Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bartemius Keluar dari Zona Nyaman

10 Juli 2023   08:54 Diperbarui: 10 Juli 2023   08:56 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Nah yang menjadi pertanyaan mengapa Bartemius tidak minta kesembuhan dan kekayaan, padahal Tuhan sudah menawarkan itu semua? Apa jadinya jika Bartemius minta kesembuhan dan kekayaan? Hal ini yang harus kita pahami. Jika Bartemius minta kesembuhan dan kekayaan maka Bartemius tidak akan menjadi orang yang berguna baik bagi keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Mengapa demikian? perlu diketahui Bartemius selama hidup dia tidak memiliki ketrampilan dan kepintaran apa-apa selain mengemis. Oleh karena itu dapat dipastikan kekayaan yang dimiliki Bartemius tersebut tidak lama akan sirna dan ludes semuanya. Kalau sudah mlarat miskin, apakah akan menjadi pengemis lagi? Tentunya tidak bisa, pasti tidak ada seorangpun  yang sudi memberinya, bisa jadi malah banyak orang yang akan mengolok-oloknya. Bartemius akan menjadi cibiran dan bahan olokan banyak orang

Dalam cerita yang tertulis dalam 3 kitab Injil tersebut Bartemius memilih hanya minta kesembuhan. Karena keputusan Bartemius yang hanya minta kesembuhan ini yang menjadi cerita ini sangat menarik, dan malahan Bartemius menjadi salah satu tokoh Alkitab yang banyak dikotbahkan oleh hamba=hamba Tuhan, mengapa demikian? walau tidak dijelaskan dalam Alkitab, namun dapat dipastikan profesi sebagai pengemis yang disandang oleh Bartemius ini sudah sejak lama,.

Dan walau keadaan Bartemius tidak seenak seperti yang dialami oleh 7 pengemis yang diceritakan diatas, namun setidaknya dengan hasil mengemis tersebut seluruh kebutuhan Bartemius sudah tercukupi. Buktinya Bartemius tidak pernah kekurangan makan, minum dan berpakaian. Jika Bartemius sudah berkeluarga dan punya anak istri mereka juga sudah tercukupi, artinya mereka bisa makan, minum dan berpakaian. Jadi bisa dikatakan Bartemius dalam zona nyaman.

Jika Bartemius hanya minta kesembuhan, berarti jawaban Bartemius tersebut mengandung resiko dan tanggungjawab berat. Mengapa demikian? dengan jawaban itu maka Bartemius harus keluar dari zona nyaman, harus  berani meninggalkan hidup yang nyaman. Jika semula dalam mencukupi kebutuhan hidupnya Bartemius hanya tinggal duduk dan menjulurkan tangan, maka semua kebutuhan sudah tercukupi, namun dengan jawaban Bartemius itu maka Bartemius tidak bisa seperti dulu lagi yang hanya duduk diam.

Dengan terbukanya mata, maka pola hidup Bartemius berubah total  Bartimeus tidak bisa bermalas-malasan. Cara pandang dan pola pikir Bartemius harus berubah total Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya Bartemius harus bekerja dan berusaha keras, harus membanting tulang, harus memeras keringat dan memeras otak. Inilah resiko Bartimeus ketika dia berani mengambil sikap untuk keluar dari "zona nyaman".

Apa yang dilakukan oleh Bartemius ini hendaknya menjadi pelajaran buat kita semua. Sekali lagi sebenarnya bisa saja Bartemius bukan hanya minta kesembuthan, tetapi juga minta kekayaan. Apalagi dalam pertanyaan itu Yesus katakan "Apa yang harus Aku perbuat bagimu? Ini artinya penawaran Yesus bukan saja kesembuhan, tetapi juga bisa mencakup semuanya termasuk kekayaan. Tuhan Yesus yang maha kuasa tentunya bisa melakukan segalanya.

Jika Bartemius minta kekayaan apa yang terjadi? Mungkin ceritanya tidak sepanjang dan tidak seindah seperti cerita sekarang ini. Ketika Bartemius minta kekayaan kemudian diberi kekayaan tersebut, dapat dipastikan langsung tidak ada cerita lainnya, karena kekayaan yang dimiki Bartemius akan hilang dan lenyap begitu saja, dan Bartimues kembali menjadi seorang pengemis lagi. Mungkin cerita Bartemius tidak akan tertulis dalam ketiga Kitab Injil tersebut, dan mungkin juga tidak akan dibicarakan dan dikotbahkan dalam setitap ibadah di gereja.

Semua orang pasti ingin hidup nyaman, dan tidak seorangpun yang ingin hidupnya tidak nyaman. Namun perlu diketahui bahwa musuh dari kemajuan adalah kenyamanan. Seseorang tidak akan lagi produktif dan responsif terhadap perubahan jika berada dalam zona nyaman. Zona nyaman akan membuat seseorang terjebak dalam kemunduran dan dapat menahan kita untuk mengalami pertumbuhan kemudian pada akhirnya kita akan jatuh dalam keterpurukan. Ingat saudara "Tidak ada kenyamanan di zona pertumbuhan, dan tidak ada pertumbuhan di zona nyaman". SPOUDE Tuhan Yesus memberkati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun