Lho, bukannya sudah keluar dari beberapa tahun yang lalu? Brexit-brexit itu loohh..
Sebetulnya belum. Brexit ternyata memiliki perjalanan panjang..
7 Mei 2015
Perdana Menteri Inggris saat itu, David Cameron menjanjikan bahwa referendum mengenai keanggotaan Inggris di Uni Eropa akan digelar jika partainya menerima kembali mandat untuk memerintah. Hasilnya, Partai Konservatif pimpinan Cameron memenangkan pemilu 2015 dengan 330 dari 650 kursi (50,8%) House of Commons. Artinya, Cameron kembali menjadi Perdana Menteri untuk periode selanjutnya.
23 Juni 2016
Tak lama kemudian, Cameron pun menunaikan janjinya kepada rakyat Inggris. Referendum digelar dengan hasil 51,9% rakyat Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa. PM Cameron tidak bersedia memimpin Inggris keluar dari Uni Eropa dan memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya atas hasil referendum. Theresa May menggantikan Cameron sebagai Perdana Menteri. Wanita kedua yang menjabat sebagai PM setelah Margareth Thatcher yang terkenal dengan julukan Sang Wanita Besi.
29 Maret 2017
Lantas, karena masyarakat Inggris telah memutuskan keluar, apakah keanggotaan Inggris langsung hangus begitu saja? Tentunya tidak, karena ada banyak hal yang perlu diselesaikan. Misalnya, perdagangan antara kedua wilayah, status kependudukan, juridiksi hukum, dan banyak lainnya. PM May mengaktifkan Artikel 50 dalam Perjanjian Uni Eropa yang mengatur bagaimana satu negara keluar dari Uni Eropa. Dalam Artikel 50 tersebut, disediakan waktu 2 tahun masa perundingan agar keluarnya satu negara dari Uni Eropa dapat berjalan dengan mulus. Dimulailah perundingan antara Uni Eropa dan Inggris.
29 Maret 2019
Seharusnya, pada tanggal ini Inggris sudah keluar dari Uni Eropa. Tetapi, perjanjian yang mengatur keluarnya Inggris belum berhasil disepakati. Salah satunya karena House of Common menolak draft perjanjian yang telah dibuat oleh PM May. Dilakukanlah permohonan untuk memperpanjang deadline. Hal ini bahkan dilakukan 3x karena alasan yang sama. Karena tidak berhasil mendapat persetujuan dari House of Common setelah 3 kali mengupayakan disetujui draft perjanjian, akhirnya PM May mengundurkan diri pada 24 Juli 2019. Ia digantikan oleh mantan Walikota London, Boris Johnson.
20 Desember 2019
Pada akhirnya, House of Common mencapai kata sepakat mengenai perjanjian yang akan menjadi kerangka hubungan antara Inggris dan Uni Eropa selanjutnya.
30 Januari 2020
Sidang terakhir tentang keanggotaan Inggris di Uni Eropa diselenggarakan di Brussel, Belgia. Sidang ini memutuskan untuk menerima keluarnya Inggris dari Uni Eropa dengan 621 menyetujui, 49 menolak, dan 13 abstein. Setelah voting, Anggota Parlemen Eropa menyanyikan lagu Auld Lang Syne bersama-sama dengan suasana yang campur aduk, sebagian haru, sebagian sedih, dan sebagian lagi senang. Â Â
31 Januari 2020
Tepat pada 23:00 waktu Inggris, negara yang dipimpin oleh Ratu Elizabeth II tersebut akhirnya secara resmi keluar dari Uni Eropa. Mengakhiri keanggotaan Inggris di blok perdagangan terbesar di benua biru, setelah menjadi anggota di dalamnya selama 47 tahun. Selanjutnya masih ada waktu 1 tahun transisi untuk mempersiapkan segala sesuatunya tentang perp
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H