Mohon tunggu...
Harrist Riansyah
Harrist Riansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lulusan Jurusan Ilmu Sejarah yang memiliki minat terhadap isu sosial, ekonomi, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Timnas Israel Dilema untuk PDIP?

27 Maret 2023   16:50 Diperbarui: 28 Maret 2023   11:51 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kurang dua bulan lagi Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia (sepakbola) U-20. Segala persiapan turut dikejar pengerjaannya seiring waktu pelaksanaan yang semakin dekat, dari renovasi stadion, fasilitas penginapan dan tempat latihan hingga persiapan acara Opening Ceremony dan Closing Ceremony. Dan yang terbaru dikeluarkannya soundtrack lagu piala dunia yang dibuat oleh Weird Genius dan dinyanyikan oleh Lyondra, Tiara Andini, dan Ziva Magnolya.

Namun kelancaran acara ini kian terancam sejak Tim Nasional (Timnas) Israel U-20 berhasil memastikan satu tempat di Piala Dunia U-20 mengambil slot Eropa. Hal ini menimbulkan pro-kontra di masyarakat Indonesia mengingat Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, karena konflik Israel dan Palestina yang Indonesia sejak awal kemerdekaannya selalu memperjuangkan kemerdekaan Palestina atas pendudukan masyarakat Yahudi disana.

Datangnya Timnas Israel ke Indonesia pun disambut negatif oleh berbagai pihak dari demo yang baru-baru ini diadakan di Patung Kuda, dan penolakan yang secara terbuka dilakukan oleh fraksi PKS di DPR dan diikuti oleh para pejabat daerah yang daerahnya akan digunakan sebagai venue Piala Dunia dari Gubenur Bali, I Wayan Koster, dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menolak kedatangan Timnas Israel didaerah mereka. 

Hal ini juga sempat menjadi pemberitaan mengingat Provinsi Bali digadang-gadang akan dijadikan tempat bertanding Timnas Israel mengingat Bali dikenal sebagai provinsi yang sangat toleran terhadap warga negara asing dan potensi kerusuhan jika terjadi di venue-venue lain yang akan digunakan nanti.

Gubernur Bali mengatakan alasan ia menolak Timnas Israel ke daerah mereka karena penjajahan Israel atas Palestina sampai sekarang belum tuntas, alasan yang berbeda disampaikan oleh Ganjar Pranowo, menurutnya penolakan mainnya Israel di Indonesia sebagai bagian dari komitmen mendukung kemerdekaan Palestina sesuai amanat dari Presiden Soekarno.

Namun selain pihak yang menolak ada pula pihak yang mendukung atau bisa dibilang memperbolehkan Timnas Israel main di Indonesia yaitu, Ketua PBNU Yahya Choilil Staquf dan Dubes Palestina untuk Indonesai, Zuhair Al-Shun. Ketua PBNU mengatakan pada media dengan datangnya Israel ke Indonesia bukan berarti akan merugikan Palestina. Sedangkan Dubes Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun, tidak mempermasalahkan datang Timnas Israel ke Indonesia dan tidak meragukan komitmen Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina karena datangnya Israel ke Indonesia bukan urusan diplomatik melainkan sesuai peraturan FIFA.

Atas berbagai macam perdebatan inipun membuat pengocokan grup yang semula direncanakan akhir Maret ini akan dilakukan di Bali tertunda hingga seluruh negara peserta bisa mendapat jaminan keamanan untuk bermain di Indonesia.

Dilema PDIP  

Penolakan yang dilakukan oleh kader-kader PDIP di DPR maupun oleh kepala-kepala daerah yang membawa alasan untuk menjaga komitmen yang sudah dilakukan oleh Presiden pertama Indoesia Soekarno, tokoh yang paling identik dengan partai ini mengingat keturunan-keturunan Soekarno  menduduki posisi-posisi penting dalam partai itu.

Apalagi Soekarno dalam sejarahnya memang sangat anti dengan Israel bahkan ketika penyisihan Piala Dunia 1957 saat Indonesia harus melawan Israel justru memutuskan untuk mengundurkan diri setelah tidak ingin Timnas Indonesia untuk bermain di Tel Aviv, Israel. Tidak hanya itu ketika pelaksanaan Asian Games di Jakarta tahun 1962 tidak memberikan visa kepada kontingen Israel supaya tidak datang ke Indonesia.

Namun partai yang disebut-sebut sebagai partai ‘wong cilik’ ini jika melihat kebelakang akhir-akhir ini sering membawa nilai-nilai toleransi dan menolak politik identitas dengan menolak Timnas Israel ini seakan tidak senada dengan nilai-nilai toleransi yang digembor-gemborkan selama ini, apalagi menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 juga merupakan program pemerintah pusat dibawah Presiden Joko Widodo yang merupakan kader dari PDIP juga. 

Melihat menolaknya Israel hanya ada dua kemungkinan yang sedang dilakukan oleh PDIP, pertama, PDIP memang mencoba berkomitmen pada perjuangan Soekarno terdahulu dengan menolak masuknya Timnas Israel. Dan kemungkinan Kedua, ditengah memasukinya musim Pemilu di Indonesia bisa jadi ini merupakan sebagai langkah pragmatis PDIP untuk bisa mendapatkan suara para pemilih di Indonesia yang mayoritas sangat membenci Israel yang jika PDIP mengatakan akan memperbolehkan Israel bermain di Indonesia bisa berpotensi menurunnya pemilih PDIP pada Pileg mendatang.

Ambisi Menggelar Olimpiade

Berhasil atau tidaknya Piala Dunia U-20 nanti akan sangat memengaruhi Indonesia dalam mengajukan diri menjadi tuan rumah event internasional lain seperti halnya Olimpiade. Mengingat Presiden Jokowi memiliki ambisi Ibukota Negara baru (IKN) Nusantara ingin dijadikan tuan rumah Olimpiade 2036.

Namun hal ini mungkin saja tidak akan terwujud bukan karena berhasil atau tidaknya proyek IKN yang sedang digarap melainkan berhasil atau tidaknya ajang Piala Dunia U-20 ini dengan memberikan keamanan Timnas Israel untuk bermain di Indonesia. Apalagi untuk ajang sebesar Olimpiade tentu kontingan Israel yang akan datang jauh lebih banyak dibandingkan Timnas Sepakbolanya ini dan belum pula dihitung dari Tim Official hingga media Israel yang akan meliput ajang empat tahunan tersebut.

Jadi bisa dibilang unsur-unsur politik yang membawa isu datangnya Timnas Israel ini akan mempertaruhkan muka Indonesia sebagai tuan rumah suatu event Internasional. Dan juga jika nantinya Pemerintah Indonesia memutuska menolak kedatangan Timnas Israel bisa menyebabkan Indonesia kembali disanksi FIFA dan dampaknya akan meluas dengan sulitnya Indonesia untuk ikut bidding tuan rumah ajang olahraga lain seperti Olimpiade yang didambakan Presiden Jokowi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun