Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBI) orang yang disebut bermoral adalah apabila orang tersebut memiliki kesadaran untuk menerima serta melakukan peraturan yang berlaku dan bersikap atau memiliki tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjujung tinggi di lingkungannya. Sementara yang disebut ber Tuhan yang benar adalah orang yang mempercayai adanya Tuhan.
Apakah orang yang bermoral itu pasti ber Tuhan, dan sebaliknya apakah orang yang ber Tuhan itu memiliki moral, saya pastikan itu belum tentu, Hal ini terlihat jelas dimana bangsa-bangsa yang selama ini menjunjung tinggi ajaran agama ternyata justru menjadi pusat pemicu, pusat kekacauan, pusat kegaduhan dan pusat peperangan. Sebaliknya bangsa yang tak beragama, bangsa yang tidak mempercayai adanya Tuhan justru keadaannya tentram minim dari kekacauan.
Menurut survey dewasa ini di 12 negara Eropa ada sekitar 80% tidak lagi beribadah. Misalnya di Ceko masyarakat  yang tidak beribadah lagi proporsinya mencapai 91%, kemudian di Estonia, Swedia dan Belanda mencapai 70% hingga 80%. Sementara masyarakatnya yang masih tetap beribadah diantaranya adalah Polandia, Lithunia dan Austria.
Bagaimana dengan Timur Tengah menurut survey BBC international penduduk yang tidak beragama di Iran pada awal tahun 2013 baru 8 persen dari jumlah penduduk yang ada, pada tahun 2019 naik menjadi 13 persen. Sementara di Turki, dalam laporan lembaga survei Konda pada 2019 , negara yang 99% berpenduduk muslim ini ditemukan bahwa jumlah orang Turki yang mengaku menganut Islam telah turun dari 55% menjadi 51%.
Demikian halnya di Mesir dan Arab Saudi. Berdasarkan survey Deutsche Welle, Universitas Al-Azhar Kairo pada tahun 2014 diketemukan bahwa 10,7 juta dari 87 juta penduduk Mesir mengaku menjadi ateis. Kemudian dari hasil survey International Religious Freedom Report 2021 tercatat ada 224.000 orang Arab Saudi yang memilih tidak beragama, baik ateis atau agnostik.
Keadan seperti ini apakah kemudian kita berpikir lebih baik kita tidak ber Tuhan saja? fenomena seperti ini sudah terjadi dibeberapa Negara maju. Bukan rahasia lagi jika sekarang ini banyak masyarat Eropa mempercayai Tuhan itu ada, tetapi mereka tidak percaya pada Tuhan. Itulah sebabnya tidak heran jika masyarakat Eropa tidak lagi berminat datang kegereja akhirnya gereja kosong tidak ada jemaatnya, bahkan tidak sedikit gereja yang ada di Eropa yang sudah beralih fungsi. Demikian halnya dengan bangsa Timur Tengah dari 21 negara yang selama ini menjunjung tinggi ajaran Islam, ternyata juga sudah banyak tidak melakukan aktifitas kegiatan keagamaannya.
Mari kita coba menelusuri akar permasalahan mengapa semua ini bisa terjadi. Perlu diketahui sebenarnya dalam diri manusia ada satu ruang yang tidak dapat diisi oleh apapun juga. Dunia beserta isinya tidak bisa mengisi dan menempatinya, karena isi dunia ini adalah ciptaan Allah. Yang bisa mengisi ruang tersebut adalah sang pencipta itu sendiri yaitu Allah, Sebanyak apapun harta yang dimiliki oleh manusia tidak dapat memuaskan hatinya, setinggi jabatan apapun manusia tidak dapat memuaskannya, sebesar dan seindah apapun rumah kita tidak dapat memuaskannya, secantik dan seganteng apapun pasangan kita tidak bisa memuaskan hati kita, sebahagia apapun yang diperoleh dan diberikan oleh dunia, tetap tidak dapat mengisi ruang istimewa tersebut.
Berapa banyak kekayaan yang dimiliki mantan presiden Soeharto, tujuh keturunan keluarga Soeharto dapat menikmatinya, tetapi apakah mereka sudah puas? sampai sekarang ternyata mereka masih haus untuk memperoleh kekayaan lebih banyak. Masih banyak pejabat-pejabat yang sekalipun sudah kaya raya namun masih pingin lebih kaya lagi dengan melakukan berbagai cara termasuk cara yang tak bermoral seperti misalnya korupsi, ngemplang, nelep uang Negara, nilep urang rakyat.
Apakah mereka-mereka tersebut ber Tuhan, wooo tentu mereka jelas ber Tuhan, mungkin malahan mereka juga rajin beribadah ke masjid ataupun kegereja. Tetapi mengapa mereka masih suka melakukan kejahatan yang tak bermoral, sekali lagi, karena ada ruang kosong yang ada di dalam hatinya yang belum terisi. Ruang itu yang memang Tuhan ciptakan untuk diriNya. Tidak ada satupun yang bisa mengisi ruang itu selain Sang Pencipta itu sendiri.
Bagi umat Kristen tentu kita masih ingat kisah seorang pemuda kaya yang tertulis dalam Injil Matius 19:16-26. Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus: "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah."
Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?" Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.