Mohon tunggu...
Siti Suharni
Siti Suharni Mohon Tunggu... Editor lepas - Suka menulis

ibu rumah tangga yang suka baca dan film India

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Selaksa Asa Heri Chandra Santoso Merawat Sastra di Desa

18 Agustus 2023   11:25 Diperbarui: 18 Agustus 2023   16:42 803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan kelab baca KLM (Foto: litera.co.id)

Adapun cikal bakal pembentukan KLM diawali dengan obrolan tiga orang pemuda, Sigit Susanto, Nurhadi, dan Heri Chandra Santoso di sela-sela hajatan Parade Obrolan Sastra pada tanggal 3-11 Mei 2008 di Pondok Maos Guyub tersebut.

Keseruan Kemah Sastra, belajar sambil lesehan (Foto: mojok.co)
Keseruan Kemah Sastra, belajar sambil lesehan (Foto: mojok.co)

Sambil lesehan mereka membahas tentang perlu adanya ruang bersama sebagai suatu wadah untuk saling berbagi ide antarpengunjung perpustakaan Pondok Maos Guyub dan pencinta sastra di Boja. Setelah konsep itu disepakati, tepatnya tanggal 3 Agustus 2008, mereka membentuk Komunitas Lereng Medini (KLM) yang bisa mewadahi atau memfasilitasi aksi dan kreativitas anggotanya, khususnya dalam proses kreatif kepenulisan, baik sastra maupun nonsastra.

Heri mengungkapkan bahwa nama Lereng Medini disepakati sejak awal karena menjadi ikon lokalitas bagi mereka selama beraktivitas di Pondok Maos Guyub. Medini merupakan nama sebuah perkebunan teh di sebelah barat Gunung Ungaran. Perkebunan teh Medini dianggap menginspirasi mereka, yaitu merujuk pada orang-orang di pojok desa yang memiliki semangat besar dalam bekerja dan antusiasme yang selalu bersemi untuk belajar sastra.

Akan tetapi, kata Heri, “Sebelum belajar sastra, kita perkenalkan mereka dengan bacaan.” Hal ini berarti bahwa Pondok Maos Guyub turut memiliki andil yang besar untuk mempersiapkan anggotanya mengikuti aktivitas di KLM. Tentu saja sistem semacam ini merupakan sebuah terobosan hebat di desa karena peran antarlembaga tersebut saling mendukung satu sama lain.

Perjalanan Komunitas Lereng Medini bersama Harmoni Sastra

Sejak awal, KLM bersifat terbuka bagi siapa pun. Komunitas ini merangkul dan melibatkan para pelajar, guru, dan semua pihak yang ingin belajar sastra, menulis, atau berproses menjadi individu yang kreatif. Masyarakat umum juga tak malu ikut nimbrung di dalamnya karena bagi mereka ilmu, membaca buku, dan sastra adalah hak siapa saja, tidak terkecuali para petani dan peternak.

Jatuh bangunnya komunitas ini menunjukkan bahwa memang tidak mudah mengawal sastra yang sudah kadung dianggap eksklusif. Namun, hal itu bukan berarti tak mungkin mengusahakan agar sastra bisa dicintai dan justru semakin berkembang luas di masyarakat Lereng Medini. 

Kita bisa melihat dinamika tersebut dari beberapa kegiatan yang diadakan oleh Komunitas Lereng Medini terkait dengan belajar dan mengapresiasi sastra bersama masyarakat Desa Boja.

1. Reading Group (Kelab Baca) Novel

Kegiatan kelab baca KLM (Foto: litera.co.id)
Kegiatan kelab baca KLM (Foto: litera.co.id)

Kegiatan ini digelar setiap Sabtu sore yang diikuti para pelajar mulai dari SD, SMP, SMA, mahasiswa hingga masyarakat umum. Peserta bisa melakukan kajian sastra ini secara mandiri atau dengan membuat reading group, yaitu membaca dan mendalami karya sastra secara bersama-sama tanpa terburu-buru untuk selesai.

Pada kajian ini, beberapa novel telah dibaca, baik novel berbahasa Indonesia atau novel berbahasa asing (Inggris). Uniknya, salah satu sastrawan terkenal seperti Ahmad Tohari pernah dihadirkan di hadapan peserta reading group novel di sela hajatan Parade Obrolan Sastra ke-4 pada 22 Mei 2011.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun