Mohon tunggu...
Harris Maulana
Harris Maulana Mohon Tunggu... Insinyur - Social Media Specialist

Seseorang yang suka menulis tentang apa saja, sepanjang untuk menambah ilmu dan wawasan akan dilakoninya. Berbagai jenis pekerjaan sudah pernah dicobanya. Dengan latar belakang sarjana Planologi, memulai karir sebagai konsultan perencanaan wilayah dan kota. Lalu beralih menjadi konsultan Appraisal and Research, konsultan Property, Konsultan Digital hingga konsultan Public Relations. Sangat menikmati peran alternya sebagai blogger yang sudah membawanya ke berbagai tempat, bertemu dengan siapa saja dan satu hal yang sangat dibanggakannya bisa masuk Istana Negara dan bertemu dengan Presiden RI, karena tidak setiap orang bisa ke sana, kecuali kamu seorang teladan, tamu presiden atau tukang potong rumput istana. Pemilik akun twitter @harrismaul dan blog : www.harrismaul.com dan www.travelopedia.id

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Demi "Passion", Henoch Sitompul Belajar Cukur Rambut hingga ke Amerika

30 Maret 2019   11:08 Diperbarui: 8 April 2019   12:21 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu saya bilang saya potong di rumah, potong sendiri. Akhirnya teman saya mau potong rambut sama saya sehingga mulai saat itu dari mulut ke mulut nama saya mulai dikenal banyak orang dan saya menjadikan kegiatan ini sebagai pekerjaan profesional untuk diri saya. 

Saya membuat 'nilai harga' untuk jasa saya supaya orang bisa menghargai apa yang saya buat. Itulah awalnya saya terjun ke dunia barber dan kini sudah berjalan hampir 6 tahun."    

Dulu Bang Henoch bekerja sebagai pekerja tambang di Papua dengan gaji yang lumayan. Namun karena passion yang tinggi terhadap dunia barber karena merasa punya "gift" akhirnya dia memutuskan untuk beralih profesi memperdalam ilmu "sains" dunia cukur mencukur. Tidak main-main, ia langsung terbang ke Amerika dan berguru dengan Vince Garcia, seorang barber ternama di USA yang menjadi langganan artis Hollywood dan pemain NBA, di antaranya Drake, Lebron James, Ludacris, Chris Webber, Tyrese, Miguel, dll.   

Setelah selesai belajar, Henoch kembali ke Indonesia. Padahal kesempatan bekerja di Amerika dengan penghasilan fantastis dapat saja diraihnya. Namun karena ingin mengedukasi para masyarakat dan barber di Indonesia mengenai cara memotong rambut dengan pola yang benar, penggunaan produk perawatan dan juga menjaga kesehatan rambut, ia memutuskan untuk kembali.

Tak hanya itu, Henoch pun ingin agar profesi barber di Indonesia menjadi profesi yang sangat bergengsi, sama seperti para barber yang ada di Amerika dan Eropa.

Dia mendirikan Pancos Barbershop yang didesain secara premium. Gaya Henoch yang melayani para klien dengan banyak mendengar dan memberikan edukasi seputar gaya rambut dan cara memotong rambut dengan benar serta sangat detil, menjadikan Pancos Barbershop semakin  dikenal luas dari kalangan artis hingga para pejabat di Jakarta. 

Henoch juga menyediakan kelas untuk pemula yang ingin belajar cukur rambut yang didapatkannya selama di Amerika. Selama 6 jam workshop langsung selesai dan bisa langsung praktek.

Sebagai seorang master barber, Henoch pernah menjadi salah satu juri di The Cuts Indonesia, sebuah kompetisi pencarian barber yang ditayangkan di Trans7. Tak hanya itu pula, Henoch pernah menjadi pembicara kunci untuk Indo Barber Workshop, sebuah seminar untuk mengedukasi dan meningkatkan kemampuan para barber di Indonesia di dalam industri barber.

"Tidak pernah terbersit di benak saya sekalipun, nah saya menemukan itu." Lanjut Henoch sambil menggunting-guntin secara acara bagian atas kepala saya.

"Dari sekedar hobi bisa jadi mata pencaharian. Kenapa saya memilih profesi ini, for me it's a calling, ada bigger picture dari sekedar memotong rambut, for me bigger picture nya lebih ke relationship dalam artian bahasa saya membangun hubungan dengan semua orang dan bisa memberikan dampak yang positif karena di pekerjaan saya ini saya bertemu dengan segala macam manusia, yang dimana punya kehidupan yang butuh good news. Jadi bigger picture-nya saya lebih ke bagaimana saya bisa memberi tahu ke setiap individu bahwa, "Hey hidup itu selalu punya pengharapan". Saya merasa ini bukan sekedar job saja, but more than a job. Makanya saya memilih jalan ini. Saya memilih karena ini merupakah sebuah panggilan."

"Nah mengenai memotong rambut ini, waktu saya jalankan I'm happy, then I found it, di dunia ini, dunia potong rambut. Ada orang yang terpanggil menjadi dokter, ada yang terpanggil sebagai seorang militer. Contoh, jika orang diminta memilih kerja potong rambut atau kerja di bank pasti akan banyak memilih di bank, buat apa bekerja sebagai seorang pemotong rambut. Harus orang yang merasa bahwa 'this is my calling' saja, dimana kebanyakan orang tidak mengerti menagapa menekuni dunia potong rambut, ada reasonnya pasti, aku lebih memilih profesi barber. Jadi kalo menjawab ini, ya karena it's a calling." Ucapnya sambil menutup perbincangan karena saya sudah selesai dicukurnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun