Targetnya, pendatang dari Indonesia sedikitnya memiliki level terendah N2. Hal tersebut bukannya tanpa alasan. Kemampuan berbahasa yang rendah sering kali juga bisa menjadi kendala komunikasi yang tersendat dan pada akhirnya terjadi perlakuan-perlakuan yang tidak diinginkan seperti perundungan (bullying).
Menemukan Wagomu ibarat mendapat permata yang berharga karena belajar bahasa Jepang kini bukan lagi sebuah halangan. Cita-cita untuk menguasai bahasa Jepang dan meniti karier di Negeri Sakura itu pun bukan lagi sekadar mimpi. Anak milenial dan gen Z yang suka hal-hal praktis dan serbainstan tak lagi sulit belajar bahasa Jepang karena Wagomu membuat belajar semakin mudah dan santai, tetapi mendapatkan hasil yang serius. Anda juga pasti menginginkan yang terbaik, bukan?