Dipandang buruk oleh Masyarakat
Kemudian faktor terakhir yaitu dipandang buruknya partai ini oleh masyarakat karena blunder yang dilakukan partai ini seperti yang dijelaskan diatas  yang memperlihatkan ketidakmampuan partai ini dalam merespon sebuah kebijakan dan juga kegiatan partai ini yang kerapkali melakukan aksi demo yang diharapkan dengan aksi demo tersebut dapat mendapat simpati masyarakat, namun dengan terlalu seringnya aksi demo tersebut justru membuat masyarakat gerah dengan partai ini karena sangat menggangu aktivitas masyarakat yang berada ditempat-tempat dilakukannya aksi demo tersebut. Hal ini terlihat di media-media online yang menyindir partai ini yang terlalu sering demo dengan tuntutan yang sama seperti aksi sebelum-sebelumnya.
Hal yang bisa dilakukan
Jika melihat ketiga faktor tersebut tentu partai ini perlu mengubah strategi kampanye dan demo mereka karena jika terus melakukan cara yang sekarang tidak akan membuat partai ini lolos ke Senayan. Perlu pemanfaatan media sosial dan riset ilmiah yang harus digunakan oleh partai ini guna bisa memperluas ide-ide mereka ke khalayak banyak dengan tanpa harus menganggu aktivitas masyarakat lain. Dan dengan adanya riset-riset ilmiah tentu akan memperlihatkan kemampuan partai ini untuk mengkritisi kebijakan secara matang dan bukti yang lebih jelas yang berbeda seperti sekarang hanya banyak berlandaskan argument pribadi Partai Buruh sendiri. Tetapi dengan waktu yang ada peluang partai ini untuk lolos ke parlemen masih terbuka dengan harusnya sering melakukan evaluasi secara berkala terkait upaya kampanye ataupun tuntutan-tuntutan mereka yang terkait dengan kaum buruh yang menjadi fokus utama partai ini.
Sumber:
Dewan Pimpinan SOBSI. (2021). Sejarah Perjuangan Kelas Buruh Indonesia 1905-1955. Red Book.
Rochadi, S. (2020). Gerakan Buruh Indonesia. Bumi Aksara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H