Salah satu dosen analisis karya saya dulu pernah mengingatkan, prosa yang bagus (film/novel) adalah yang bisa mengisi 5 tahap plot: eksposisi (perkenalan), konflik (masalah utama), komplikasi (masalah lanjutan), klimaks (pemecahan masalah), dan resolusi (akhir cerita/kelanjutan hidup para tokoh). My Wedding Dress hanya mengisi bagian luar tahap-tahap ini, belum secara rinci. Tiga tokoh utama: Abby, Andre, dan Wira kurang sekali porsi konfliknya. Para tokoh pendukung yang diyakini sedikit banyak memengaruhi kehidupan si tokoh utama juga kurang perannya. My Wedding Dress bisa dipangkas di satu sisi dan dipadatkan di sisi lain menurut saya.
Ada typo dan grammar namun bukan level mengganggu.
Berhubung ini karya pertama Dy Lunaly yang saya baca, di balik kurang dan lebihnya, My Wedding Dress tidak membuat saya kapok membaca tulisan-tulisan lain dari penulisnya. Saya siap melahap buku selanjutnya.
Sukses untuk Dy!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI