Mohon tunggu...
Harrist Riansyah
Harrist Riansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lulusan Jurusan Ilmu Sejarah yang memiliki minat terhadap isu sosial, ekonomi, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Upaya PAN agar Tetap di Parlemen

8 Maret 2023   15:00 Diperbarui: 8 Maret 2023   15:05 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketum PAN Zulkifli Hasan dalam berbagai acara PAN. (Sumber: Facebook Partai Amanat Nasional)

Lanjutnya Dimas mengatakan Tsamara sudah enjoy dengan kondisi internal PAN dan Proses masuknya Tsamara dalam partai biarkan terjadi secara natural. Tsamara sendiri sebenarnya sejak mundur dari PSI tidak terlihat keinginan atau kedekatan dengan partai manapun hingga perkataan Jubir Muda PAN ini.

Melihat manuver partai ini dengan menarik banyak tokoh publik dan artis masuk kedalam partai berlogo matahari ini sebagai langkah menarik suara khususnya kepada para penggemar tokoh-tokoh terkenal tersebut. Apalagi sistem pemilihan dengan proposial terbuka yang berlaku di Indonesia mendorong sosok tokoh mampu lebih menonjol dibandingkan oleh partai pengusungnya, hal ini yang dicoba dimanfaatkan PAN untuk menambah basis pemilih mereka.  

Mengusung Sosok terkenal

Ketum Zulhas yang dalam pidatonya dalam Rakornas dan Workshop PAN di Semarang minggu lalu secara terang-terangan menebar kode dukungan kepada sosok Gubernur jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri BUMN sekaligus Ketum PSSI, Erick Thohir sebagai pasangan capres-cawapres yang ingin diusung oleh PAN.

Hal ini banyak direspon banyak pihak terutama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri antara PAN, PPP, dan Partai Golkar (Golongan Karya), meski semula dianggap sebagai sekoci Ganjar, tetapi banyak pengamat yang memprediksi pihak Golkar kurang menyambut baik pernyataan ini karena Golkar sendiri masih teguh mengusung Ketum mereka Airlangga Hartanto.

PAN sendiri imbas pernyataan Zulhas tersebut akan mencoba meminta izin kepada PDIP selaku partai dinaungan Ganjar berada untuk mendukung ide tersebut. PDIP sendiri meski tidak perlu melakukan koalisi karena memenuhi ambang batas pencalonan presiden yaitu 20% kursi DPR RI masih mendukung keputusan dari Ketum Megawati Soekarnoputri sebagai pemilik hak prerogatif dalam menentukan calon yang akan diusung oleh partai banteng tersebut.

Manuver Ketum Zulhas sendiri ditanggapi banyak pihak sebagai upaya mendapatkan efek ekor jas (coattail effect) dengan mengumumkan dukungan mereka kepada sosok capres-cawapres tertentu, terlebih lagi dalam survei elektabilitas sosok Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas yang lebih tinggi dibandingkan oleh partainya. Hal ini wajar mengingat para pemilih di Indonesia masih terpengaruh kepada sosok tokoh dibandingkan hal lain. Lantas PAN sepertinya ingin mengharapkan hal tersebut dengan menjadi partai pertama yang mengumumkan dukungannya terhadap Ganjar-Erick, meski PSI sempat mendeklarasikan pasangan Ganjar-Yenny Wahid yang direspon negatif dari pihak PDIP.

Melihat ketiga upaya PAN ini masih ada kemungkinan PAN membuat upaya baru jika dalam hasil survei selajutnya kesemua upaya tersebut masih belum mampu mendokrak elektabilitas partai tersebut demi mempertahankan eksistensi mereka di Parlemen dan parpolitikan Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun