Mohon tunggu...
Harrist Riansyah
Harrist Riansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lulusan Jurusan Ilmu Sejarah yang memiliki minat terhadap isu sosial, ekonomi, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perdagangan di Kesultanan Aceh pada Abad XVI

4 Oktober 2022   16:24 Diperbarui: 4 Oktober 2022   17:22 1713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Shutterstock.com

Ada juga pedagang muslim Gujarat yang setelah Malaka diambil alih Portugis pada 1511 mengalihkan perdagangannya ke Aceh karena mereka bisa mendapatkan komoditas seperti lada, bunga pala, cengkih, timah, emas, dan komoditas lainnya.

Pada akhir abad ke-16 para penguasa dan bangsawan Golkanda turut berinvestasi dalam pelayaran dan perdagangan. Hal ini yang kemudian mendorong para orang muslim khususnya orang Persia dan Golkanda menyediakan sumber daya untuk melakukan pelayaran dan perdagangan yang terbentang dari Koromondel Utara dan berpusat di Masulipatnam di pelabuhan-pelabuhan Asia Tenggara khususnya Aceh. Aceh pun menghargai arus perdagangan dari Golkanda dan mengirimkan agen permanen di Masulipatnam, begitu pula dengan Golkanda yang menempatkan agen di Aceh.

Daftar Pustaka:

Andaya, L. Y. (2019). Selat Malaka, Sejarah Perdagangan dan Etnisitas. Depok: Komunitas Bambu.

Cortesao, A. (2018). Suma Oriental Karya Tome Pires: Perjalanan dari Laut Merah ke Cina & Buku Francisco Rodrigues. (A. Perkasa, & A. Pramesti, Trans.) Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Muhzinat, Z. (2021). Perekonomian Kerajaan Aceh Darussalam Era Sultan Iskandar Muda. Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam, 5(2), 73--82.

Poesponegoro, M. D. (1984). Sejarah Nasional Indonesia Jilid III. Jakarta: Balai Pustaka.

Reid, A. (2011). Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450--1680 Jilid 2: Jaringan Perdagangan Global. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

--- --- --- --- , (2014). Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450--1680 Jilid 1: Tanah di Bawah Angin. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun