih menginjinkan bangsa Israel mengalami peperangan? Apa yang terjadi? Mengapa Allah tidak berperang untuk orang Yahudi seperti dulu? Mengapa Dia tidak mengizinkan mereka berperang agar bisa bebas dari penindasan? Apakah pandangan Allah tentang perang berubah? Tidak. Tapi, ada perubahan yang drastis dengan orang Yahudi sendiri. Mereka menolak Yesus, Putra Allah, sebagai Mesias. (Kisah 2:36) Jadi, sebagai suatu bangsa, mereka kehilangan hubungan yang istimewa dengan Allah.---Matius 23:37, 38.

Tetapi bagaimanapun juga Allah selalu menepati janjiNya. Allah berdaulat sepenuhnya atas kehidupan manusia Allah memiliki beribu cara untuk  melindungi bangsa pilihan-Nya, walau bangsa Yahudi menolak Yesus, tetapi dengan masih terdapatnya diantara orang-orang Yahudi yang percaya pada Yesus sebagai juru selamat, serta orang-orang non Yahudi yang juga tetap setia berdoa untuk bangsa Isreal, maka sampai sekarang bangsa Israel tetap mendapat perlindungan dan pembelaan dari Tuhan.

Dilansir dari laman The News International, setidaknya ada sekitar 30 negara yang menyatakan ketidak sukaannya terhadap tindakan Israel. Negara tersebut antara lain Afghanistan, Aljazair, Arab Saudi, Bahrain, Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Djibouti, Indonesia, Irak, Iran, Komoro, Korea Utara, Kuba, Kuwait, Lebanon, Libya, Malaysia, Mali, Maroko, Niger, Oman, Pakistan, Qatar, Somalia, Sudan, Suriah, Tunisia, Venezuela, dan Yaman.

Bukan tanpa alasan, Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar juga menolak kedaulatan Israel. Bahkan presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu juga turut mengutuk bangsa Israel. Mereka tidak tahu  apa akibatnya Ketika mereka mengucapkan kutuk itu. Alkitab mengatakan bangsa-bangsa akan takluk kepadamu [Yakub], dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia. (Kej 27:29). Israel adalah umat kesayanganNya. Dia sudah berjanji bahwa Israel akan diberkati, tidak mungkin Dia batalkan berkat-berkat itu.. Bahkan Alkitab mencatat orang yang mengutuk Israel sebaliknya akan mendapatkan kutuk dari Tuhan. SPOUDE Tuhan Yesus memberkati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun