Mohon tunggu...
Harry Purnama
Harry Purnama Mohon Tunggu... -

Trainer & coach mature leadership, listening wisdom dan work and life balance [WLB] tinggal di Depok, Jawa Barat, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Revolusi mental 2014: 4 prinsip besar & program aksi

27 November 2014   01:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:45 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

g. penggalakan perlindungan TKI di luar negeri

h. penguatan kurikulum budi pekerti: aspek "kepedulian kepada orang lain sama pentingnya dengan cinta pada diri sendiri." Cinta berlebihan pada diri sendiri menimbulkan egoisme yang tidak produktif.  Perlu keseimbangan antara keduanya.

Prinsip perubahan  2).   Kerja dan hidup lebih keras untuk Indonesia

Hanya melalui pekerja yang bermental kerja keras dan kerja keras, keluarga Indonesia akan makmur & karenanya mental miskin akan pergi menjauh dari tiap rumah tangga Indonesia.   Mental bekerja, berjuang dan menang harus ditanamkan sejak dini sejak di dalam keluarga dan di masyarakat.   Ketika kecil, semua anak/rakyat Indonesia,  harus dilatih berjuang untuk hidup.  Hidup memang tak mudah dan harus diperjuangkan.  Kaya diperjuangkan. Makmur diperjuangkan. Bebas hutang harus diperjuangkan.  Musuh utama rumah tangga Indonesia, nina bobok /mental malas harus dibenamkan sejak dini. Kemalasan harus diperangi/ dibasmi / diusir dari negeri ini. Lilin kerja keras harus dinyalakan oleh pemimpin.  Maka etos kerja tangguh yang pantang menyerah akan merasuki seluruh rumah tangga Indonesia.  Pemimpin akan suka bekerja keras untuk menjadi bangsa yang maju dan kuat.  Akibatnya, tak ada lagi sejengkal tanah untuk pemimpin malas.

Program aksi a.l. :

a.  Keharusan untuk segera swasembada pangan dan energi [terutama listrik] di tiap propinsi oleh tiap Gubernur/walikota/bupati.  Mereka harus jadi  "Jokowi kecil" atau "Dahlan Iskan" di wilayahnya.  KPI [key performance indicator] pertama tiap pemimpin daerah adalah listriknya & pangannya harus beres dulu. Baru perumahannya dan kesehatannya/pendidikannya.  Bagaimana puskesmas dan sekolah bisa baik, jika listrik masih byar-pet.  Maaf, jangan dibolak-balik akal sehatnya.

b. penegakan luar biasa tanpa kompromi terhadap pelanggaran disiplin apartur negara dan pejabat negara mulai dari aparatur kelurahan/desa.  Sangsi tegas harus ditegakkan bukan sekedar diundangkan/ditulis.

c.  peningkatan luar biasa terhadap lapangan kerja sektor riil & ekonomi kreatif di tiap daerah. Kerja keras di bidang swasembada pangan dan listrik akan membuka banyak sekali lapangan pekerjaan riil bagi rakyat/sarjana/orang yang bermental pekerja, setempat.

d. pencabutan total subsidi BBM oleh pemerintah pusat.  Bangsa yang mandiri, bukan bangsa yang extravaganca, berlebihan/foya-foya, tidak mandiri dan disubsidi. Tak ada bangsa maju mandiri di dunia yang disubsidi.  Kita harus malu jika mobil/motor kita masih disubsidi, karena itu bukan sikap mental mandiri.

e. penghematan/efisiensi nasional [air, pangan dan listrik] dimulai dari aparatur negara.  Bangsa maju misalnya Jepang, sangat dikenal sebagai bangsa yang super hemat dan berinovasi untuk melakukan cost-saving baik industri komersial maupun rumah tangga.

f. pembangunan infrastruktur nasional yang terintegrasi untuk 100 tahun ke depan [bendungan/irigasi, jalan tol, kereta api, tol laut, kereta cepat, bandara dan pelabuhan]. Pembebasan lahan harus hari ini, besok berarti mahal.  Investor/pemodal harus masuk dengan mudah.  Infrastruktur hukum harus adil dan mudah.  Menteri-menteri di sektor ini harus bekerja lebih keras lagi [national-based solution].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun