Memasuki tahun 2023 dunia perpolitikan Indonesia memasuki masa dimana para calon wakil rakyat mulai mempersiapkan segalanya untuk turut serta dalam Pemilihan Umum (Pemilu) serentak pada tahun 2024. Berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya pada tahun depan Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Legislatif (Pileg), dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan diadakan pada tahun yang sama.
Alhasil tidak hanya para calon wakil rakyat saja yang tengah menyiapkan diri, para partai politik di Indonesia juga sedang disibukkan untuk berkoalisi satu sama lain untuk mengusung Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) mengingat adanya ambang batas pencalonan presiden (Presidential Threshold) sebesar 20% yang membuat tidak bisa sembarang orang atau partai politik untuk bisa mencalonkan seseorang menjadi capres dan juga waktu pelaksanaan Pilpres dan Pileg yang dilakukan pada hari yang sama membuat Presidential Threshold yang digunakan berdasarkan hasil Pileg 5 tahun yang lalu sehingga para partai politik bisa membuat koalisi jauh-jauh hari sebelum waktu pendaftaran yang dibuat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Nama-nama Yang Mencuat
Sudah ada beberapa yang mencuat dari berbagai hasil Lembaga survei dan adapula yang sudah mendeklarasikan diri sebagai bakal calon presiden untuk Pilpres mendatang.Â
Sebut saja Anies Baswedan yang merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta yang dicalonkan oleh Partai Nasional Demokrat (NasDem), kemudian ada Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto, yang dicalonkan oleh partai ia sendiri.Â
Lalu ada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo atau biasa dipanggil Ganjar yang dicalonkan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meski Ganjar sendiri tidak serta merta menerima ajakan PSI tersebut mengingat dia masih merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).Â
Dan elit-elit PDIP cenderung ingin mencalonkan Ketua DPR RI sekaligus anak dari Ketua Umum PDIP, Puan Maharani sebagai Capres dari PDIP. Hal tersebut bukanlah hal yang mustahil mengingat PDIP memenuhi ambang batas pencalonan presiden sehingga bisa mencalokan tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.Â
Dugaan ambisi para elit PDIP membuat banyak pertentangan di internal PDIP maupun di organisasi relawan Jokowi dan Ganjar yang membuat kesempatan Ganjar maju menjadi Capres dari PDIP semakin mengecil. Disisi lain Ganjar sendiri terkesan tidak mau bermanuver dengan meninggalkan PDIP yang sudah pernah saya bahas dalam tulisan sebelumnya "Ganjar tidak berani keluar dari PDIP?" Â
Padahal Ganjar sendiri memiliki elektabilitas yang stabil dan kerapkali berada dipuncak hasil survei sehingga jika ia tidak mencalonkan diri akan sangat disayangkan dan bisa menimbulkan konflik yang lebih parah dari sekarang ini. Jika melihat dari pesaing terdekatnya yaitu Anies Baswedan dan Prabowo Subianto kedua memang sudah memiliki partai pengusung namun partai NasDem dan Gerindra belum mampu membuat koalisi yang memenuhi Presidential Threshold.Â
Kondisi Para Pesaing