[caption id="attachment_362439" align="aligncenter" width="600" caption="Anggota Panitia Kerja BPIH Komisi VIII DPR, Raden M. Syafii (kanan) pada saat pembahasan BPIH hingga menjelang shubuh, 22/4/2015 (harjasaputra)"][/caption]
Setelah melalui berbagai dinamika hingga puncaknya pada malam tanggal 21 April harus rapat sampai jam 03.30 dini hari, ongkos naik haji atau Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) untuk tahun 1436 H/2015 M akhirnya diputuskan pada rapat kerja antara Komisi VIII DPR RI Â dengan Menteri Agama RI (22/4).
Untuk tahun ini terdapat penurunan biaya signifikan, yaitu sebesar USD 502, dengan total biaya haji sebesar USD 2717 dibandingkan tahun lalu sebesar USD 3219. Memang, jika dikonversi ke rupiah untuk saat ini dengan asumsi nilai tukar sesuai asumsi APBN sebesar 12.500 ada peningkatan sebesar 163.000 rupiah. Hal itu lebih dikarenakan kurs rupiah yang anjlok dibanding tahun lalu (tahun lalu kurs rupiah dipatok 10.500).
Ada banyak cerita di balik upaya untuk menurunkan 502 dollar tersebut. Saya akan buka semuanya di sini informasi-informasi yang mungkin jarang beredar di media.
Banyak hal yang menjadi pemicu upaya DPR melalui Komisi VIII sangat gigih untuk menurunkan biaya haji di tahun ini. Selain karena tim Panja BPIH Komisi VIII sangat solid, tidak ada friksi-friksi KMP atau KIH dalam pembahasan haji, juga terdapat aktor-aktor utama yang menjadi trigger terhadap hal tersebut.
Salah satu aktor utama yang menjadi trigger seriusnya Komisi VIII DPR RI adalah karena adanya doa yang sangat ngeri dari anggota DPR yang satu ini:
[caption id="attachment_362445" align="aligncenter" width="600" caption="Romo M. Syafii (harjasaputra)"]
Namanya M. Syafii, biasa dipanggil Romo Syafii, dari Dapil Sumatera Utara, Fraksi Gerindra. Sosok anggota DPR luar biasa yang saya sendiri sangat hormat padanya. Ada ketulusan, kesederhanaan, kapasitas yang memadai, dan keramahan pada dirinya. Tahu dari mana saya bahwa beliau tulus, sederhana dan kapasitasnya memadai? Saya akan ceritakan semuanya.
Di saat kunjungan anggota Komisi VIII DPR ke Saudi Arabia, 14-21 Maret 2015, Romo Syafii berdoa di Multazam (tempat khusus berdoa yang diyakini oleh umat Islam tempat paling makbul, letaknya di antara Hajar Aswad dan pintu Kabah), "Siapa saja yang bermain dalam Haji saya doakan dia mendapat celaka, jika tidak padanya, maka celaka bagi keluarga dan keturunannya".
Romo Syafei berdoa bukan tanpa alasan. Ia menceritakan bahwa ia pernah berhaji dengan ibunya yang sudah tua. Selama berhari-hari ia harus menggendong ibunya yang sakit turun-naik tangga dari lantai 19 karena lift rusak. Nah, setelah menjadi anggota dewan ia lantas tahu banyak permainan dalam haji. Marah besar dia. Lalu keluarlah doa itu.
Doa ini kemudian ia sampaikan di hadapan para kementerian agama dan anggota Komisi VIII pada saat rapat di Saudi. Semua yang hadir diam. Suasana menjadi hening. Ngeri-ngeri dahsyat doanya soalnya. Ia bahkan menuturkan bahwa doa itu ia terus lakukan berulang-ulang bukan hanya di multazam, tetapi juga pada setiap shalat.
Setelah rapat itu, lewat tengah malam waktu Saudi, tepatnya jam 01 malam, pintu kamarnya ada yang mengetuk. Ia diminta diam dan dijanjikan dengan imbalan uang yang sangat fantastis. Kalau untuk beli mobil mewah sekelas Alphard mungkin bisa dapat lebih dari 4 deh. Tidak elok kalau saya ceritakan di sini. Padahal, perlu saya ceritakan juga di sini, menurut pengakuan Romo Syafii sejak dilantik hingga enam bulan ia ngantor ke DPR setiap hari dengan naik taksi. Belum mampu beli mobil. Sekarang saya lihat kemarin pada saat rapat di Hotel Sultan beliau sudah punya mobil Innova, tapi dengan menyetir sendiri. Sekelas anggota dewan RI lho broo..menyetir sendiri gitu lho, sangat langka ditemukan yang seperti itu.
Jika saja ia tidak tulus dan gelap mata, tentu mungkin akan diterimanya tawaran itu. Kan lumayan bisa beli mobil mewah dan banyak uang. Tapi tidak demikian adanya. Kalau teman saya bilang: "Gile luu ndroooo...gak punya mobil tapi ditawari uang segitu ditolak. Luar biasa".
Entah dari pihak mana yang datang dengan iming-iming imbalan uang itu. Karena itu tadi, ditengarai banyak pihak yang ingin mengambil kepentingan dari masalah haji ini. Wajar saja, karena setiap tahunnya jemaah Indonesia adalah jemaah terbanyak sedunia yang datang ke Arab untuk menunaikan ibadah haji. Perputaran uang setiap tahun untuk ibadah haji Indonesia adalah sekitar 8 hingga 9 triliun lebih.
Ditambah lagi, ada insiden Romo Syafii gebrak-gebrak meja dan banting tumpukan bahan rapat yang begitu banyak dan tebal-tebal dengan muka merah dan nada marah, ketika rapat konsinyering di Kopo. Itu menjadi satu momen juga. Karena, setelah ia marah-marah, rapat lantas diskors dan dipersilahkan ke Kementerian Agama untuk melakukan rasionalisasi pada komponen biaya haji. Akhirnya keesokan harinya biaya haji turun puluhan miliar.
[caption id="attachment_362452" align="aligncenter" width="560" caption="Foto setelah insiden banting bahan rapat (harjasaputra)"]
Foto di atas di ambil sesaat setelah insiden Romo Syafii banting bahan rapat. Setelah rapat saya bilang pada Romo, "Waduh, Romo gak bilang-bilang kalau mau banting-banting buku, kalau bilang kan saya foto Mo..hahhaa". Disambut dengan tawa dari Romo.
Itu masih belum cukup. Anggota Komisi VIII DPR RI dengan sangat gigih, bukan saja Romo Syafii, tetapi semua anggota Panja BPIH Komisi VIII, bersatu dan solid dengan tujuan yang sama, yaitu bagaimana caranya menurunkan biaya haji dan upaya untuk meningkatkan pelayanan pada jemaah haji. Beberapa komponen haji kena pangkas karena tidak rasional.
Pengaruh dari doa dan aksi Romo tersebut, harus diakui sebagai salah satu pemicu bagi kinerja Komisi VIII DPR. Dan, disampaikan juga oleh Ketua Komisi VIII, Saleh Partaonan Daulay, ia berani menjamin kalau dulu banyak anggota komisi VIII yang dipanggil KPK karena masalah haji, untuk tahun ini anggota komisi VIII bersih. Ngeriii booos...siapa yang mau celaka tujuh turunan?? Gak ada.
Bukan itu saja. Komitmen untuk bersih dalam penyelenggaraan haji dari Komisi VIII DPR ini juga agar menginspirasi komisi-komisi lain dan juga dari pihak kementerian agama dan semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan haji. Orang mau ibadah kok, masa iya harus bermain demi kepentingan pribadi.
Ada yang paling berkesan bagi saya dari Romo Syafii ini. Pada saat rapat kerja dengan Menteri Agama kemarin, yang lain berebut untuk berfoto dengan menteri agama, nah Romo Syafii beda. Ia memanggil semua Tenaga Ahli Komisi VIII, termasuk saya salah satunya.
"Mana para tenaga ahli Komisi VIII. Orang lain sama menteri, kita foto sama para tenaga ahli, yang kemarin paling capek dan sudah keluar banyak keringat untuk pembahasan BPIH ini. Ayoo..!", panggil Romo Syafii.
[caption id="attachment_362457" align="aligncenter" width="560" caption="Berfoto dengan Romo Syafii dan Ketua Panja BPIH (ki-ka: Ketua Panja BPIH, Sodiq Mudjahid, Edy (TA), Maman Imanul Haq (fraksi PKB), Romo Syafii, Adi (TA), saya, dan Suratman (TA) (harjasaputra)"]
Jepreeet..nah jadi deh tuh fotonya". Itulah penghargaan dan salah satu keramahan Romo Syafii yang selalu ia tunjukkan.
Akhir kata, itulah salah satu cerita di balik layar mengenai pembahasan biaya haji yang sekarang menjadi perbincangan di DPR dan di media. Klaim-klaiman siapa yang berjasa pasti ada. Ini adalah sebuah cerita nyata tanpa rekayasa. Siapa saja berhak untuk menilai.**[harjasaputra]
---------
**Di bagian tulisan kedua akan saya ceritakan sosok lain yang sangat inspiratif dan gigih dalam pembahasan biaya haji. Siapa dia? Just wait..!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H