Mohon tunggu...
Harry Wiyono
Harry Wiyono Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hamba Tuhan

Sebagai : 1. Wakil Gembala GGP Betesda Pamulang 2. Sebagai wartawan sejak tahun 1984 3. Researcher di MRI (Market Riset Indonesia) 4. Researcher di Ecbis Rescons 5. Researcher di CDMI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apakah Narsis Termasuk Berhala?

7 Juni 2023   07:35 Diperbarui: 7 Juni 2023   07:55 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pengertian dari Narsisme adalah sifat seseorang yang merasa dirinya jauh lebih penting dan lebih baik dari orang lain. Kemudian pengertian dari berhala adalah memposisikan sesuatu lebih dari Tuhan. Terus apa kesamaan antara narsis dan berhala?

Untuk memperjelas kesamaan antara narsis dengan berhala, sebaiknya kita mempelajari kisah dari nabi Asaf yang tertulis dari Kitab Mazmur 73:1-28. Oleh penul Asaf disebut narsis karena Asaf menganggap dirinya sudah benar, hal ini tertulis di ayat 13 yang mengatakan "sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku tanda tak bersalah". Dari ayat ini jelas sekali menganggap bahwa Asaf sudah berbuat baik, Asaf tidak bersalah dan Asaf sudah melakukan sesuatu untuk Tuhan dengan baik pula.

Sementara untuk melihat dan memperjelas pengertian tentang  berhala bisa kita pelajari dari kisah seorang pemuda kaya yang tertulis dalam Matius 19:16-26.  Bagi orang Kristen tentunya kita tahu tentang kisah cerita ini, pemuda kaya ini lebih mementingkan atau lebih mengutamakn kekayaannya dari pada Tuhan. Hal ini terlihat jelas ketika Tuhan memerintahkan pemuda kaya ini untuk menjual hartanya, dan pada akhirnya pemuda ini meninggalkan Tuhan. Pemuda ini lebih mementingkan pemberiannya dari pada pemberiNya. Lebih mementingkan ciptaannya dari pada Sang Pencipta.

Dari kedua kisah ini maka terdapat kesamaan yaitu saling mementingkan diri sendiri dan mengabaikan Tuhan. Jadi jelas ada kesamaan antara narsis dengan berhala. Tidak kita sadari apa yang kita lakukan selama ini ternyata kita sudah termasuk golongan orang narsis yang memberhalakan diri kita sendiri.

Asaf secara tidak langsung telah memberhalakan dirinya sendiri dengan menganggap dirinya paling baik dan paling sempurna. Dengan kesempurnaannya Asaf berani menuntut kepada Tuhan, agar apa yang Asaf inginkan dipenuhi oleh Tuhan. Asaf memberhalakan agama dan pelayanannya.

Tidak sedikit orang Kristen bahkan hamba-hamba Tuhan serta para tokoh agama telah terjebak oleh perlakukan narsis dengan memberhalakan agama dan pelayanannya.  Masih ingat pembantaian 6 juta orang Yahudi oleh Hitler, itu semua selain karena alasan rasial politik idologi juga dikarenakan agama. Orang-orang Yahudi dipaksakan untuk pindah agama.

Di Indonesia juga demikian banyak tokoh atau pemuka agama, demi membela dan menjunjung tinggi agama mereka bisa menghalalkan berbagai cara, bahkan dengan tameng agama, darah orang lainpun bisa dihalalkan. Agamanya dijunjung setinggi mungkin, sementara Tuhannya diabaikan, disepelekan dan sebaliknya manusia dan keinginannya diletakkan diatas segala-galanya. 

Berapa banyak tokoh agama dan para pejabat terjerat kasus korupsi, itu semua pertanda bahwa mereka telah memberhalakan uang atau harta benda. Mereka memposisikan uang harta benda diatas segala-galanya. Oleh karena itu berbagai cara mereka lakukan, sekalipun mereka sebenarnya sudah kaya raya dan harta berlimpah ruah.

Berapa kekayaan yang dimiliki oleh Jhonny G Plate?. Menurut Laporan Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) jumlah kekayaan  Johnny pada tahun 2021 mencapai Rp. 191.236.409.092.  Angka kekayaan ini dilaporkan pada tanggal 16 Maret 2022. Luar biasa bukan kayanya? Tetapi yang menjadi pertanyaan, walaupun Jhonny  Plate sudah memiliki kekayaan setinggi gunung, mengapa Johnny masih belum puas, sehingga kejahatan keji dengan menilep uang Negara sebesar Rp. 8 trilliun lebih itu masih dilakukan?. Itu disebabkan karena oleh Jhonny G Plate uang diletakkan diatas segala-galanya, uang dijadikan berhala. Oleh Jhonny G Plate uang ditempatkan paling tinggi melebihi keberadaan Tuhan itu sendiri.

Pemberhalaan juga banyak dilakukan oleh hamba Tuhan (pendeta), merasa jam terbang pelayanannya sudah tinggi, maka hamba Tuhan bisa memilih pelayanan (tugas) sesuai dengan yang diinginkannya. Jadi pelayanannya (tugas) bukan lagi didasarkan pada panggilan Tuhan semata, tetapi sudah beralih pada selera dengan keinginan pribadinya. Tentunya keinginan pribadi yang bisa mendatangkan keuntungan, ketentraman dan kebahagian yang dinomor satukan.

Hal ini bukan saja terjadi pada para pengkotbah (pendeta), tetapi juga kepada para pelayan lainnya, sehingga sekarang ini terbentuklah tariff PK. Di gereja A Persembahan Kasih (PK) sekian di gereja B sekian. Dan para pelayan pemain music itu juga tidak terikat pada gereja tertentu, jadi mereka bisa pelayanan dimana-mana. Kondisi seperti ini akhirnya tujuan utama beribadah datang ke gereja bukan menyembah dan memuji Tuhan tetapi fokusnya sudah bergeser kepada pelayanan  Artinya pelayanan posisinya diangkat lebih tinggi dibanding dengan Tuhan yang memberi pelayanan .

Jika kita bertanya kepada Asaf ataupun kepada pemuda kaya apakah ketika mati nanti apa yakin masuk sorga? Pasti Asaf dan pemuda kaya akan menjawab dengan tegas dan dengan nada yang sama ya saya pasti masuk sorga. Apa alasannya tentu alasannya berbeda, tetapi intinya mereka merasa dan menganggap apa yang dilakukan sudah benar.

Asaf akan menjawab ya saya akan masuk sorga karena saya telah melayani Tuhan dengan benar, setiap saat setiap hari saya berada di gereja (pelayanan), karena Asaf memang seorang pelayan music. Asaf merasa dirinya lebih baik dari pada orang lain, menganggap dirinya lebih suci dan lebih layak dari pada orang lain. Hasil pelayanan atau hasil pekerjaan disanjung-sanjung sendiri, yang akhirnya tidak merasa dan tidak menyadari bahwa apa yang telah dan bisa lakukan itu semua karena anugerah Tuhan.

Bagi Asaf pelayanan adalah utama, karena itu Asaf menganggap apa yang dilakukan sudah maksimal, sehingga Asaf berhak untuk menuntut Tuhan. Tuntutannya adalah hidup sehat, tentram, tenang, bahagia dan banyak harta. Itulah tujuan utama hidup Asaf, tujuan hidup utama Asaf bukan Tuhan. Oleh Asaf Tuhan hanya dijadikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup itu.

Tidak salah jika Asaf cemburu kepada orang-orang fasik yang tidak menyembah Tuhan. Perasaan cemburu itu diungkapkan di dalam Kitab Mazmur 73:3 dikatakan "Sebab aku cemburu f kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab, aku iri terhadap orang sombong, ketika aku melihat kemakmuran orang fasik. Karena dengkilah aku akan orang bodoh tatkala kulihat sentosa orang jahat"

Merasa dirinya sudah benar tidak salah, maka dalam diri Asaf timbul rasa iri dan cemburu. Mengapa Asaf cemburu karena Asaf tidak diposisikan tidak ditempatkan pada posisi yang paling tinggi, Asaf merasa tersingkir dan dikalahkan oleh orang-orang kafir yang tidak menyembah Tuhan. Inilah bukti bahwa Asaf narsis dan sekaligus penyembah berhala.

Bagimana dengan pemuda kaya disebut narsis dan penyembah berhala? Jelas sekali pemuda kaya ini memposisikan kekayaannya diatas keberadaan Tuhan  Itu artinya pemuda ini sudah memberhalakan harta bendanya. Atau artinya Asaf telah mempertuhankan harta bendanya. Harta benda telah menggeser kedudukan Allah sebagai sang pencipta yang seharusnya ditempatkan diatas segala-galanya.

Sementara pemuda kaya ini bisa disebut narsis, karena menganggap perilaku dan perbuatannya sudah benar. Tepatlah apabila pemuda ini berkata kepada Yesus katanya "Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup  yang kekal? Ini jelas-jelas bukti bahwa pemuda ini narsis, dia merasa perbuatan yang dia lakukan selama ini sudah sempurna dan layak untuk masuk sorga.

Pernyataan narsis yang lebih nyata lagi yaitu ketika Yesus menjawab "Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah  Allah. Kata orang itu kepada-Nya: "Perintah yang mana?" Kata Yesus: "Jangan membunuh, jangan berzinah,  jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu i  dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Kata orang muda itu kepada-Nya: "Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?  

Jawaban pemuda kaya ini benar-benar sangat narsis, seolah-olah tidak ada cacat cela di dalam kehidupannya. Dia sudah melakukan perintah Tuhan dengan sempurna sehingga layak untuk masuk sorga. Pemuda kaya ini menganggap dirinya lebih baik dari semua orang. Jika kebanyakan orang melakukan kejahatan dengan membunuh, berzinah, mencuri, mengucapkan saksi dusta, menghormatil ayah dan ibu, tidaklah dengan pemuda kaya ini. Selama hidup pemuda kaya ini tidak pernah melakukan kejahatan-kejahatan tersebut.

Kesimpulannya jika saat ini kita narsis itu artinya kita juga sudah digolongkan sebagai orang penyembah berhala. Penyembah berhala itu adalah musuh Tuhan, yang artinya penyembah berhala tidak akan masuk sorga. Tragis bukan di dunia tidak berkenan apalagi di hadapan Tuhan. SPOUDE Tuhan Yesus memberkati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun