Mohon tunggu...
Harrist Riansyah
Harrist Riansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lulusan Jurusan Ilmu Sejarah yang memiliki minat terhadap isu sosial, ekonomi, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sejarah Partai Konservatif Inggris

31 Oktober 2022   10:30 Diperbarui: 31 Oktober 2022   10:31 1366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 1922 backbenchers (anggota parlemen yang bukan ketua partai) Konservatif memaksa penarikan partai dari koalisi. Hal ini terjadi karena kebijakan Perdana Menteri David Lloyd George yang berasal dari Partai Liberal yang memperkenalkan beberapa reformasi intervensionis.

Kemudian Pemilihan bulan Desember 1923 yang membuat hasil mengejutkan dimana Partai Buruh berhasil memegang tampuk pemerintahan meskipun jabatan Perdana Menteri masih dipegang oleh Partai Konservatif (Stanley Baldwin) yang berhasil menyatukan kembali Partai Liberal. Partai Buruh berhasil meraih jumlah suara terbanyak dalam pemilu namun  Konservatif tetap menjadi partai tunggal terbesar dan mampu mendapatkan kembali kekuasaan. tahun berikutnya. Terlepas dari kembalinya kekuasaan ke Partai Buruh dalam periode yang singkat lainnya pada tahun 1929--31, Partai Konservatif mendominasi jabatan nasional hingga tahun 1945.

Setelah tahun 1945 meski Churchill memimpin negara itu menuju kemenangan dalam perang, ia gagal memimpin partainya sendiri menuju sukses dalam pemilihan pertama pascaperang pada tahun 1945. Kekalahan partai yang mengejutkan dapat dikaitkan dengan keinginan pemilih untuk reformasi sosial dan keamanan ekonomi, serta kecenderungan untuk menyalahkan Konservatif karena tidak melakukan cukup banyak pada tahun 1930-an untuk mengurangi pengangguran massal atau untuk menggagalkan aspirasi para diktator.

Partai kembali berkuasa pada tahun 1951 dan mempertahankan jabatannya sampai tahun 1964. Namun, pada awal 1960-an, kemerosotan ekonomi dan serangkaian skandal---salah satunya melibatkan perselingkuhan antara menteri perang dan seorang yang diduga mata-mata Soviet---melemahkan dukungan partai.

Dari tahun 1964 hingga 1979 Partai Konservatif memegang kekuasaan secara bergantian dengan Partai Buruh. Di bawah kepemimpinan perdana menteri Edward Heath (1970--74), partai tersebut menerapkan kebijakan yang dirancang untuk menderegulasi keuangan dan industri.

Namun pada pemilihan 1974 partai Konservatif kalah dari Partai Buruh dan Heath digantikan sebagai pemimpin partai oleh Margaret Thatcher, yang selama empat tahun sebagai pemimpin oposisi (1975-1979). Thatcher mampu memimpin partainya menuju kemenangan gemilang dalam pemilihan umum tahun 1983 dan 1987, sebagian karena dia kepemimpinan yang menentukan dalam Perang Kepulauan Falkland (1982) dan perpecahan mendalam di pihak oposisi.

Memasuki tahun 1990an ditengah resesi ekonomi yang berkepanjangan, konflik internal partai mengenai masalah integrasi Eropa, dan peringkat jajak pendapat yang sangat rendah, ditambah dengan Partai Buruh yang padu dibawah Tony Blair membuat konservatif mengalami kekalahan dalam pemilu 1997 dan kehilangan setengah kursi di parlemen.

Diawal abad ke-21, David Cameron memimpin kenaikan bertahap Konservatif selama beberapa tahun kedepan. Pemilihan umum Inggris Mei 2015 Konservatif meraih kemenangan yang gemilang dengan memenangkan 331 kursi, memperoleh 24 kursi dari penampilan mereka dalam pemilihan 2010 yang memungkinkan Cameron membentuk pemerintahan mayoritas.

Faksi dalam Partai

Meski berada dalam satu partai tetapi Partai Konservatif memiliki beberapa kelompok yang memiliki kepentingan atau tujuan utama. Namun kelompok atau faksi di setiap anggota partai ini tidak memiliki posisi yang tetap atau kaku dalam faksi tertentu. berikut beberapa faksi yang pernah atau masih ada hingga saat ini yang memiliki peranan penting dalam kebijakan partai bahkan di pemerintahan.

Konservatif Tradisional (Tradisionalist Conservatives), merupakan kelompok sayap kanan yang berada dalam partai dan didirikan oleh tiga institusi: gereja Inggrisa, negara kesatuan inggris, dan keluarga. Kelompok ini menekankan warisan Anglikan Inggris, menentang pemindahan kekuasaan apa pun dari pemerintah pusat dan lembaga-lembaga Inggris --- baik ke bawah ke negara-negara dan wilayah atau ke atas ke Uni Eropa --- dan berusaha untuk lebih menekankan pada keluarga tradisional. struktur untuk memperbaiki apa yang disebut sebagai masyarakat Inggris yang rusak, serta menyerukan tingkat imigrasi yang lebih rendah ke Inggris

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun