Mohon tunggu...
Harry Purnama
Harry Purnama Mohon Tunggu... -

Trainer & coach mature leadership, listening wisdom dan work and life balance [WLB] tinggal di Depok, Jawa Barat, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Revolusi mental 2014: 4 prinsip besar & program aksi

27 November 2014   01:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:45 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agar revolusi mental 2014 bukan sebagai jargon, retorika, utopia atau sekadar manifesto seseorang atau koalisi politis, maka perlulah diberi jiwa & wajah ke-Indonesia-annya.    Jiwa akan menggerakkan perubahan kolosal sampai akar rumput kepada tujuan bersama.   Revolusi mental Indonesia harus khas Indonesia, tak boleh sama dengan bangsa lain.  Ia jadi milik semua, oleh semua dan untuk semua.  Dan wajah khas Indonesia akan memberi bentuk dan batas program aksi khas Indonesia.   Revolusi mental harus konkrit masuk program kerja para menteri dan masuk anggaran negara.  Ia harus mudah mewujud menjadi kebijakan publik yang bisa dimengerti dan diikuti rakyat untuk dipatuhi.

Prinsipnya [payung besarnya] ada empat [4] jenis  tergantung kebutuhan/konteksnya.  Dan program besarnya [payung kecilnya] juga ada empat.  Ia diharapkan akan menjadi nafas dan platform dasar Kabinet Kerja atau Kabinet apa saja hari ini dan ke depan.

Prinsip perubahan 1)   Kerja & hidup lebih peduli untuk Indonesia

Tak boleh lagi ada aparatur negara yang jauh lebih kaya dari rakyatnya [inequality], kekayaan harus merata, sama-sama makmur dan sama-sama sejahtera.  Jarak/gap/kesenjangan harus dipersempit, jika aparatur negara membangun negaranya, bukan dirinya sendiri.    Tak ada yang lebih besar dari energi cinta. Ia yang menggerakkan pengorbanan & kepedulian semua orang.  Cinta tanah air merah putih akan menggelora sebagai sumber padamu negeri jiwa raga kami & patriotisme kolektif bangsa.   Jika kecintaan akan negeri disemai dan disemangati terus-terusan, lewat program aksi tanpa henti, ia akan menjadi penggerak etos kerja dan karakter bangsa yang tangguh. Ketangguhan itu membakar keberanian pemimpinnya dan rakyatnya untuk bertindak dan mengambil keputusan tegas namun manusiawi. Tegas, peduli dan manusiawi akan jadi trade-mark dan substansi budaya nasional yang kokoh dan kuat.  Tak mudah goyah oleh derasnya intervensi dan budaya asing.  Negara Indonesia akan jadi negara berdaulat penuh, merdeka penuh dan mandiri penuh karena kecintaannya yang maha besar kepada ibu pertiwi tumpah darah Indonesia.   Prinsip ini ingin mengatakan bahwa rakyat & pemimpin harus punya sesuatu untuk dibela & dipertahankan, yaitu: identitas/trade-mark/ harga diri sebagai bangsa.  Sudah saatnya  membangun bagi negeri bukan lagi kata-kata indah.

Program aksi a.l.:

a. penegakan batas negara/wilayah Indonesia yang berdaulat penuh [keberanian pemimpin/aparatur/penegak hukum]

b. kepemilikan budaya nasional/nusantara yang utuh [nation building] dimulai dari keteladahan para pejabat negara, pengusaha dan para tokoh.

c. peningkatan produktifitas nasional, menekan utang luar negeri dan penggunaan produk dalam negeri sendiri yang masif  [mandiri secara ekonomi dan peningkatan income per kapita 5 kali lipat]

d. peningkatan ownership terhadap BUMN vital essential [sangat tidak mudah untuk privatisasi]

e. nasionalisasi perusahaan asing yang merugikan Indonesia [energi & sumber daya alam]

f. melindungi sumber daya alam/konservasi habitat nusantara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun