B. Hakikat (Tingkat Pemahaman)
Ki Hadjar Dewantara mendorong pendidikan yang berpusat pada anak didik. Anak didik didorong untuk belajar secara mandiri dan bertanggung jawab atas diri mereka sendiri. Hal ini sejalan dengan fokus hakikat pada pemahaman makna dan hakikat di balik amalan-amalan syariat. Anak didik dibantu untuk memahami makna di balik perilaku yang baik dan ibadah yang mereka lakukan.
Usia: Anak usia sekolah dasar (SD)
Fokus: Memahami makna dan nilai-nilai di balik norma dan aturan.
Pendekatan:
- Pembelajaran nilai-nilai moral dan etika: Contohnya, materi tentang kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin.
- Diskusi dan refleksi: Ajak anak untuk mendiskusikan dilema moral dan memikirkan konsekuensi dari tindakan mereka.
- Penanaman rasa cinta tanah air dan budaya: Contohnya, mempelajari sejarah bangsa dan pahlawan nasional, serta mengikuti upacara bendera
Contoh Konkrit:
- Guru SD mengajarkan materi tentang kejujuran melalui cerita dan diskusi kelas. Guru memberikan contoh-contoh konkret tentang perilaku jujur dan tidak jujur, dan mengajak anak-anak untuk mendiskusikan konsekuensinya.
- Siswa SD ditugaskan untuk membuat taman kelas bersama. Guru membagi tugas dan memberikan tanggung jawab kepada setiap siswa.
- Sekolah mengadakan kegiatan bersih-bersih lingkungan sekolah dan menanam pohon bersama. Kegiatan ini menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan dan rasa cinta terhadap alam.
C. Tarikat (Tingkat Pengamalan/Laku/Tirakat)
Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya pembinaan karakter melalui pengalaman langsung. Hal ini sejalan dengan fokus tarikat pada pembinaan jiwa dan penyucian diri melalui metode-metode spiritual. Anak didik didorong untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang dapat membina karakter mereka, seperti berkemah, pramuka, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya.
Usia: Anak usia sekolah menengah pertama (SMP)
Fokus: Menerapkan nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan: