Walaupun sudah dilarang oleh petugas keamanan, namun tidak bisa dibantah lagi salah satu kegiatan atau aktifitas yang selama ini masih diminati oleh banyak orang yang mengabaikan prefesi kehormatan adalah "pengemis di pinggir jalan". Dipandangan masyarakat profesi ini tentunya merupakan profesi yang tidak baik. Sebagai manusia yang memiliki pikiran  waras, normal dan rasa hormat, tentunya tidak akan mau menekuni profesi seperti ini. Namun kenyataannya profesi ini justru banyak diminati, hal ini terbukti semakin banyaknya orang yang masih ada dipinggir jalan yang tidak malu melakukan kegiatannya. Mengapa demikian?
Bukan rahasia lagi jika profresi ini banyak diminati. Karena walaupun profesi ini dipandang hina, namun ternyata hasil dari mengemis ini jauh lebih tinggi dari pada seorang karyawan perkantoran ataupun pengusaha. Bagaimana tidak? dari hasil survey lapangan setidaknya tercatat ada 7 Â pengemis yang menjadi kaya. Masing-masing adalah Walang bin Kilon, Suaedi asal Mojokerto, Arif Komady asal Banjarmasin, Siwari asal Semarang, Legiman asal Pati, Â Muklis Muchtar Besani asal Jambi dan Herman asal Bogor.
Dari hasil mengemis tersebut mereka setiap hari bisa mengumpulkan uang sebesar Rp. 100,000 sampai Rp. 150.000, bahkan ketika mereka sedang mengemis terdapat diantaranya yang membawa uang sebesar Rp. 25 juta. Yang lebih mengejutkan lagi diantara pengemis tersebut ada yang memiliki tabungan Rp. 400 juta hingga Rp. 1 milyar. Para pengemis ini bukan saja memiliki tabungan yang begitu besar tetapi mereka juga memiliki rumah mewah bahkan bertingkat. Bagaimana tidak menggiurkan kenyataan seperti ini.
Kalau boleh saya katakan mereka para pengemis itu hidup pada "zona nyaman". Tidak perlu bersusah payah bekerja keras menguras tenaga, membanting tulang, menguras keringat, dan menguras pikiran mereka sudah bisa hidup berkecukupan. Bahkan boleh dibilang hidup mereka berkelimpahan, karena tidak saja memiliki banyak tabungan, tetapi juga memiliki tempat tinggal rumah mewah nan megah.
Berbicara tentang "pengemis". Profesi ini sebenarnya bukan hal yang baru. Dalam Alkitab Perjanjian Baru ada seorang tokoh Alkitab yang memmiliki profesi sebagai pengemis yaitu Bartemius. Bartemius melakukan profesinya sebagai seorang pengemis karena dia buta tidak dapat melihat. Tidak dapat dilakukan oleh seorang buta selain mengemis minta belaskasihan dari orang lain. Karena buta Bartemius tidak bisa melakukan pekerjaan apapun juga.
Kisah cerita Bartemius seorang pengemis yang buta ini sangat menarik terbukti kisah ini diceritakan dalam 3 kitab injil, yaitu Matius 20:29-34; Markus 10:46-52; Lukas 18:35-43. Dalam kitab Markus diketahui bahwa  ayah dari Bartimeus bernama Timues. Bartimeus berasal dari bahasa Aram yaitu Bartimaios, "Bar-Timai" yang berarti "putra dari Timaeus", nama Bartimeus merupakan nama yang diturunkan dari nama keluarga terkhusus dari nama ayah (patronymic).
Singkat cerita ketika Yesus melewati kota Yeriko, Bartemius berseru dan berteriak-teriak walau tidak bisa melihat. Â Katanya "Tuhan, Anak Daud, kasihanilah kami!" . Teriakan ini tidak hanya dilakukan sekali tetapi berulang kali. Tentu saja Yesus mendengar dan tahu apa yang dibutuhkan dan diingankan oleh Bartemius.
Walaupun demikian Yesus tetap bertanya kepada Bartemius: "Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Â Pertanyaan Yesus ini yang sangat menarik dipelajari. Mengapa Yesus harus bertanya seperti itu? Sekali lagi bukannya Yesus tidak tahu, tetapi dengan pertanyaan ini Yesus ingin pengakuan yang keluar dari dasar hati melalui mulut Bartimius itu sendiri. Yesus tahu sebelum Bartemius minta, Yesus tahu sebelum kita berdoa, karena Yesus maha tahu.
Ketika Yesus mengajarkan doa Bapa Kami, bukan berarti Yesus tidak tahu apa yang menjadi kebutuhan dan keperluan dari pada murid-muridNya, denga doa itulah Yesus mengajar agar murid-muridNya untuk berdoa dan meminta, dengan berdoa dan meminta berarti ada hubungan akrab special antara peminta dan pemberi. Tidak mungkin kita bisa meminta kepada seseorang jika kita tidak memilki hubungan baik dengan mereka yang memberi. Demikian pula dengan Tuhan. Jadi jelas apa maksud Yesus bertanya kepada Bartemius, maksudnya agar Bartemius memiliki hubungan akrab dengan Yesus, dan hal itu terbukti ketika Bartemius sembuh, Bartemius langsung mengikut Yesus.
 Bartemius Berani Keluar dari Zona Nyaman
Inti cerita ini menarik bukan karena kesembuhan yang dialami oleh Bartemius, tetapi karena jawaban Bartemius ketika Yesus bertanya, Â maka jawab Bartemius kepada Yesus: "Rabuni, supaya aku dapat melihat!". Jawaban Ini yang sangat menarik dari kisah ini. Â Mengapa demikian? Jika pertanyaan ini ditujukan kepada saudara dan saya, dan kita tahu bahwa Yesus yang kita dengar dan kita tahu, Dia adalah Tuhan yang bisa melakukan segala perkara, bukan saja bisa menyembuhkan segala penyakit, bahkan bisa membangkitkan orang mati, tetapi Yesus juga sang pencipta isi dunia. Artinya Yesus juga bisa memberi kekayaan kepada kita, Yesus bisa membuat kita kaya.
Nah yang menjadi pertanyaan mengapa Bartemius tidak minta kesembuhan dan kekayaan, padahal Tuhan sudah menawarkan itu semua? Apa jadinya jika Bartemius minta kesembuhan dan kekayaan? Hal ini yang harus kita pahami. Jika Bartemius minta kesembuhan dan kekayaan maka Bartemius tidak akan menjadi orang yang berguna baik bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya.
Mengapa demikian? perlu diketahui Bartemius selama hidup dia tidak memiliki ketrampilan dan kepintaran apa-apa selain mengemis. Oleh karena itu dapat dipastikan kekayaan yang dimiliki Bartemius tersebut tidak lama akan sirna dan ludes semuanya. Kalau sudah mlarat miskin, apakah akan menjadi pengemis lagi? Tentunya tidak bisa, pasti tidak ada seorangpun  yang sudi memberinya, bisa jadi malah banyak orang yang akan mengolok-oloknya. Bartemius akan menjadi cibiran dan bahan olokan banyak orang
Dalam cerita yang tertulis dalam 3 kitab Injil tersebut Bartemius memilih hanya minta kesembuhan. Karena keputusan Bartemius yang hanya minta kesembuhan ini yang menjadi cerita ini sangat menarik, dan malahan Bartemius menjadi salah satu tokoh Alkitab yang banyak dikotbahkan oleh hamba=hamba Tuhan, mengapa demikian? walau tidak dijelaskan dalam Alkitab, namun dapat dipastikan profesi sebagai pengemis yang disandang oleh Bartemius ini sudah sejak lama,.
Dan walau keadaan Bartemius tidak seenak seperti yang dialami oleh 7 pengemis yang diceritakan diatas, namun setidaknya dengan hasil mengemis tersebut seluruh kebutuhan Bartemius sudah tercukupi. Buktinya Bartemius tidak pernah kekurangan makan, minum dan berpakaian. Jika Bartemius sudah berkeluarga dan punya anak istri mereka juga sudah tercukupi, artinya mereka bisa makan, minum dan berpakaian. Jadi bisa dikatakan Bartemius dalam zona nyaman.
Jika Bartemius hanya minta kesembuhan, berarti jawaban Bartemius tersebut mengandung resiko dan tanggungjawab berat. Mengapa demikian? dengan jawaban itu maka Bartemius harus keluar dari zona nyaman, harus  berani meninggalkan hidup yang nyaman. Jika semula dalam mencukupi kebutuhan hidupnya Bartemius hanya tinggal duduk dan menjulurkan tangan, maka semua kebutuhan sudah tercukupi, namun dengan jawaban Bartemius itu maka Bartemius tidak bisa seperti dulu lagi yang hanya duduk diam.
Dengan terbukanya mata, maka pola hidup Bartemius berubah total  Bartimeus tidak bisa bermalas-malasan. Cara pandang dan pola pikir Bartemius harus berubah total Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya Bartemius harus bekerja dan berusaha keras, harus membanting tulang, harus memeras keringat dan memeras otak. Inilah resiko Bartimeus ketika dia berani mengambil sikap untuk keluar dari "zona nyaman".
Apa yang dilakukan oleh Bartemius ini hendaknya menjadi pelajaran buat kita semua. Sekali lagi sebenarnya bisa saja Bartemius bukan hanya minta kesembuthan, tetapi juga minta kekayaan. Apalagi dalam pertanyaan itu Yesus katakan "Apa yang harus Aku perbuat bagimu? Ini artinya penawaran Yesus bukan saja kesembuhan, tetapi juga bisa mencakup semuanya termasuk kekayaan. Tuhan Yesus yang maha kuasa tentunya bisa melakukan segalanya.
Jika Bartemius minta kekayaan apa yang terjadi? Mungkin ceritanya tidak sepanjang dan tidak seindah seperti cerita sekarang ini. Ketika Bartemius minta kekayaan kemudian diberi kekayaan tersebut, dapat dipastikan langsung tidak ada cerita lainnya, karena kekayaan yang dimiki Bartemius akan hilang dan lenyap begitu saja, dan Bartimues kembali menjadi seorang pengemis lagi. Mungkin cerita Bartemius tidak akan tertulis dalam ketiga Kitab Injil tersebut, dan mungkin juga tidak akan dibicarakan dan dikotbahkan dalam setitap ibadah di gereja.
Semua orang pasti ingin hidup nyaman, dan tidak seorangpun yang ingin hidupnya tidak nyaman. Namun perlu diketahui bahwa musuh dari kemajuan adalah kenyamanan. Seseorang tidak akan lagi produktif dan responsif terhadap perubahan jika berada dalam zona nyaman. Zona nyaman akan membuat seseorang terjebak dalam kemunduran dan dapat menahan kita untuk mengalami pertumbuhan kemudian pada akhirnya kita akan jatuh dalam keterpurukan. Ingat saudara "Tidak ada kenyamanan di zona pertumbuhan, dan tidak ada pertumbuhan di zona nyaman". SPOUDE Tuhan Yesus memberkati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H