Mohon tunggu...
Hari Wiryawan
Hari Wiryawan Mohon Tunggu... Dosen - Peminat masalah politik, sejarah, hukum, dan media, dosen Usahid Solo.

Penulis lepas masalah politik, sejarah, hukum, dan media, dosen Usahid Solo

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Surya Paloh "The King Maker" Anies - Cak Imin

4 September 2023   20:57 Diperbarui: 4 September 2023   21:15 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Masalah lain dari Cak Imin adalah bahwa mantan Menteri Tenaga Kerja itu ternyata masih punya PR masalah hukum. KPK telah lama membidik Cak Imin. Apakah Cak Imin sebagai tersangka atau tidak, akan masuk penjara atau tidak, citra cawapres itu akan menjadi buruk. Kondisi ini tentu tidak menguntungkan bagi pasangan Anies-cak Imin.

Lalu mengapa Surya Paloh memilih Cak Imin? Ada beberapa kemungkinan. Pertama, dalam jangka pendek Surya Paloh atau setidaknya kubu Anies memang tidak menghendaki AHY dan Demokrat bersama-sama dengan gerbong Anies. Hal ini terlihat dari proses rekrutmen Cak Imin untuk menjadi cawapres Anies dimana Demokrat tidak dilibatkan dalam pendekatan Cak Imin, juga hasilnya tidak segera disampaikan sehingga Demokrat yang harus mencari tahu sendiri ke kubu Anies/ Nasdem.

Jika Anies memang tidak ingin AHY menjadi Cawapres, namun menghendaki Partai Demokrat semestinya ada komunikasi yang lebih baik. Penjelasan Partai Demokrat mengenai proses masuknya Cak Imin mengindikasikan bahwa Anies memang tidak menghendaki AHY sebagai cawapres.

Sebagai seorang intelektual, tentu Anies bisa menghitung dampak sikapnya yang meninggalkan begitu saja AHY sehingga digambarkan oleh Demokrat sebagai "penghianatan", "tidak bermoral", "musang berbulu domba". Mengapa Anies memperlakukan AHY seperti itu? Hal itu mengindikasikan Surya Paloh dan Anies memang tidak menghendaki AHY dan Demokrat masuk dalam kubunya.

Bukan Kemenangan

Situasi ini akan bertambah rumit bagi Anies karena, dampak elektoral yang diharapkan dari Cak Imin akan sangat minim sebagaimana diuraikan di atas, di lain pihak nama Anies telah hancur di mata pendukung Demokrat. Para pendukung Demokrat di seluruh Indonesia beramai-ramai merobek dan mencopot gambar Anies dengan amarah. Ini tentu merugikan elektoral Anies.

Kita tahu SBY adalah ahli memainkan diri sebagai korban (playing victim). Ketika berkompetisi dengan Megawati, tahun 2004 cara yang dipakai SBY dengan menempatkan diri sebagai pihak yang dizalimi, sangat mujarab mengalahkan Megawati. Besar kemungkinan SBY akan menggunakan materi/ bahan "dikhianati" untuk menyerang Anies. Ungkapan "musang berbulu domba" akan terus dimainkan di kubu SBY/AHY.

Meskipun AHY telah memaafkan Anies dan memberi ucapan "Selamat" kepada pasangan Anies-Cak Imin, namun arus bawah Demokrat akan tetap bersikap antipati kepada Anies. Ucapan Selamat AHY telah menyelamatkan AHY dari tuduhan bahwa AHY sakit hati lantaran tidak dijadikan Cawapres. Namun, sikap AHY itu tidak akan mengubah cap bahwa Anies sebagai "pengkhianat". Jika serangan itu dilakukan oleh lawan politik Anies, maka hal itu wajar. Namun serangan itu kini dilakukan oleh pendukung Anies sendiri dari pihak Demokrat. Apakah Anies tidak menghitung hal-hal seperti ini?

Kembali pertanyaannya adalah: mengapa Surya Paloh tetap memajukan Anies dan Cak Imin dan mendepak AHY/ Demokrat? padahal prospek kemenangan lemah?

The King Maker

Sebagai seorang pebisnis dan politisi kawakan, Surya Paloh tentu memahami berbagai kelebihan dan kelemahan duet Anies-Cak Imin. Dengan rendahnya prospek keduanya, jika dilihat Anies selalu rendah elektabilitasnya di banding Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dan rendahnya Cak Imin dibanding Erick Thohir, Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil, lalu apa yang ingin diraih oleh Surya Paloh?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun