Kandungan Timbal      : Tidak terdeteksi
Kandungan Sulfur       : 50 (lima puluh) ppm
Gasoil
Nilai Cetane            : 51 (lima puluh satu)
Kandungan Sulfur       : 50 (lima puluh) ppm
Viskositas               : min.2 mm2/s -- maks.4,5 mm2/s
Dengan penerapan Euro 4 ini banyak memberi manfaat baik bagi industri kendaraan bermotor maupun bagi lingkungan dan masyarakat. Bagi industri kendaraan akan menghasilkan efisiensi kapasitas terpasang produksi nasional meningkat dan sebagai pertimbangan principal untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi. Indonesia tidak tertinggal dari negara ASEAN dalam menghadapi ASEAN Mutual Recognition Arrangement (MRA). Potensi untuk membuka pasar ekspor lebih terbuka karena Indonesia memproduksi kendaraan bermotor dengan spek yang sama dengan negara tujuan ekspor
Sedangkan manfaat untuk lingkungan dan masyarakat akan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan kualitas udara perkotaan menjadi lebih baik dan penggunaan bahan bakar lebih efisien.
Sedangkan pertimbangan kesiapan teknis penerapan Euro 4 antara lain : Kendaraan teknologi Euro 4 akan bermasalah apabila tidak menggunakan bahan bakar standar Euro 4 serta baku mutu yang ditetapkan KLHK akan tidak tercapai, Ketersediaan bahan bakar Euro 4 belum merata di Indonesia akan berdampak terganggunya kendaraanitas kendaraan sehingga hak konsumen tidak dapat terpenuhi, Kondisi kilang dalam negeri belum mampu memproduksi BBM standar Euro 4 dan Penyesuaian standar Euro 4 dengan kebijakan pemerintah tentang penggunaan bahan bakar nabati/ biodiesel sampai 30%
Dengan penerapan Euro 4 ini yang sudah ditetapkan Sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) No.20 Tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, Kategori N, Dan Kategori O, maka mulai tahun 2018 Pemerintah Indonesia menetapkan BBM EURO tipe 4 secara bertahap hingga 2021. Untuk memenuhi aturan tersebut, Pertamina harus menghasilkan BBM standar EURO 4 minimal secara bertahap.Â
Saat ini bebrapa kilang Pertamina sudah bisa memproduksi BBM dengan kadar sulfur rendah khususnya Pertamax Turbo. Ini merupakan bagian dari tahapan menuju BBM standar EURO IV. Â Program RDMP Kilang Pertamina Balikpapan, Cilacap dan Balongan salah satunya menjadi jawaban untuk memenuhi aturan tersebut. Bahkan jika program RDMP tuntas, rencana nya Kilang Pertamina akan menghasilkan produk BBM dengan standar EURO 5.