Mohon tunggu...
Harrista Psikolog
Harrista Psikolog Mohon Tunggu... Psikolog - psikolog klinis

psikolog klinis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jalan Kaki dan Kesejahteraan Psikologis

27 Agustus 2022   12:09 Diperbarui: 27 Agustus 2022   12:12 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: 

foto @areksan

https://unsplash.com/photos/ljoCgjs63SM

JALAN KAKI DAN KESEJAHTERAAAN PSIKOLOGIS

(Walking And Psychological Well-Being)

Oleh : Harrista Adiati, M.Psi,Psikolog

Ada banyak jenis olah raga, seperti fitness, renang, tenis, badminton, lari, senam aerobic maupun jenis olah raga lainnya, terdapat salah satu jenis olah raga yang sederhana, mudah dan nikmat untuk dilakukan, yaitu jalan kaki. 

Tahukah Anda, bahwa jalan kaki merupakan salah satu jenis olah raga yang nikmat? Tentu saja, Anda perlu mencobanya terlebih dahulu untuk bisa menemukan kenikmatan saat berjalan kaki.

Jalan kaki merupakan salah satu jenis olah raga yang tidak memerlukan biaya, alat maupun tempat khusus. Anda pun bisa melakukannya kapan saja. Menarik, bukan? 

Jalan kaki dapat menjadi alternatif tepat untuk mendapatkan tubuh yang sehat. Selain tubuh yang sehat, Anda pun akan mendapatkan mental yang sehat pula.

Johansson, et al (2011) menjelaskan bahwa berjalan kaki mempunyai manfaat yang baik untuk membangun kondisi psikologis dan fisik yang sehat, terutama jika dilakukan di tempat yang berkaitan dengan alam, taman, dan lingkungan hijau.

Zhu, Et al. (2020) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa berjalan memiliki dampak positif pada kesehatan emosional seseorang, responden yang rutin berjalan kaki memiliki emosional yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak berjalan secara teratur. 

Frekuensi rata-rata berjalan per minggu secara signifikan berkorelasi positif dengan kesehatan emosional mereka; Namun, durasi rata-rata berjalan tidak berdampak signifikan pada mereka kesehatan emosional. 

Selain itu, bagi yang berjalan di lingkungan tercemar, berjalan kaki secara teratur tetap memberikan dampak positif bagi kesehatan emosional. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun pencemaran lingkungan serius, berjalan dengan tenang memainkan peran penting dalam mengatur kesehatan mental individu. 

Penelitian ini sebagai usulan mempromosikan pentingnya menjaga kesehatan emosional, dengan menyediakan lebih banyak ruang publik untuk kegiatan di luar ruangan dan sekaligus meningkatkan upaya pengendalian pencemaran lingkungan.

Dubbert, et al (2015) meyakini bahwa jalan kaki dapat membantu mengobati dan mencegah banyak masalah kesehatan umum, termasuk dalam membangun kondisi mental. Dubbert dan timnya membuat modul Walking to Wellness, yaitu panduan untuk membangun kesehatan mental dengan jalan kaki. 

Dijelaskan pula dalam Dubbert, et al (2015) mengenai kaitan antara praktek Walking to Wellness dan TBP/ Theory of Planned Behavior, yaitu ketika seseorang memiliki pengetahuan yang cukup tentang suatu perilaku, percaya bahwa perilaku tersebut akan didukung oleh lingkungan sosialnya, dan bahwa ia dapat berhasil melakukan perilaku tersebut maka individu tersebut akan membentuk niat untuk melakukan perilaku itu. 

Penerapan TBP dalam Jalan kaki adalah sebagai berikut: ketika seseorang mengetahui tentang manfaat jalan kaki dalam program olah raga untuk kesehatan fisik maupun mental, percaya bahwa aktivitas olahraga jalan kaki ini akan didukung oleh lingkungan sekitarnya, dan bahwa ia yakin dapat melakukannya maka individu tersebut dipastikan akan melakukan jalan kaki sebagai program olah raganya. TBP ini adalah konsep untuk membangun sebuah perilaku.

Menurut Priest (2007), dalam penelitiannya, Priest memberi istilah Healing Balm Efect, yaitu efek penyembuhan yang ditemukan saat melakukan olah raga jalan kaki. Healing Bal effect ini menyatukan tujuh kategori, yang menggambarkan pengalaman penyembuhan, yaitu kategori Lebih Dekat Dengan Alam; Merasa aman; Menjadi Bagian, Berusaha; Menjauh; Menjadi diriku;

Menemukan Makna. Priest (2007), dalam penelitiannya menemukan bahwa manfaat jalan kaki untuk kesejahteraan psikologis yaitu:

Mengurangi rasa sakit emosional

Mengurangi perasaan tidak aman, mengurangi pengalaman isolasi, penolakan

Mengurangi perasaan putus asa, ketidakberdayaan, ketidakberhargaan

Mengurangi penindasan, rasa sakit emosional

Dari penjelasan para ahli di atas, tentu saja semakin menguatkan bahwa manfaat jalan kaki sudah diteliti sedemikian rupa. Tentu saja membutuhkan kemauan dari individu untuk mau melakukannya sebagai salah satu aktivitas dalam menjaga kesehatan fisik dan mental.

Seringkali yang menjadi kendala adalah tidak adanya waktu. Nah, para pembaca bisa meluangkan waktu misalnya 10 menit di pagi hari, atau 10 menit setelah makan siang, cobalah untuk berjalan. Seiring dengan semakin terbiasa maka durasinya dapat ditambah menjadi 15 menit, 20 menit, 30 menit. Dengan berjalan kaki 20-30 menit secara rutin sudah cukup dapat memberi efek positif bagi tubuh dan jiwa. 

Lakukanlah secaa bertahap. Seminggu dapat dilakukan 2-4 kali, bahkan 5 kali disesuaikan dengan kondisi tubuh. Jangan lwatkan ada jeda istirahat. Hal ini seperti yang disampaikan oleh P2PTM Kemenkes RI (2019) yang menyebutkan bahwa berjalan tanpa henti selama 15-30 menit cukup dapat memberi manfaat positif bagi tubuh dan kesehatan mental.

 Carilah, tempat yang dapat membangkitkan suasana hati, misalnya di taman, lingkungan sekitar rumah, atau lingkungan alam yang mudah diakses. Jika perlu, selain berjalan di alam lakukan pula berjalan di area perkotaan, rasakan bedanya. Dengan mengenali perbedaannya maka akan memperkuat motivasi untuk melakukan jalan kaki dengan mencari tempat yang dapat memperkuat motivasi jalan kaki. Lakukanlah sekitar 2-4 minggu rasakan perubahan yang dialami, baik secara fisik maupun mental.

Jadi, sehat itu murah, ya salah satunya dengan jalan kaki. Manfaat jalan kaki untuk kesejahteraan psikologis memang sangat menarik. Jadi, yuuk kita jalan kaki sebagai salah satu alternastif aktivitas olah raga kita.  

DAFTAR PUSTAKA

Johansson, Marcus.Terry Hartig. Henk Staats. 2011. Psychological Benefits of Walking: Moderation by Company and Outdoor Environment. Applied Psychology Health and Well-Being.

Dubbert, Patricia; et al. 2015. Walking to Wellness. Exercise for Physical and Emotional Health Facilitator Manual.

Priest, Penny. 2007. The Healing Balm Effect. Using a Walking Group to Feel Better. Journal of Health Psychology

Zhu, Zhenjun. Et al. 2020. Exploring the Relationship between Walking and Emotional Health in China. International Journal of Environmental Research and Public Health

Oppezzo, Marily. Daniel L. Schwartz. 2014. Give Your Ideas Some Legs: The Positive Effect of Walking on Creative Thinking. Journal of Experimental Psychology: Learning, Memory, and Cognition Vol. 40, No. 4, 1142--1152

P2PTM Kemenkes RI. 02 Mei 2019. Apa Yang Terjadi pada Tubuh Jika Rajin Jalan Kaki Tiap Hari? http://p2ptm.kemkes.go.id/artikel-sehat/apa-yang-terjadi-pada-tubuh-jika-rajin-jalan-kaki-tiap-hari#:~:text=Berjalan%20kaki%20secara%20teratur%20bisa,sendi%2C%20juga%20kaku%20dan%20peradangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun