Judul: My Wedding Dress
Genre: WeddingLit
Penulis: Dy Lunaly
Penerbit: Bentang
Bulan, tahun terbit: Oktober, 2015
ISBN: 978-602-291-106-7
My Wedding Dress merupakan karya kelima Dy Lunaly, namun karya pertamanya sekaligus terbitan pertama Bentang yang saya baca. Saat melihat judul dan desain sampulnya, saya berharap akan disuguhkan banyak cerita tentang pernikahan dan gaun pernikahan si tokoh utama. Namun ternyata ceritanya lebih luas dari itu.
Sedikit cerita, My Wedding Dress mengisahkan seorang perempuan yang batal menikah sesaat sebelum pernikahannya diresmikan. Calon mempelai laki-laki tidak datang. Patah hati dengan kejadian ini, perempuan tersebut memilih jalan-jalan ke luar negeri untuk menghilangkan segala kesedihannya. Dalam perjalanan spontannya, satu per satu masalahnya diselesaikan dan terselesaikan. Adegan bahagia menanti pembaca di akhir cerita. Diperankan tiga tokoh utama dan banyak sekali tokoh pendukung, My Wedding Dress berhasil membuat saya betah membaca sehari penuh.
Saya suka My Wedding Dress. Namun di balik itu, tetap ada catatan penting (garis besar) untuk dipelajari bersama, di antaranya:
Sampulnya bagus namun kurang mewakili isi cerita. Mungkin kurang koper dan tas punggung. Walaupun ada passport, tetap kurang mewakili perjalanan panjang berwarna si tokoh utama.
Bukan cerita baru, akhir tertebak. Ada tiga masalah besar di My Wedding Dress, ketiganya pernah saya baca di tiga buku berbeda. Bagusnya, My Wedding Dress menggabungkan ketiganya dalam satu buku.
Salah satu dosen analisis karya saya dulu pernah mengingatkan, prosa yang bagus (film/novel) adalah yang bisa mengisi 5 tahap plot: eksposisi (perkenalan), konflik (masalah utama), komplikasi (masalah lanjutan), klimaks (pemecahan masalah), dan resolusi (akhir cerita/kelanjutan hidup para tokoh). My Wedding Dress hanya mengisi bagian luar tahap-tahap ini, belum secara rinci. Tiga tokoh utama: Abby, Andre, dan Wira kurang sekali porsi konfliknya. Para tokoh pendukung yang diyakini sedikit banyak memengaruhi kehidupan si tokoh utama juga kurang perannya. My Wedding Dress bisa dipangkas di satu sisi dan dipadatkan di sisi lain menurut saya.
Ada typo dan grammar namun bukan level mengganggu.
Berhubung ini karya pertama Dy Lunaly yang saya baca, di balik kurang dan lebihnya, My Wedding Dress tidak membuat saya kapok membaca tulisan-tulisan lain dari penulisnya. Saya siap melahap buku selanjutnya.
Sukses untuk Dy!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI