Beberapa pekan terakhir, kabar penipuan berseliweran di lini masa, salah satunya di Twitter yang memang sesak oleh status dan berita macam-macam. Orang-orang yang mengeluh karena menjadi korban penipuan termasuk di antaranya.
Modusnya bermacam-macam, tapi muaranya satu yakni merugikan orang. Tanpa seizin mereka, uang pun melayang. Bukan cuma ratusan ribu tapi hingga puluhan juta yang tentu sangat menyedihkan.
1. Modus reward untuk tugas bertingkat
Ini berita paling baru yang dibahas para pencuit di Jagad Burung Biru. Saya bisa ceritakan sebab kasus serupa hampir menimpa suami saya. Menurut tautan di Twitter tersebut, seorang wanita mengaku rugi 21 juta karena tergiur oleh reward yang diberikan. Untunglah sang suami bukan menyalahkan, tapi menenangkannya.
Semua ia dimasukkan ke dalam sebuah grup di Telegram. Di sana admin mengajak member untuk melakukan serangkaian tugas mudah dengan iming-iming reward yang menggiurkan.Â
Tugas pertama berupa memberikan like atau subscribe pada akun medsos dengan tujuan meramaikan atau menambah follower. Untuk tugas ini member yang merampungkan tugas segera mendapat bayaran sekian belas ribu. Pada kasus suami saya, member dijanjikan 18.000 sekian seketika tugas kelar.
Dan benar, member pun langsung menjapri admin dan berebut pamer tangkapan layar berisi transferan masuk. Patut diduga member yang berebutan pamer itu sebenarnya satu komplotan.
Singkat cerita, pada tugas kesekian, Mbak yang curhat d Twitter tempo hari harus menyetorkan dana sekian ratus ribu rupiah dengan iming-iming reward lebih besar. Dia termakan gombalan admin. Reward pun dijanjikan akan naik drastis jika yang disetor juga besar.
Kendati sudah lapor polisi, ia mengaku pasrah. Sebab modus kejahatan seperti ini sulit dilacak, atau kembali utuh uangnya. Apalagi uangnya disetor dalam akun crypto. Kecil harapannya. Â Â
2. Klik file Apk atau gambar tak jelas
Modus kedua penipuan digital adalah penyebaran link yang disembunyikan dalam file Apk di platform WhatsApp. Bisa pula berupa gambar paket yang disamarkan sehingga penerima penasaran untuk mengetahuinya. Pengirim berpura-pura menjadi kurir yang akan mengirim paket.Â
Siapa sih yang tak gembira menenrima paket walaupun sedang tak menanti karena sudah membeli di olshop? Inilah yang dimanfaatkan oleh para penipu atau scammer. Rasa ingin tahu yang tidak dilandasi nalar akan menyesatkan dan berujung pada kerugian akibat penipuan.