Mohon tunggu...
harkaman 123
harkaman 123 Mohon Tunggu... Guru - Lakukanlah apa yang kamu cintai, dan cintailah apa yang kamu lakukan

Belajar itu seperti kasih ibu, ia berlaku sepanjang masa.......

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah dan Konsep Ajaran Agama-agama Samawi Part 1 (Ibrahimi)

22 Januari 2020   06:37 Diperbarui: 22 Januari 2020   07:35 6637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di dalam kitab perjanjian disebutkan bahwa nama asli Ibrahim adalah Abraham. Ibrahim dikenal dengan Abraham sampai ia mempunyai anak yang diberi nama Isma'il.  Namun, saat ini di tengah-tengah kita nama Ibrahim lebih populer. 

Abraham atau Ibrahim  diperkirakan lahir sekitar tahun 2166 SM. Secara etimologis, nama tersebut diduga keras berasal dari kata Abi'ram yang berarti "Terpujilah bapak (saya)".

Dia merupakan seorang tokoh sentral dalam sejarah asal tiga agama besar di dunia, yaitu Yahudi, Nasrani (Kristen) dan Islam. Figur nabi Ibrahim memiliki peran yang sangat signifikan, misalnya di dalam tradisi Yahudi, ia diyakini sebagai penerima perjanjian asli antara orang-orang Ibrani dengan Tuhan. 

Begitu juga di dalam tradisi Kristen, Nabi Ibrahim adalah patriak yang paling utama, dimana ia menerima perjanjian formatif dan orisinal dari Tuhan. Kemudian hal itu disarikan dalam bentuk kovenan mosaik, sementara perjanjian yang kedua dianggap bahwa ia dibuat untuk Yesus Kristus. 

Sementara dalam tradisi Islam, ia dikenal sebagai sosok yang memiliki keyakinan yang kuat dan tidak tergoyahkan, dimana dalam ketauhidan, keyakinannya bahwa Tuhan itu Esa dan ia juga diyakini menerima wahyu dari Tuhan. Hal tersebut tidak mengherankan, bila tiga agama besar tersebut digolongkan sebagai agama Ibrahimi. Kendati demikian, perbedaan antara ketiganya juga ada.

Perspektif lain. Nabi Ibrahim adalah ibn tarikh ibn Nahur  ibn Sarukh Ibn Raghu Ibn Faligh Ibn 'Abir Ibn Syalih ibn Arfakhsyadz ibn Sam ibn Nuh as.

  • Pokok Ajaran Agama Ibrahimi

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pokok ajaran dari Nabi Ibrahim tidak berbeda dengan nabi-nabi sebelumnya. yaitu mentauhidkan Allah swt. atau penyerahan diri kepada Yang Maha Kuasa.[10] 

Perbedaan nabi Ibrahim dengan yang lain muncul di beberapa hal, khsususnya tentang syariat atau cara beribadah yang diamalkan oleh nabi-nabi yang lain. Kendati demikian, ada syariat nabi terdahulu yang juga diamalkan oleh nabi setelahnya. Misalnya berhajji ke Baitullah (Makkah) adalah syariat nabi Ibrahim as.

Hal lain, paham keagamaan yang dianut oleh nabi Ibrahim sangat bertentangan dengan apa yang dipahami oleh masyarakat saat itu. Dimana mereka sangat jauh dari ketauhidan. Dalam bahasa yang populernya umat nabi Ibrahim berada pada jalur kemusyrikan.

Kembali menjelajahi sosioal historis masyarakat di masa itu, dimana masyarakat menganut paham politeisme teologis dan sangat kental dengan pemujaan terhadap berhala-berhala,matahari, bulan dan dewa-dewa. 

Selain itu, kondisi sosial masyarakat menganut paham stratifikasi berdasarkan suku, ras, warna kulit, kelas dan jenis kelamin. Pemahaman tersebut sangat bertentangan dengan ajaran yang dibawa oleh nabi Ibrahim yang mengkampanyekan kemerdekaan dan kebebasan masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun