Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konsumsi Daging Babi Indonesia Rata-Rata Mengalami Kenaikan Sebesar 5,25%

6 Oktober 2023   17:04 Diperbarui: 6 Oktober 2023   17:12 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dari hasil survey diketahui seluruh bagian tubuh dari pada babi ternyata juga sangat bermanfaat. Mulai dari kuku, kulit, bulu, usus, jantung bahkan kotoran babipun juga bisa dimanfaatkan. Boleh dikata 99% lebih babi bermanfaat bagi kebutuhan manusia.

Tidak kita sadari selana ini hampir seluruh produk yang kita pakai dan kita konsumsi sudah mengandung babi. Mengapa demikian? produk kosmetik yang kita pakai, produk farmasi yang kita konsumsi diantaranya ada kandungan babi, sikat gigi yang kita pakai setiap hari itu terbuat dari bulu babi. Tidak saja pada industri kosmetik dan farmasi, industri furniture, tekstil bahkan sampai komponen elektronik dan otomotif juga ada kandungan babi.

Itulah sebabnya pemerintah dalam hal ini Kementrian Peternakan dan juga Kementrian Perindustrian ikut memfasilitasi dalam pengembangan industri peternakan babi. Sehingga dalam beberapa tahun terakhir ini populasi ternak babi di Indonesia tampak terus mengalami peningkatan. Dan pada gilirannya produksi daging babi di Indonesia setiap tahunnya juga terus mengalami peningkatan.

Sebenarnya peningkatan konsumsi daging babi ini tidak saja didukung oleh meningkatnya permintaan dari hasil industri pengolahan makanan, seperti misalnya sosis, nugget, abon, bakso, burger dan masih banyak produk makanan lainnya, tetapi juga disebabkan karena adanya upacara-upacara adat yang sering dilakukan oleh daerah-daerah atau wilayah yang  beragama non muslim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun