Mohon tunggu...
Harri Fajri
Harri Fajri Mohon Tunggu... -

Graduate student at the department of International Relations UGM. Movie addict.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat Kematian

19 Oktober 2010   06:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:18 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Namun lebih cepat keheranan menyumbat saluran air mata

"Kenapa manusia justru tertawa?"

Mereka masih bertanya-tanya

Sedangkan imam melanjutkan pembacaan surat dengan sebuah pidato singkat

"Tuhan telah mati! Dan kita tidak perlu beribadah lagi."

Umat bergembira

orang-orang tuli tidak mendengarkan apa-apa.

Lalu beranjak dari perayaan

menemukan mereka berada di tempat yang salah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun