Mohon tunggu...
Harja Saputra
Harja Saputra Mohon Tunggu... profesional -

http://www.harjasaputra.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tahun Baru dan Pak Tua Penjaja Lemari

1 Januari 2015   17:14 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:02 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14200807291717805839

Suara terompet bersahutan di sepanjang jalan diiringi rintikan gerimis. Pemuda-pemudi lalu lalang dengan kendaraannya masing-masing disertai tawa dan canda meramaikan meriahnya malah tahun baru tadi malam. Mereka menuju lokasi-lokasi tempat berkumpul untuk mengikuti seremonial tahunan: bersuka cita menyambut pergantian tahun.

Kota Depok sebagai kota satelit ibu kota di malam tahun baru sangat ramai. Di sepanjang jalan Cinere dan Limo, meskipun agak jauh dari pusat kota Depok, jalanan macet total. Banyaknya masyarakat yang keluar rumah untuk merayakan tahun baru sebagai penyebabnya.

Di sela-sela keceriaan itu terselip satu pemandangan yang menarik perhatian saya. Di saat mengarahkan kendaraan ke pom bensin antrian sepeda motor panjang luar biasa. Ada mungkin 10 meter lebih. Niat mau mengisi bahan bakar saya urungkan. Hanya mampir ke ATM yang kebetulan ada di situ untuk sekadar mengisi dompet.

Bukan antrian kendaraan itu yang menarik perhatian saya, itu sih biasa. Tahun baru ditambah akan ada perubahan harga BBM, di SPBU selalu antri. Di samping SPBU ada jalan yang mengarah ke pemukiman warga. Di situlah yang menarik perhatian saya. Apa itu?

Seorang bapak tua usia 50 tahunan duduk di pojok jalan itu dengan baju basah dan raut muka yang terlihat capek. Di sampingnya terlihat satu lemari televisi yang terbuat dari kayu. Meskipun hujan gerimis tetapi ia tetap diam di situ. Saya perhatikan terus. Kasihan sekali gumam saya dalam hati. Merasa tertarik saya hampiri pak tua itu.

"Lemari TV ini untuk dijual pak?"

"Iya"

"Berapa?"

"Dua ratus lima puluh ribu"

Saya diam dulu sebentar. Sambil meraba-raba lemari yang terlihat sudah basah disiram gerimis terpikir dalam benak saya: kasihan sekali pak tua ini. Orang lain hura-hura tahun baruan ini masih saja berkeliaran menjajakan lemari malam-malam.

"Ayo angkut ke rumah saya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun