Mohon tunggu...
Siti Suharni
Siti Suharni Mohon Tunggu... Editor lepas - Suka menulis

ibu rumah tangga yang suka baca dan film India

Selanjutnya

Tutup

Surabaya Pilihan

Saatnya Kopi Nusantara Berjaya di Dunia: Catatan dari Coffee Talk Surabaya

13 Juli 2024   20:44 Diperbarui: 8 Agustus 2024   08:31 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterlibatan komunitas dan UMKM bisa mengangkat pamor kopi Nusantara (Dok. BI Jatim) 

Apalagi ada Peneleh yang merupakan kawasan dengan daya tarik historis yang perlu dikembangkan sebagai kawasan wisata sejarah. Di kawasan ini, misalnya, terdapat rumah HOS Tjokroaminoto yang juga menjadi tempat tinggal Bung Karno semasa remaja.  

Nantinya, baik kopi maupun Peneleh bisa meningkatkan ekonomi kreatif berkelanjutan di Jawa Timur. Lewat Coffee Talk dan showcase UMKM kopi, harapannya diversifikasi produk olahan kopi Jawa kain dikenal luas hingga mancanegara dan mendongkrak ekonomi lokal.

Coffee and Community

Dalam talk show yang dimulai pukul 09.30, Muhammad Aga yang mendapat giliran pertama sebagai narasumber mengatakan bahwa kopi sudah lama dikenal lebih dari sekadar minuman. Kopi punya kekuatan untuk menyatukan banyak orang dengan latar berbeda. Mampu menjalin koneksi dan membangun semangat berkomunitas.

Tak heran jika tema yang diusung dalam JCC tahun ini adalah “Sinergi dalam Secangkir Kopi Pengupas Potensi Ekonomi & Harmoni Bangsa." Kopi bisa menjadi perekat sosial dan pemberdaya secara finansial.

Muhammad Aga dalam Coffee Talk Surabaya (Dok. BI Jatim)
Muhammad Aga dalam Coffee Talk Surabaya (Dok. BI Jatim)

Aga yang merupakan pramukopi atau barista dengan banyak penghargaan ternyata pernah mengalamai kegagalan dalam tes Q-grading. Dan itu biasa, justru dari sana ia belajar mengenal kopi dan industrinya.

Pemilik Kopikalyan Roastery ini mengingatkan bahwa jika ingin serius menggeluti bisnis kopi, hal pertama yang perlu dipahami adalah market atau pasarnya. 

Kalau membidik pasar ceruk, maka specialty grade pilihannya. Yang digarap adalah eksplorasi rasa dan pengalaman menikmati kopi berbagai varian juga proses pengolahan. Tak heran kalau harganya lebih mahal karena stoknya pun tak banyak.

Ini berbeda dengan commercial grade yang pasokannya berlimpah tapi konsisten rasa yang disajikan kepada pasar lebih luas. Fokusnya adalah produksi minuman kopi secara cepat dan dalam jumlah besar. Maka harganya pun lebih terjangkau.

Yang taak kalah penting, masih menurut Aga, pebisnis kopi haruslah mendekati komunitas pencinta kopi. Percuma kualitas bagus tapi pasar lemah. Pasar harus kuat dengan membangun community yang akan menjadi pelanggan loyal. 

Minum kopi adalah pengalaman

Mengamini Aga, ketua Aprindo Roy N. Mandey menyatakan bahwa bisnis kopi bukan sekadar menjual minuman, melainkan menyajikan pengalaman. Jadi, kopi nikmat saja tidak cukup -- harus dikemas dengan pengalaman yang khas atau unik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun