Mohon tunggu...
Hariyawan Esthu
Hariyawan Esthu Mohon Tunggu... Ghostwriter -

Ghostwriter, peminat masalah sosial-budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Jadilah Sandaran Keluarga, Pun Ketika Kita Telah Tiada

16 Mei 2016   20:06 Diperbarui: 16 Mei 2016   20:15 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa depan tercermin dari hari ini. Seseorang bisa ditebak dari cara hidupnya saat ini. Pemalas, pasti melarat. Penipu, pasti menderita. Pesimis, pengomel, suka nyinyir, pengiri hati, pasti tidak kaya. Namun tidak berarti seorang optimis, pekerja keras, pemberani, orang pintar atau orang baik akan kaya raya, sukses, dan bahagia. Tidak ada jaminan orang baik akan lancar hidupnya. Hal pasti, orang jahat tersiksa hati nuraninya. Tidak ada yang bisa meramalkan masa depan manusia, namun menurut para ahli perencana keuangan, cara kita merencanakan keuangan pribadilah yang akan mempengaruhi hidup kita di kemudian hari.

Prinsip perencanaan keuangan sebenarnya sangat sederhana. Pendapatan dikurangi dengan pengeluaran kita. Jika lebih, maka disebut tabungan. Sebaliknya kalau kurang, disebut dengan hutang.

Setidaknya ada dua tipe orang berdasarkan cara mereka melakukan perencanaan keuangan pribadinya.

Pertama, orang yang pintar mengatur pengeluaran.

Inti perencanaan keuangan adalah mengatur pendapatan dan pengeluaran sedemikian rupa, sehingga akhirnya menghasilkan tabungan. Orang yang pintar mengatur pengeluaran biasanya kurang pandai mencari uang. Kelebihannya adalah menekan pengeluaran, sehingga terjadi selisih antara pendapatan dengan pengeluaran. Tipe orang seperti ini harus belajar mendisiplinkan diri.

Ke dua, orang yang pintar memperbesar pendapatannya.

Tidak ada manusia yang benar-benar sempurna. Ada tipe orang yang memang pintar menghasilkan uang, namun juga pintar menghabiskannya. Seharusnya pengeluarannya tetap, sementara pendapatannya meningkat. Namun kenyatannya tidak demikian. Pengeluarannya mengikuti pendapatannya. Semakin banyak uang yang dihasilkan, semakin besar pula uang yang dihabiskan.

Alhasil, perencanaan keuangan pribadi bukan sekadar pilihan, tetapi keharusan. Pada tipe mana Anda termasuk dalam melakukan perencanaan keuangan pribadi, hal jelas tipe keduanya mendasarkan pada prinsip perencanaan keuangan yang sederhana; pendapatan dikurangi dengan pengeluaran kita, sehingga mewujud dalam bentuk apa yang disebut tabungan.

Menabung dan Menabung

Sejak zaman dahulu, orangtua-orangtua kita menyadari arti pentingnya menabung. Tidak segampang seperti sekarang, uang tinggal disimpan di dompet. Kalau pun uang dalam jumlah banyak, tinggal pergi ke bank; isi form, ditabung ke kasir, beres. Bisa juga pergi ke ATM dengan setoran tunai. Tidak seperti orang dulu, karena kebiasaan berkopiah setiap hari, uang pun diselipin di kopiah, songkok, atau peci. Ada yang setiap hari mengenakan sarung, maka menyimpan uangnya dengan diselipin di gulungan sarung. Bagi perempuan, uang tersebut diselipin di balik BH. Ada yang menyimpan uang di balik bantal; saat mau tidur, bila di bantal terasa grenjel-grenjel, maka uangnya masih ada. Ada juga yang dimasukin di tiang bambu; bambu dilubangi dan setiap hari uang dimasukkan ke lubang itu, kalau sudah penuh bambu dibongkar, tiang pun diganti.

Tentu, dengan cara berbeda, kita sewajarnya menuruti jejak kebiasaan merancang masa depan dengan menabung. Tidak dimungkiri, tingkat kepercayaan masyarakat pada sistem perbankan sempat menurun ketika pada tahun 1998 krisis moneter dan perbankan menghantam Indonesia, yang ditandai dengan dilikuidasinya 16 bank.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun