Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Prospek Pengembangan Pembangunan Menara BTS di Indonesia

7 Oktober 2023   14:31 Diperbarui: 7 Oktober 2023   14:38 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara desa-desa yang telah memiliki menara BTS dan bisa menerima sinyal 2,5G/E/GPRS ada sebanyak 4.516 desa pada tahun yang sama, dengan perincian 10 propinsi terbesar adalah Sumatera Utara sebanyak 32 desa, Jawa Timur 22 desa, Riau dan Jawa Barat masing-masing 16 desa, Aceh 14 desa, Jawa Tengah dan Sumatera Selatan masing-masing 9 desa, Banten 8 desa, dan Sulawesi Selatan sebanyak 2 desa. Sementara yang tidak bisa menerima sinyal walau sudah memiliki menara BTS ada sebanyak 272 desa.

Dari hasil pengamatan BPS ternyata masih banyak desa-desa di wilayah Indonesia yang tidak atau belum memiliki menara BTS. Pada tahun yang sama jumlah desa yang belum memiliki menara BTS, tetapi sudah bisa menerima sinyal 4G/LTE ada sebanyak 26.318 desa, dengan perincian 10 propinsi terbesar adalah Aceh sebanyak 3.608 desa, Jawa Tengah 3.332 desa, Jawa Timur 3.058 desa, Sumatera Utara 2.066 desa, Sumatera Selatan 1.138 desa, Jawa Barat 1.125 desa, Sulawesi Selatan 943 desa, Lampung 854 desa, Riau 375 desa dan Banten sebanyak 254 desa. Berarti ada sebanyak 9.561 desa yang belum memiliki BTS tapi sudah mendapatkan sinyal 4G/LTE yang tersebar di 24 propinsi.

Kemudian desa-desa yang belum memiliki atau belum didirikan menara BTS tetapi sudah menerima sinyal 3G/H/H+/EVDO ada sebanyak 7.750 desa pada tahun yang sama. Tercatat ada 10 propinsi terbesar masing-masing adalah Aceh sebanyak 1.044 desa, Sumatera Utara 831 desa, Jawa Tengah 536 desa, Jawa Timur 517 desa, Sumatera Selatan 480 desa, Sulawesi Selatan 245 desa, Jawa Barat 212 desa, Banten 162 desa dan Riau sebanyak 130 desa. Berarti masih ada 3.268 desa yang belum memiliki menara BTS tapi sudah bisa menerima sinyal yang tersebar di 24 propinsi.

Pada tahun yang sama desa-desa yang tidak memiliki menara BTS tapi bisa menerima sinyal 2,5G/E/GPRS tercatat ada sebanyak 3.095 desa. 10 propinsi terbesar masing-masing di Sumatera Utara sebanyak 317 desa, Aceh 162 desa, Sumatera Selatan 136 desa, Jawa Timur 82 desa, Riau 76 desa,  Sulawesi Selatan 63 desa, Lampung 61 desa,  Jawa Tengah 48 desa, Banten 25 desa dan Jawa Barat sebanyak 10 desa. Sementara desa-desa yang tidak memiliki menara BTS dan juga tidak ada sinyal ada sebanyak 2.773 desa.

Penerima Sinyal Menurut Masing-Masing Kekuatan

Sekalipun di beberapa desa sudah didirikan menara BTS, tetapi bukan berarti penerimaan sinyal di desa-desa tersebut penerimaan sinyalnya kuat, ternyata penerimaan sinyalnya ada yang lemah dan bahkan ada yang tidak ada sinyal, tetapi relative sedikit jika dibanding dengan desa-desa yang belum didirikan dan dibangun menara BTS.

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2021 lalu desa-desa yang telah memiliki menara BTS dan bisa menerima sinyal yang kuat ada sebanyak 35.916 desa. Ini berarti mengalami kenaikan sebesar 3,81% dibanding tahun 2020 yang tercatat sebesar 34.595 desa. 10 propinsi penerima sinyal kuat pada tahun 2021 masing-masing adalah Jawa Timur sebanyak 4.665 desa, Jawa Tengah 4.501 desa, Jawa Barat 4.366 desa, Sumatera Utara 2.420 desa, Sulawesi Selatan 1.569 desa, aceh 1.467 desa, Riau  dan Sumatera Selatan masing-masing 1.371 desa, Lampung 1.317 desa dan Banten sebanyak 970 desa.  Berarti ada sebanyak 11.909 desa yang telah memiliki menara BTS yang memiliki sinyal kuat di tahun 2021 yang tersebar di 24 propinsi.

Sementara desa-desa yang sudah memiliki menara BTS tetapi penerimaan sinyalnya lemah tercatat ada sebanyak 3.086 desa pada tahun 2021, ini berarti mengalami peningkatan sebesar  5,43% dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 2.927 desa. Sebagai 10 propinsi terbesar masing-masing adalah Jawa Barat sebanyak 235 desa, Sumatera Utara 203 desa, Jawa Timur 161 desa, Jawa Tengah 141 desa, Banten 136 desa, Sumatera Selatan 130 desa, Aceh 125 desa,   Riau 117 desa, Sulawesi Selatan 113 desa dan Lampung sebanyak 54 desa. Sementara yang tidak mendapatkan sinyal tercatat ada sebanyak 60 desa pada tahun 2021.

Ternyata sampai sekarang di Indonesia desa-desa atau kelurahan-kelurahan yang belum memiliki menara BTS cukup banyak. Menurut sumber yang sama pada tahun 2021 desa-desa yang belum memiliki menara BTS tetapi bisa menerima sinyal yang kuat ada sebanyak 25.416 desa berarti mengalami penurunan sebesar 3,93% dibanding tahun sebelumnya tercatat sebesar 26.457 desa. Tentu ini sebagai prestasi yang baik, karena di Indonesia terjadi peningkatan desa-desa yang bisa menerima sinyal kuat.

Sebagai 10 propinsi terbesar masing-masing adalah aceh sebanyak 3.799 desa, Jawa Tengah 3.345 desa, Jawa Timur 3.116 desa, Sumatera Utara 1.991 desa, Jawa Barat 1.038 desa, Sumatera Selatan 1.027 desa, Lampung 845 desa, Sulawesi Selatan 824 desa, Riau 378 desa, dan Banten sebanyak 235 desa.  Berarti ada sebanyak 8,848 desa yang belum memiliki menara BTS tetapi bisa menerima sinyal kuat yang tersebar di 24 propinsi.

Sementara itu desa-desa yang belum memiliki menara BTS tetapi sudah bisa menerima sinyal walaupun masih lemah, diperkirakan mencapai 14.520 desa pada tahun 2021, ini berarti mengalami peningkatan sebesar 1,15% dbanding tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 14.354 desa. Sebagai 10 propinsi terbesar masing-masing adalah Sumatera Utara sebanyak 1.368 desa, Aceh 1.043 desa, Sumatera Selatan 743 desa, Jawa Tengah 575 desa, Jawa Timur 553 desa, Sulawesi Selatan 471 desa, Lampung 405 desa, Jawa Barat 313 desa, Riau 237 desa dan Banten 208 desa. Ini berarti ada sebanyak 8.604 desa yang belum memiliki menara BTS tetapi sudah bisa menerima sinyal walaupun lemah. Jumlah tersebut tersebar di 24 propinsi. Kemudian yang sama sekali tidak menerima sinyal ada sebanyak 5.098 desa pada tahun 2021, ini berarti mengalami penurunan sebesar 9,88% dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 5.657 desa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun