Mohon tunggu...
harkaman 123
harkaman 123 Mohon Tunggu... Guru - Lakukanlah apa yang kamu cintai, dan cintailah apa yang kamu lakukan

Belajar itu seperti kasih ibu, ia berlaku sepanjang masa.......

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah dan Konsep Ajaran Agama-agama Samawi Part 1 (Ibrahimi)

22 Januari 2020   06:37 Diperbarui: 22 Januari 2020   07:35 6637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendahuluan

Penulis akan membuka tulisan ini dengan mendefinisikan apa yang dimaksud dengan agama terlebih dahulu. Agama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan,  "Ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya."

Pandangan lain, tertulis dalam Wikipedia Ensiklopedia Bebas, yangdimaksud dengan agama adalah, "Sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan."

Menurut Harun Nasution, agama berasal dari bahasa sangsakerta, yaitu dan gama, yang berartia adalah tidak dan gama adalah pergi. Ini berarti agama berarti tidak pergi dan senantiasa tetap untuk diwarisi secara turun temurun.

 Diriwayatkan seorang lelaki menemui Rasulullahsaw. dan bertanya tentang agama. Ia bertanya dari depan dengan menanyakan, "wahai Rasulullah, apakah agama itu?", lalu Rasulullah menjawabnya, "agama itu adalah akhlak yang baik", Rasulullah ditanya kembali dari samping, Rasululah menjawab dengan jawaban yang sama, selanjutnya dari belakang, Rasulullah juga menjawab dengan jawaban yang sama, hingga Rasululullah mengatakan "agama itu akhlak yang baik, seperti janganlah engkau marah."

Pada dasarnya agama didefinisikan sesuaidengan pengalaman yang pernah dialami oleh seseorang. Seperti seperti Mukti Ali, mantan menteri agama RI mengatakan, "Agama adalah percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan Hukum-hukum yang diwahyukan kepada kepada kepercayaan utusan-utusan-Nya untuk kebahagian manusia di dunia dan di akhirat".

Adapun yang dimaksud dengan agama samwai adalah agama yang turun dari langit. Artinya ia berasal dari pencipta jagat raya ini, pencipta yang tidak terciptakan dan penyebab yang tidak tersebabkan. Agama-agama samawi seperti Ibrahimi, Yahudi, Nasrani dan Islam. Sementara agama lain yang sifatnya thabi'i, seperti Hindu dan Buda.

Apakah agama-agama samawi tersebut di atas memiliki korelasi antara yang satu dengan yang lain. Inilah yang akan penulis tampilkan pada makalah ini dengan mendeskripsikan sejarah dan konsep ajarannya.  

 Agama Ibrahimi

  • Sejarah Agama Ibrahimi

Agama Ibrahimi adalah agama yang muncul dari sebuah kaum di masa lalu, ia adalah kaum semit kuno. Sementara Ibrahimi merupakan penisbatan terhadap leluhur mereka, yaitu Abraham atau Ibrahim. 

Menariknya, ia diceritakan oleh kitab-kitab agama samawi setelahnya, yaitu Yahudi, Nasrani dan juga Islam. Abraham atau lebih dikenal dengan nama nabi Ibrahim--dalam tradisi Islam. 

Di dalam kitab perjanjian disebutkan bahwa nama asli Ibrahim adalah Abraham. Ibrahim dikenal dengan Abraham sampai ia mempunyai anak yang diberi nama Isma'il.  Namun, saat ini di tengah-tengah kita nama Ibrahim lebih populer. 

Abraham atau Ibrahim  diperkirakan lahir sekitar tahun 2166 SM. Secara etimologis, nama tersebut diduga keras berasal dari kata Abi'ram yang berarti "Terpujilah bapak (saya)".

Dia merupakan seorang tokoh sentral dalam sejarah asal tiga agama besar di dunia, yaitu Yahudi, Nasrani (Kristen) dan Islam. Figur nabi Ibrahim memiliki peran yang sangat signifikan, misalnya di dalam tradisi Yahudi, ia diyakini sebagai penerima perjanjian asli antara orang-orang Ibrani dengan Tuhan. 

Begitu juga di dalam tradisi Kristen, Nabi Ibrahim adalah patriak yang paling utama, dimana ia menerima perjanjian formatif dan orisinal dari Tuhan. Kemudian hal itu disarikan dalam bentuk kovenan mosaik, sementara perjanjian yang kedua dianggap bahwa ia dibuat untuk Yesus Kristus. 

Sementara dalam tradisi Islam, ia dikenal sebagai sosok yang memiliki keyakinan yang kuat dan tidak tergoyahkan, dimana dalam ketauhidan, keyakinannya bahwa Tuhan itu Esa dan ia juga diyakini menerima wahyu dari Tuhan. Hal tersebut tidak mengherankan, bila tiga agama besar tersebut digolongkan sebagai agama Ibrahimi. Kendati demikian, perbedaan antara ketiganya juga ada.

Perspektif lain. Nabi Ibrahim adalah ibn tarikh ibn Nahur  ibn Sarukh Ibn Raghu Ibn Faligh Ibn 'Abir Ibn Syalih ibn Arfakhsyadz ibn Sam ibn Nuh as.

  • Pokok Ajaran Agama Ibrahimi

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pokok ajaran dari Nabi Ibrahim tidak berbeda dengan nabi-nabi sebelumnya. yaitu mentauhidkan Allah swt. atau penyerahan diri kepada Yang Maha Kuasa.[10] 

Perbedaan nabi Ibrahim dengan yang lain muncul di beberapa hal, khsususnya tentang syariat atau cara beribadah yang diamalkan oleh nabi-nabi yang lain. Kendati demikian, ada syariat nabi terdahulu yang juga diamalkan oleh nabi setelahnya. Misalnya berhajji ke Baitullah (Makkah) adalah syariat nabi Ibrahim as.

Hal lain, paham keagamaan yang dianut oleh nabi Ibrahim sangat bertentangan dengan apa yang dipahami oleh masyarakat saat itu. Dimana mereka sangat jauh dari ketauhidan. Dalam bahasa yang populernya umat nabi Ibrahim berada pada jalur kemusyrikan.

Kembali menjelajahi sosioal historis masyarakat di masa itu, dimana masyarakat menganut paham politeisme teologis dan sangat kental dengan pemujaan terhadap berhala-berhala,matahari, bulan dan dewa-dewa. 

Selain itu, kondisi sosial masyarakat menganut paham stratifikasi berdasarkan suku, ras, warna kulit, kelas dan jenis kelamin. Pemahaman tersebut sangat bertentangan dengan ajaran yang dibawa oleh nabi Ibrahim yang mengkampanyekan kemerdekaan dan kebebasan masyarakat. 

Perjuangan atas nama Tuhan, sebaik-baikanya adalah memperjuangkan masyakat, agar menjadi masyarakat madani. Demikian inilah cerminan dari ajaran yang dianut oleh nabi Ibrahim.

Selain berkeyakinan bahwa Tuhan itu Esa, dalam teologi Ibrahimi juga diyakini bahwa Tuhan itu Maha Kuasa atas segala suatu. Tidak satupun makhluk yang dapat menandinginya dan mampu melawan kehendaknya. 

Karena Dia adalah pemilik dari semua makhluk dan yang menentukan nasib ciptaan-Nya.[1] Tidak hanya itu, Dia mengetahui segala sesuatu yang ada di jagat raya ini, tidak ada satupun yang lupuk dari pandangannya.[2] Demikian ajaran utama dalam agama Ibrahimi.  

(Yahdui & Nasrani Part 2)

DAFTAR PUSTAKA

"Abrahamik."Diakses pada tanggal 25 Oktober 2017.

"Agama Yahudi."  Diakses pada tanggal 25 Oktober 2017.

"Agama." Diakses pada tanggal 26 Oktober 2017.

Ahmad dan Salahuddin Ahmad Fareed. 5 Tantangan Abadi terhadap Agama dan Jawaban Islam Terhadapnya. Bandung: Mizan, 2008.

"Al-Kitab." Diakses pada tanggal 25 Oktober 2017.

Bakhos, Charos. The Family of Abraham: Jewish, Christian and Muslim Interpretatio. London: Harvad University Press, 2014.

Dirks, Jerald F.  Ibrahim Sang Sahabat Tuhan. Jakarta: Serambi, 2006.

-------. Abrahamic Faiths: Titik Temu dan Titik Seteru  antara Islam, Kristen dan Yahudi. Jakarta: Serambi, 2004.

Dumartheray, Roland. Agama dalam Dialog: Pencerahan, Perdamaian dan Masa Depan. Jakarta: Gunung Mulia, 2003.

Faisal B. Ab. Hamid, Ahmad. "Agama Yahudi." Dalam xa.yimg.com. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2017.

Rauf, Imam Feisal Abdul. Seruan Azan dari Puing WTC: Dakwah Islam di Jantung Amerika Pasca 9/11. Bandung: Mizan, 2007.

Gaarder, Jostein. Dunia Shopie:Sebuah Novel Filsafat. Bandung: Mizan, t.th.

Hamka, Tafsir Al-Azhar. Slangor: Publishing House, 2015.

"Kamus Besar Bahasa Indonesia."Diakses pada tanggal 26 Oktober 2017.

Katsir, Ibnu. Kisah Para Nabi:  Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi sejak Adam as. hingga Nabi Muhammad saw. Jakarat: Qisthi Press, 2015.

Majid, Nurcholis. Islam: Doktrin dan Pradaban. Jakarta: Yayasan Wakaf  Paramadina, 1992.

Nasution, Harun.  "Pengertian Agama."Diakses pada tanggal 26 Oktober 2017.

Rakhmat, Jalaluddin. Madrasah Ruhaniah: Berguru Pada Ilahi di Bulan Suci. Bandung: Mizan, 2007.

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Agama: Sebuah Pengantar. Bandung: Mizan, 2003.

Putuhena, M. Shaleh. Historiografi Haji Indonesia. Yokyakarta: LKIS, 2007.

"Silsilah Nabi Adam sampai Nabi Muhammad." Diakses pada tanggal 26 Oktober 2017. 

Syahrurrohim, Romi. "Teologi Islam, Yahudi dan Keristen." Diakses pada tanggal 26 Oktober 2017.

Leeuwen, Aren Th. Van. Keristen dalam Sejarah Dunia. Jakarta: Gunung Mulia, 2007. 

Makalah ini saya presentasikan pada mata kuliah Sejarah Pemikiran Islam, Pasca Sarjana PTIQ Jakarta Tahun 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun