Jika kita bertanya kepada Asaf ataupun kepada pemuda kaya apakah ketika mati nanti apa yakin masuk sorga? Pasti Asaf dan pemuda kaya akan menjawab dengan tegas dan dengan nada yang sama ya saya pasti masuk sorga. Apa alasannya tentu alasannya berbeda, tetapi intinya mereka merasa dan menganggap apa yang dilakukan sudah benar.
Asaf akan menjawab ya saya akan masuk sorga karena saya telah melayani Tuhan dengan benar, setiap saat setiap hari saya berada di gereja (pelayanan), karena Asaf memang seorang pelayan music. Asaf merasa dirinya lebih baik dari pada orang lain, menganggap dirinya lebih suci dan lebih layak dari pada orang lain. Hasil pelayanan atau hasil pekerjaan disanjung-sanjung sendiri, yang akhirnya tidak merasa dan tidak menyadari bahwa apa yang telah dan bisa lakukan itu semua karena anugerah Tuhan.
Bagi Asaf pelayanan adalah utama, karena itu Asaf menganggap apa yang dilakukan sudah maksimal, sehingga Asaf berhak untuk menuntut Tuhan. Tuntutannya adalah hidup sehat, tentram, tenang, bahagia dan banyak harta. Itulah tujuan utama hidup Asaf, tujuan hidup utama Asaf bukan Tuhan. Oleh Asaf Tuhan hanya dijadikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup itu.
Tidak salah jika Asaf cemburu kepada orang-orang fasik yang tidak menyembah Tuhan. Perasaan cemburu itu diungkapkan di dalam Kitab Mazmur 73:3 dikatakan "Sebab aku cemburu f kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab, aku iri terhadap orang sombong, ketika aku melihat kemakmuran orang fasik. Karena dengkilah aku akan orang bodoh tatkala kulihat sentosa orang jahat"
Merasa dirinya sudah benar tidak salah, maka dalam diri Asaf timbul rasa iri dan cemburu. Mengapa Asaf cemburu karena Asaf tidak diposisikan tidak ditempatkan pada posisi yang paling tinggi, Asaf merasa tersingkir dan dikalahkan oleh orang-orang kafir yang tidak menyembah Tuhan. Inilah bukti bahwa Asaf narsis dan sekaligus penyembah berhala.
Bagimana dengan pemuda kaya disebut narsis dan penyembah berhala? Jelas sekali pemuda kaya ini memposisikan kekayaannya diatas keberadaan Tuhan  Itu artinya pemuda ini sudah memberhalakan harta bendanya. Atau artinya Asaf telah mempertuhankan harta bendanya. Harta benda telah menggeser kedudukan Allah sebagai sang pencipta yang seharusnya ditempatkan diatas segala-galanya.
Sementara pemuda kaya ini bisa disebut narsis, karena menganggap perilaku dan perbuatannya sudah benar. Tepatlah apabila pemuda ini berkata kepada Yesus katanya "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup  yang kekal? Ini jelas-jelas bukti bahwa pemuda ini narsis, dia merasa perbuatan yang dia lakukan selama ini sudah sempurna dan layak untuk masuk sorga.
Pernyataan narsis yang lebih nyata lagi yaitu ketika Yesus menjawab "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah  Allah. Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah,  jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu i  dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang? Â
Jawaban pemuda kaya ini benar-benar sangat narsis, seolah-olah tidak ada cacat cela di dalam kehidupannya. Dia sudah melakukan perintah Tuhan dengan sempurna sehingga layak untuk masuk sorga. Pemuda kaya ini menganggap dirinya lebih baik dari semua orang. Jika kebanyakan orang melakukan kejahatan dengan membunuh, berzinah, mencuri, mengucapkan saksi dusta, menghormatil ayah dan ibu, tidaklah dengan pemuda kaya ini. Selama hidup pemuda kaya ini tidak pernah melakukan kejahatan-kejahatan tersebut.
Kesimpulannya jika saat ini kita narsis itu artinya kita juga sudah digolongkan sebagai orang penyembah berhala. Penyembah berhala itu adalah musuh Tuhan, yang artinya penyembah berhala tidak akan masuk sorga. Tragis bukan di dunia tidak berkenan apalagi di hadapan Tuhan. SPOUDE Tuhan Yesus memberkati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H