Mohon tunggu...
Harrist Riansyah
Harrist Riansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lulusan Jurusan Ilmu Sejarah yang memiliki minat terhadap isu sosial, ekonomi, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ganjar Tidak Akan Menjadi Capres Jika Anies Tidak Maju

4 Januari 2023   16:00 Diperbarui: 4 Januari 2023   16:11 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO-GARRY LOTULUNG). 

Memasuki tahun 2023 dunia perpolitikan Indonesia memasuki masa dimana para calon wakil rakyat mulai mempersiapkan segalanya untuk turut serta dalam Pemilihan Umum (Pemilu) serentak pada tahun 2024. Berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya pada tahun depan Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Legislatif (Pileg), dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan diadakan pada tahun yang sama.

Alhasil tidak hanya para calon wakil rakyat saja yang tengah menyiapkan diri, para partai politik di Indonesia juga sedang disibukkan untuk berkoalisi satu sama lain untuk mengusung Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) mengingat adanya ambang batas pencalonan presiden (Presidential Threshold) sebesar 20% yang membuat tidak bisa sembarang orang atau partai politik untuk bisa mencalonkan seseorang menjadi capres dan juga waktu pelaksanaan Pilpres dan Pileg yang dilakukan pada hari yang sama membuat Presidential Threshold yang digunakan berdasarkan hasil Pileg 5 tahun yang lalu sehingga para partai politik bisa membuat koalisi jauh-jauh hari sebelum waktu pendaftaran yang dibuat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Nama-nama Yang Mencuat

Sudah ada beberapa yang mencuat dari berbagai hasil Lembaga survei dan adapula yang sudah mendeklarasikan diri sebagai bakal calon presiden untuk Pilpres mendatang. 

Sebut saja Anies Baswedan yang merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta yang dicalonkan oleh Partai Nasional Demokrat (NasDem), kemudian ada Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Prabowo Subianto, yang dicalonkan oleh partai ia sendiri. 

Lalu ada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo atau biasa dipanggil Ganjar yang dicalonkan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meski Ganjar sendiri tidak serta merta menerima ajakan PSI tersebut mengingat dia masih merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). 

Dan elit-elit PDIP cenderung ingin mencalonkan Ketua DPR RI sekaligus anak dari Ketua Umum PDIP, Puan Maharani sebagai Capres dari PDIP. Hal tersebut bukanlah hal yang mustahil mengingat PDIP memenuhi ambang batas pencalonan presiden sehingga bisa mencalokan tanpa harus berkoalisi dengan partai lain. 

Dugaan ambisi para elit PDIP membuat banyak pertentangan di internal PDIP maupun di organisasi relawan Jokowi dan Ganjar yang membuat kesempatan Ganjar maju menjadi Capres dari PDIP semakin mengecil. Disisi lain Ganjar sendiri terkesan tidak mau bermanuver dengan meninggalkan PDIP yang sudah pernah saya bahas dalam tulisan sebelumnya "Ganjar tidak berani keluar dari PDIP?"  

Padahal Ganjar sendiri memiliki elektabilitas yang stabil dan kerapkali berada dipuncak hasil survei sehingga jika ia tidak mencalonkan diri akan sangat disayangkan dan bisa menimbulkan konflik yang lebih parah dari sekarang ini. Jika melihat dari pesaing terdekatnya yaitu Anies Baswedan dan Prabowo Subianto kedua memang sudah memiliki partai pengusung namun partai NasDem dan Gerindra belum mampu membuat koalisi yang memenuhi Presidential Threshold. 

Kondisi Para Pesaing

Partai NasDem dengan mengusung nama koalisi Perubahan masih melakukan dialog dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejarahtera (PKS) yang tidak menemui titik temu mengenai cawapres yang akan diusung ditambah isu PKS yang bisa mendapatkan kursi Menteri jika tidak ikut dengan Partai NasDem untuk mengusung Anies Baswedan sebagai Capres untuk Pilpres 2024. Sedangkan Gerindra sudah berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), namun dari PKB masih ingin mencalonkan Ketua Umum mereka Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai Capres mereka.

Melihat dinamika yang terjadi pada pencapresan kali ini mungkin saja pencapresan Ganjar dari PDIP hanya bisa terjadi jika para elit PDIP terkhususnya ketua umum Megawati Soekarnoputri untuk mau mengusung Ganjar mempinggirkan Puan untuk Capres dari PDIP. Namun tentu saja hal itu tidak mudah meski masih ada peluang yang memungkinkan untuk hal itu bisa saja terjadi.

Kesempatan Ganjar menjadi Capres

Ganjar masih memiliki kesempatan menjadi Capres dari PDIP jika pencalonan Anies berhasil dilakukan, mungkin terdengar seperti tidak masuk akal ataupun mengada-ngada tetapi pernyataan yang mirip pernah diucapkan oleh salahsatu pendukung setia Presiden Joko Widodo dan juga mendukung Ganjar menjadi Presiden sebelumnya yaitu, Denny Siregar dalam akun twitter pribadinya saat deklarasi pencapresan Anies pada awal Oktober lalu, dalam tweetnya Denny beranggapan bahwa dengan adanya pencapresan Anies bisa membuat PDIP untuk berpikir kembali untuk mengusung Prabowo-Puan dan membuat opsi pencapresan Ganjar menjadi lebih mulus dan Anies akan menjadi "korban".

Mungkin pada awal tweet ini ada masih banyak orang yang kurang percaya pada hal tersebut terlebih lagi PDIP sebagai pemenang Pileg terakhir kesannya sangat tidak mungkin jika partai tersebut hanya berpuas diri dengan hanya menjadikan Puan Maharani sebagai cawapres saja. Namun memasuki Januari 2023 hal mengenai pencapresan Anies menentukan pencapresan Ganjar terlihat lebih masuk akal.

Hal ini mungkin karena jika keduanya (Anies dan Ganjar) tidak menjadi capres dari koalisi yang ada sekarang kemungkinan paling besar kandidat capres hanya akan diisi oleh para Ketum-ketum partai yang memungkinkan untuk Puan berkontestasi dalam Pilpres mendatang. 

Tetapi bila Anies berhasil membuat koalisi partai politik untuk mendukungnya tentu saja hal ini menjadi tantangan yang besar bagi para kubu pro-pemerintah karena Anies Baswedan memiliki elektabilitas yang tinggi dan belakangan banyak kubu pemerintah yang justru mendukung Anies sebagai Presiden berikutnya dibandingkan menunggu keputusan partai-partai pendukung Jokowi pada Pilpres lalu.

Dengan begitu melihat kondisi sekarang ini berhasil atau tidaknya Ganjar Pranowo menjadi Capres dari PDIP harus menunggu kandidat lain atau lebih tepatnya menunggu Anies Baswedan yang berhasil menghimpun dukungan partai-partai politik untuk memenuhi Presidential Threshold 20%. 

Dengan begitu para kubu pro-pemerintah harus berpikir ulang dalam mengusung capres pilihan mereka bukan hanya untuk mempertahankan posisi mereka di Ekskutif namun juga ini bisa memengaruhi hasil Pileg yang menentukan jumlah kursi partai politik di Senayan untuk periode 2024-2029.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun